Bocah SMP Bacok Anak SMA di Yogya Demi Eksistensi Geng
Bocah SMP Bacok Anak SMA di Yogya Demi Eksistensi Geng. Sutikno mengungkapkan selain menetapkan dua pelajar SMP sebagai ABH, ada 10 pelajar lainnya yang juga diamankan oleh Polresta Yogyakarta. Saat ini 10 pelajar itu masih ditetapkan sebagai saksi.
Dua orang pelajar SMP berinisial RK (15) dan RD (15) diduga terlibat dalam aksi kekerasan jalanan dengan korban bernama M Angga (18) seorang pelajar SMA di Yogyakarta pada Minggu (1/12) dinihari di Jalan Ireda, Kota Yogyakarta.
Kedua bocah berusia di bawah umur ini berboncengan sepeda motor dan menyabet pergelangan kiri Angga dengan senjata tajam. Akibatnya pergelangan kiri Angga mengalami luka serius dan harus dilarikan ke RSUP Dr. Sardjito.
-
Kenapa detailing motor penting? Detailing motor berfungsi untuk membersihkan kotoran dan kerak yang sulit dibersihkan pada motor. Hal ini dilakukan agar motor lebih awet dan meminimalisir terjadinya karat maupun korosi.
-
Kapan Pegi Setiawan menerima hadiah sepeda motor? Pegi menerima langsung sepeda motor yang diberikan pada Minggu (14/7).
-
Bagaimana awal mula terbentuknya geng motor di Indonesia? Awalnya, geng motor terbentuk karena beberapa orang atau kelompok memiliki minat hobi yang sama.
-
Apa yang dijual di Showroom Kerajaan Mobil Prabu Motor Ponorogo? Showroom jual beli mobil itu diyakini merupakan yang terbesar se-Pulau Jawa. Tak heran pengunjung showroom datang dari berbagai kota di Pulau Jawa, bahkan ada juga yang datang jauh-jauh dari luar pulau.
-
Kapan pencurian motor itu terjadi? Peristiwa itu sebenarnya telah terjadi pada 16 Oktober 2020.Namun pelaku JM baru tertangkap di rumahnya setelah tiga tahun hidup di kebun untuk menghindari polisi.
-
Di mana sekte pemuja sepeda motor berada? Gerakan spiritual ini bermula di Desa Chotila, Rajasthan, India, di mana para penduduk bikin kuil untuk sepeda motor dan pemiliknya yang tewas bernama Om Banna.
Kasat Reskrim Polresta Yogyakarta, Kompol Sutikno mengatakan kedua pelajar SMP tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka. Hanya saja karena masih di bawah umur tidak digunakan istilah tersangka namun anak berhadapan dengan hukum (ABH).
Sutikno mengungkapkan selain menetapkan dua pelajar SMP sebagai ABH, ada 10 pelajar lainnya yang juga diamankan oleh Polresta Yogyakarta. Saat ini 10 pelajar itu masih ditetapkan sebagai saksi.
"Yang 10 akan dilakukan pendalaman, pembinaan, dan profiling oleh Sat Binmas Polresta. Pembinaan diberikan selama dua minggu lewat pembinaan agama dan mental agar anak-anak ini tak lagi kembali ke jalanan dan mengulang aktivitas kriminal," ujar Sutikno saat dihubungi.
Sengaja Cari Musuh
Sutikno menerangkan ke 12 pelajar termasuk dua ABH di dalamnya memang tergabung dalam kelompok geng. Geng tersebut dinilai Sutikno kerap sengaja mencari musuh di jalan.
Sutikno merinci sebelum mencari musuh di jalan biasanya kelompok tersebut berkumpul di sebuah tempat sebelum berkeliling. Kemudian anggota geng itu mengendarai sepeda motor sambil membawa senjata tajam.
Sutikno menambahkan geng tersebut memilih calon korbannya secara acak. Setelahnya anggota geng akan memepet korban dan beraksi dengan senjata tajam.
"Mereka bawa sajam ke sana-sini. Ada sedikit senggolan langsung menyerang menganggap itu musuh. Mereka niatnya (motif) cari-cari musuh itu. Tujuannya untuk eksistensi geng mereka," papar Sutikno.
(mdk/eko)