Buaya Mendekat ke Permukiman, Warga Tanjung Pura Diingatkan Waspada
Titik penampakan buaya itu berada di sungai selebar 50 meter dengan pengaruh pasang surut air laut.
Sejumlah buaya muncul di sekitar permukiman Desa Pulau Banyak, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Utara (Sumut). Warga yang tinggal dan bekerja di sana diingatkan untuk lebih waspada.
Kepala Resort Suaka Marga Satwa (SM) Karang Gading Langkat Timur Laut (LTL) II, Esra Barus, memaparkan pihaknya sudah menindaklanjuti informasi mengenai kemunculan beberapa buaya itu. Mereka menurunkan tim untuk melakukan monitoring ke lokasi.
-
Kapan awan terbentuk? Awan terbentuk saat molekul air di udara berkumpul dan membentuk tetesan air atau kristal es, proses tersebut dinamakan kondensasi.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
-
Di mana paus bungkuk dengan tulang punggung patah ditemukan? Gambar tragis seekor paus bungkuk terlihat di lepas pantai Baja California Sur, Meksiko, menggambarkan dampak serangan kapal dengan tulang punggung patah.
-
Di mana buaya biasanya tinggal? Buaya menyebar luas di berbagai habitat, termasuk sungai, danau air tawar, muara air asin, laguna, dan rawa bakau.
-
Kapan patung kepala dari batu pasir merah ditemukan? Pada 1952, Melville House menjadi tempat bagi Sekolah Dalhousie. Suatu ketika, seorang guru membawa penemuan dari seorang anak laki-laki ke Museum Kerajaan Skotlandia, sekarang menjadi NMS. Di sana, seorang pakar arkeologi Mesir Kuno bernama Cyril Aldred menyadari pentingnya patung kepala dari batu pasir merah yang berasal dari dinasti pertengahan ke-12 sekitar 1922-1855 SM.
Tim penanganan dari Resort SM Karang Gading LTL tiba di lokasi kemarin malam sekitar pukul 20.30 Wib. Mereka berkoordinasi dengan Kepala Desa Pulau Banyak dan mendengarkan informasi dari saksi-saksi. "Kami juga sudah berkoordinasi dengan Camat Tanjung Pura dan beliau membenarkan informasi tersebut sekaligus memohon agar BBKSDA melakukan penanganan," ucap Esra, Kamis (3/12).
Para saksi mengaku melihat 3 ekor buaya yang didasarkan pada ukuran tubuh satwa. Penampakan itu terjadi sejak Sabtu (31/10). Pada Rabu (2/12) pagi, warga melihat seekor buaya berukuran sekitar 3 meter. Hingga saat ini masyarakat khawatir beraktivitas di sekitar lokasi yang sering menjadi tempat menangkap udang dan kepiting. "Berdasarkan informasi satwa bergerak ke arah pemukiman," jelas Esra.
Pukul 20.15 Wib, tim bersama 10 orang saksi dan Kades Pulau Banyak melakukan peninjauan ke lokasi. Titik penampakan buaya itu berada di sungai selebar 50 meter dengan pengaruh pasang surut air laut. Di sekitarnya merupakan areal penggunaan lain (APL) dan hutan produksi terbatas (HPT). Sepuluh meter di kiri dan kanan sungai terdapat tegakan nipah dan perkebunan sawit. Akses menuju dermaga adalah aspal bisa dilalui mobil.
Dari pemantauan itu, tim membuat rencana penanganan. Mereka juga berkoordinasi dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) 1 Stabat sebagai pemangku kawasan dan perusahaan perkebunan sawit untuk penanganan bersama.
"Mengingat keberadaan satwa liar memang berada di sekitar habitatnya, rencana penanganan yang akan kita lakukan di antaranya pemasangan plang peringatan, mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di sekitar lokasi, apabila harus beraktivitas, tidak boleh sendiri. Rescue adalah pilihan terakhir, apalagi keberadaan buaya memang sekitar habitatnya," tutup Esra.
Baca juga:
Masuk Permukiman, Harimau Sumatera Resahkan Warga Danau Kembar
Sering Muncul dan Resahkan Warga Singkil, Buaya 4 Meter Masuk Perangkap BKSDA
Potret Singa Putih Berkeliaran di Rumah Mewah Pejabat, Asyik dan Santai di Meja Bar
Aksi Heroik Gadis Australia Selamatkan Hiu yang Terjebak
Peneliti Kritisi Jarak Terlalu Dekat Antara Wisatawan dan Komodo Saat Berfoto
Ekstrem, Pria Palestina Pelihara Singa di Atap Rumah