Budi Waseso saran eksekusi mati bandar narkoba dilakukan diam-diam
Budi Waseso mengaku lebih suka menembak mati bandar narkoba saat penggerebekan. Tahun 2017 saja ada 79 bandar dan pengedar yang mati di tangan petugas. Menurutnya, ini lebih jelas ketimbang harus menunggu eksekusi yang tak kunjung dilakukan karena pro dan kontra.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso menyarankan agar pelaksanaan eksekusi terhadap bandar narkoba yang dipidana mati, dilakukan secara diam-diam. Informasi soal eksekusi mati tidak perlu disebarluaskan.
"Hukuman mati jangan diramaikan. Cukup taruh di lapangan malem-malem, ditembak terus tanam di sana," ujar Waseso ketika rilis akhir tahun di kantor BNN Pusat, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (27/12).
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Kapan Sobikhan mulai menanam sawo raksasa? Pada waktu awal Sobikhan menanam sawo raksasa pada tahun 2015, belum banyak orang yang mengenal sawo raksasa.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Mantan Kabareskrim itu menilai, selama ini eksekusi mati sulit dilakukan lantaran banyak pihak asing yang ikut campur tangan. Budi Waseso menuding pihak asing yang mencoba ikut campur dalam eksekusi mati merupakan jaringan narkoba internasional yang mencoba melindungi para bandar.
"Sulit ini pressure dari luar, dari jaringan. Jaringan sekuat tenaga membela pelaku dengan segala cara," ucap Waseso.
Karena itu, lebih baik informasi pelaksanaan eksekusi mati bandar narkoba tidak perlu disampaikan ke publik. Media massa hanya diberitahu setelah tiga tahun pelaksanaan eksekusi.
"Paling gampang diam-diam saja. Enggak usah beritain," ucap dia.
Budi Waseso mengaku lebih suka menembak mati bandar narkoba saat penggerebekan. Tahun 2017 saja ada 79 bandar dan pengedar yang mati di tangan petugas. Menurutnya, ini lebih jelas ketimbang harus menunggu eksekusi yang tak kunjung dilakukan karena pro dan kontra.
"79 kena tembak padahal tersangkanya 58.000. Amunisi kita cukup buat 58.000, cuma nasibnya baik. Saya harap melawan. Senjata saya nganggur nih, pak Arman (deputi pemberantasan) juga. Soalnya ketika sergap mereka menyerahkan diri," imbuh dia.
Baca juga:
BNN temukan 68 narkoba jenis baru masuk Indonesia selama 2017
Budi Waseso sebut 72 bandar narkoba bakal beraksi di tahun baru
Waseso perintahkan BNN cari bos MG: Kalau tak bisa hidup, mati tak apa
Sepanjang 2017, BNN ungkap 46.537 kasus narkoba, 58.365 orang diciduk