BPPTKG: Marerial Erupsi Gunung Merapi Didominasi Gas Vulkanik
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, menjelaskan erupsi Gunung Merapi yang terjadi pagi tadi tidak didahului prekursor yang jelas
Erupsi terjadi di Gunung Merapi, Jumat (27/3) pukul 10.56 WIB. Erupsi Gunung Merapi ini memiliki tinggi kolom hingga 5000 meter dari puncak Gunung Merapi.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida menyebut jika erupsi Gunung Merapi ini terekam di seismograf dengan amplitudo 75 mm dan durasi 7 menit.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Kenapa Gunung Vesuvius meletus? Pada tanggal 24 Agustus 79 Masehi, Gunung Vesuvius meletus, menyemburkan lebih dari 4,8 kilometer kubik puing-puing hingga 32,1 kilometer di udara.
Hanik menjelaskan jika erupsi Gunung Merapi yang terjadi pagi tadi tidak didahului prekursor yang jelas. Hanik merinci jika seismisitas pada tanggal 26 Maret 2020 terdiri dari gempa MP 2 kali dan RF 1 kali.
Hanik menuturkan dari data yang ada, deformasi tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.
"Data observasi ini menunjukkan bahwa menjelang letusan tidak terbentuk tekanan yang cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik," ujar Hanik.
"Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung," sambung Hanik.
Hanik menjabarkan dampak erupsi Gunung Merapi adalah terjadi hujan abu. Hujan abu ini terjadi di sektor barat Gunung Merapi hingga radius 20 km atau di sekitaran Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
"Untuk dampaknya itu tadi, sebaran abu yang kebetulan arah anginnya ke barat daya. Jadi masih karakternya Merapi saat ini, bahwa ada letusan kemudian ada awan panasnya," ucap Hanik.
Terkait erupsi ini, Hanik meminta masyarakat untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa di luar radius 3 km dari puncak Gunung Merapi. Masyarakat diminta mengakses informasi dari sumber-sumber yang diyakini kebenarannya.
Hingga saat ini, status Gunung Merapi masih waspada. Status waspada ini ditetapkan BBPTKG Yogyakarta sejak 21 Mei 2018 yang lalu.
Baca juga:
Erupsi Gunung Merapi Letupkan Kolom Setinggi 5000 Meter, Ini 5 Faktanya
Erupsi Gunung Merapi Sebabkan Hujan Abu di Kabupaten Magelang
Gunung Merapi Erupsi, Tinggi Kolom Capai 5000 meter
5 Fakta Gunung Bibi, Bukit Pelindung Awan Panas Merapi yang Keramat
16 Dampak Gunung Meletus Dari Berbagai Segi, Baik Positif dan Negatif
6 Penyebab Gunung Meletus, Kondisi Alam yang Perlu Diwaspadai Karena Imbasnya Meluas