Bongkar penyelundupan narkoba jadi momentum modernisasi alutsista
Bongkar penyelundupan narkoba jadi momentum modernisasi alutsista. Sahroni minta tak hanya mengedepankan kehebatan atau wewenang salah satu instansi belaka. Selain Polri dan Bea Cukai, alutsista TNI AL juga harus ditingkatkan sebagai penjaga kedaulatan di Indonesia, khususnya di jalur masuk laut.
Belakangan ini, aparat telah menggagalkan penyelundupan narkoba melalui jalur laut ke Indonesia dipandang sebagai langkah positif. Komisi III Ahmad Sahroni mengatakan momentum perbaikan alat utama sistem senjata (alutsista) dan alat komunikasi (alkom) guna memperoleh hasil lebih maksimal agar Indonesia terbebas dari penyelundupan narkoba.
Sahroni menekankan pemberantasan narkoba jangan secara parsial atau mengedepankan ego masing-masing institusi. "Penggagalan penyelundupan ini menggambarkan semakin gencarnya upaya membebaskan Indonesia dari narkoba. Sinergitas harus dijaga, jangan masing-masing merasa hebat dan ingin mengedepankan citra kinerjanya lebih dulu," kata Sahroni, Senin (25/2).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kenapa prajurit TNI mengamankan 'penyusup' tersebut? Salah satu tugas prajurit TNI adalah menjaga segala macam bentuk ancaman demi kedaulatan dan keselamatan bangsa Indonesia.
-
Bagaimana cara prajurit TNI menangkap 'penyusup' tersebut? Saat itu, prajurit TNI mengenakan seragam PDL nampak memegang bagian ekor biawak dan mencoba memindahkannya ke tempat lebih aman.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Demikian pula untuk peningkatan alutsista. Sahroni minta tak hanya mengedepankan kehebatan atau wewenang salah satu instansi belaka. Selain Polri dan Bea Cukai, alutsista TNI AL juga harus ditingkatkan sebagai penjaga kedaulatan di Indonesia, khususnya di jalur masuk laut.
Demikian pula untuk alat komunikasi. Semua alat komunikasi yang ada di semua instansi harus lebih canggih dari milik para penyelundup. Modernisasi alutsista dan alat komunikasi mutlak dilakukan karena diyakini jumlah narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia lebih besar dari yang tertangkap.
"Peningkatan alutsista, alat komunikasi dan peralatan IT harus ditingkatkan. Tak hanya Polri dan Bea Cukai, TNI AL sebagai garda terdepan perbatasan di laut juga harus ditingkatkan. Untuk menjadikan Indonesia bersih dari narkoba, persenjataan, alat komunikasi hingga IT kita tak boleh kalah canggih dari para penyelundup," ujar Politisi NasDem ini.
Masih besarnya jumlah narkoba lolos ke Indonesia sebelumnya telah disampaikan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso pada Oktober tahun lalu. Ia menyebutkan sebanyak 1097,6 ton prekursor dan 250 ton sabu yang sudah siap pakai setiap tahunnya masuk ke Indonesia dari China.
Selain menyoroti sinergitas penggagalan penyelundupan, Sahroni sebelumnya turut menyoroti maraknya artis yang tersangkut kasus narkoba dan bahkan terindikasi sebagai pengedar. Teranyar, beberapa hari lalu Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya menangkap pesinetron Rizal Djibran di rumahnya di kawasan Bekasi dengan barang bukti sabu 0,66 gram serta alat isapnya.
"Kita mendukung BNN untuk melakukan kerjasama dengan perhimpunan atau perkumpulan artis untuk melakukan tes urine. Rentetan tangkapan artis yang mengonsumsi narkoba di awal tahun ini menggambarkan rentannya profesi ini terhadap narkoba," tegas Sahroni beberapa waktu lalu.
Sependapat, Arie Soeripan Tyawatie Ketua DPD Gerakan Anti Narkotika (Granat) Jawa Timur menilai BNN harus melakukan tes urine kepada semua artis untuk memastikan mereka yang menggeluti profesi ini tak terjerat narkoba. Bahkan menurutnya bukan hanya tes urine sebagai deteksi dini, hukuman sosial juga perlu diterapkan terhadap artis yang terbukti mengonsumsi atau mengedarkan narkoba.
"Bila perlu tak hanya tes urine saja tapi langsung digundulin. Jadi kalau ketahuan mereka mengonsumsi kan tes urinenya positif, ya langsung saja digundulin biar dia malu," pesan Arie.
"Peredaran narkoba di artis ini sudah sangat parah sekali. Di indonesia ini sangat strategis sekali untuk peredaran narkoba. Ini bisnis yang sangat menggiurkan sekali. Rehabilitasi juga salah kaprah dipergunakan. Karena dikit-dikit direhabilitasi. Padahal ada ketentuan 0 sekian persen baru bisa direhab," tandasnya.
(mdk/eko)