Brigdatar tewas dianiaya senior bercita-cita jadi polisi sejak kecil
Brigdatar tewas dianiaya senior bercita-cita jadi polisi sejak kecil. Berbagai prestasi itu pun terus didapatkan Nando hingga menempuh pendidikan Akademi Kepolisian di Semarang. Nando kerap ditunjuk sebagai komandan upacara selama menjalankan pendidikannya.
Muhammad Adam alias Nando dikenal sebagai sosok yang religius dan berprestasi. Taruna angkatan dua berpangkat Brigadir dua taruna (Brigdatar) itu dikabarkan tewas saat menempuh pendidikan Akademi Kepolisian di Semarang.
"Almarhum baik, rajin salat, agamis, enggak macam-macam," kata salah satu paman Nando yang enggan disebutkan namanya di rumah duka Jalan Murado No 21, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Kamis (18/5).
Putra bungsu dari dua bersaudara ini dikenal sangat dekat dengan ibunya. Tutur katanya sopan dan sikapnya santun dan mudah bergaul dengan siapa saja.
Nando pun merupakan sosok yang berprestasi sejak masih kecil. Saat duduk di bangku SMA pun, Nando merupakan ketua OSIS di SMA 29 Jakarta.
Sebagai teladan dari rekan sebayanya, Nando mampu menjadi penengah diantara teman-temannya yang sering terlibat tawuran antar pelajar.
"Dari SD sampai ke SMA enggak pernah ada masalah. Pernah jadi Ketua OSIS SMA 29. Dia sering jadi penengah kalau kawan-kawan sering tawuran," ungkap sang paman.
Hidup di lingkungan keluarga kepolisian membuat Nando pun bercita-cita menjadi polisi. Apalagi Nando juga memiliki kemampuan dan segudang prestasi. Nando pun langsung masuk dan lolos ke Akademi Kepolisian sejak lulus SMA.
"Dia memang dari kecil bercita-cita jadi polisi karena memang anaknya cerdas," ujarnya.
Berbagai prestasi itu pun terus didapatkan Nando hingga menempuh pendidikan Akademi Kepolisian di Semarang. Nando kerap ditunjuk sebagai komandan upacara selama menjalankan pendidikannya.
"Sampai di Akpol juga tetap Berprestasi, sering terpilih jadi komandan upacara," ungkapnya.