BTNK Sebut Lahan Terbakar di Taman Nasional Komodo Seluas 10 hektare
Lahan terbakar tersebut berada di Loh Serai SPTN Wilayah I BTNK.
Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) memperkirakan lahan yang terbakar di Pulau Rinca, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, seluas 10 hektare. Lahan terbakar tersebut berada di Loh Serai SPTN Wilayah I BTNK.
"Perkiraan sementara itu 10 hektare, letaknya di bagian atas," kata Kepala Sub Bagian Tata Usaha BTNK Dwi Putro Sugiarto kepada wartawan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT dilansir Antara, Rabu (3/11).
-
Apa yang terbakar di Kebagusan? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Di mana petani Pangandaran bercocok tanam di hutan? Mereka harus berjalan jauh dari tempat tinggal, bahkan harus menginap di saung-saung yang dibangun untuk beristirahat dan mengumpulkan hasil panen sayur dan buah.
-
Kapan Pantai Pecaron menampilkan kesenian kompangan? “Pada momen hari besar di sini juga ditampilkan kesenian kompangan, kesenian tradisional daerah dengan iringan rebana, lantunan lagu agamis dengan atraksi silat yang semakin menambah seru,” kata Nafisah, salah seorang pengelola Pantai Pecaron.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Kenapa pondok perambah hutan dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Bagaimana Hutan Babakan Siliwangi menjadi tempat nongkrong kekinian? Terakhir, hutan Babakan Siliwangi direnovasi dan dijadikan tempat untuk berkumpul kalangan anak muda. Di sana ditambahkan fasilitas bangku dan balkon untuk melihat kawasan hutan dan lain-lain.
Dia menyebutkan Tim BTNK terus mengkaji penyebab kebakaran sabana di Loh Serai dan akan memperkirakan luas wilayah terbakar menggunakan bantuan unmanned aerial vehicle (UAV) serta digitalisasi peta untuk memperoleh data yang lebih akurat.
Dwi mengatakan lokasi tersebut berada di Pulau Rinca bagian utara. Informasi kebakaran ini pun pertama kali dilaporkan oleh Kepala Resort Gill Lawa Rijal Mewar pada pukul 15.25 Wita kepada Kepala BTNK.
Semula tim patroli Resort Gili Lawa yang dikoordinir oleh Rijal melihat adanya kepulan asap di bagian barat Pulau Rinca dan bergegas menuju lokasi untuk melakukan investigasi pada pukul 16.05 Wita.
Berdasarkan hasil penelusuran tim pertama yang turun ke lokasi kebakaran, mereka tidak menemukan tanda-tanda atau aktivitas manusia di sana.
Kondisi di lokasi sendiri kering, terjal dan hampir tidak ada pohon di sana. Tim mengatakan belum menemukan adanya tanda-tanda kebakaran yang disebabkan oleh manusia. Penyebab kemunculan api juga masih dalam penyelidikan, namun mereka menduga disebabkan karena cuaca yang sangat kering dan panas.
Secara gamblang Dwi menyampaikan Rijal bersama anggota kelompok 1 berusaha memadamkan api di bagian utara Loh Serai selama kurang lebih enam jam pemadaman.
Akhirnya api di bagian utara berhasil padam sepenuhnya pada pukul 00.15 Wita. Sebagian anggota kelompok 1 melanjutkan upaya pemadaman kebakaran ke arah timur Loh Serai sekaligus memantau perkembangan titik api di bagian utara pada pukul 02.20 Wita.
Kemudian kelompok 1 bergerak menuju arah timur Loh Serai untuk menyokong kelompok 2 yang sedang bekerja keras memadamkan titik api pada wilayah tersebut sebelumnya.
Selanjutnya kelompok 2 sempat mengalami keterbatasan logistik dan kembali turun ke wilayah pesisir untuk mengisi ulang amunisi dan persediaan. Namun kelompok 2 akhirnya berhasil memadamkan beberapa titik api di bagian timur sekitar pukul 05.30 Wita.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Rijal, kebakaran sabana di Loh Serai hampir sepenuhnya berhasil dipadamkan pada pukul 07.15 Wita. Pemadaman dilakukan menggunakan dedaunan karena keterbatasan dalam membawa alat berat untuk menjangkau titik api.
Dwi menegaskan bahwa tugas terpenting para Jagawana (penjaga) BTNK adalah memastikan agar kebakaran tidak mencapai ekosistem hutan gugur terbuka, karena memerlukan waktu regenerasi hutan yang lebih lama dan berdampak besar pada keberlangsungan hidup satwa liar. Dia juga memastikan bahwa tidak ada komodo yang berada di sekitar lokasi saat kebakaran terjadi.
Baca juga:
Pulau Rinca Terbakar, Populasi Komodo Dipastikan Aman
10 Pemandangan Keren di Indonesia, Wajib Dikunjungi Langsung
Erick Thohir Harap CSR BUMN Berdampak Positif bagi Desa Komodo
Pemandu Wisata Alam Loh Buaya Dilarikan ke Rumah Sakit Usai Digigit Komodo
Bom Ikan di Pulau Komodo, Kapal Nelayan Asal Bima Diamankan Polairud Polda NTT
Sandiaga Jamin Pembangunan Taman Nasional Komodo Tidak Bahayakan Warisan Dunia