Budi Waseso sebut aparat narkoba sudah berkhianat ke negara, halal ditembak mati
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menggelar coffee morning dengan media di kediamannya Komplek TNI AD Bulak Rantai Blok G, No 86 Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia bercerita soal ada anggota BNN di Kalimantan Tengah yang berkhianat karena justru terlibat narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso menggelar coffee morning dengan media di kediamannya Komplek TNI AD Bulak Rantai Blok G, No 86 Kramat Jati, Jakarta Timur. Dia bercerita soal ada anggota BNN di Kalimantan Tengah yang berkhianat karena justru terlibat narkoba.
Menurutnya, anggota BNN itu berhasil ditangkap oleh polisi. Dia pun bertanya kepada Kapolda Kalteng mengapa tak menembak mati anggota BNN tersebut.
"Kemarin ada di Kalteng pengkhianat anggota saya, anggota saya dari BNN ditangkap sama polisi, apa perintah saya tanya Kapolda Kalteng. Kenapa enggak kamu tembak mati anggota saya," katanya saat berbincang-bincang dengan wartawan, Sabtu (26/8).
Menurutnya, senjata api yang dipegang anggota BNN bukan cuma digunakan untuk orang lain yang terlibat narkoba. Namun bisa saja kepada anggota BNN itu sendiri jika berkhianat pada tugasnya.
Dia tak masalah jika dalam pengungkapan kasus narkoba sang bandar ditembak mati. Menurutnya, pengungkapan kasus tak akan terkendala meski sang bandar tewas ditembak.
"Gampang ungkap yang jelas anggota saya kan sudah pengkhianat kan sudah jadi bandar pengedar, tangkap sama polisi. Ya tangkap saja mulus, saya bilang bodoh kamu tembak mati aja dia," kata Buwas.
"Kalau dia aparat itu sudah pengkhianat negara itu, itu halal untuk ditembak mati," katanya.
Baca juga:
Ini kata Dirlantas soal anak buah terjerat narkoba & pungli
Polisi lalu lintas lakukan pungli dan konsumsi sabu terancam dipecat
2 Polisi Polda Metro yang lakukan penilangan ilegal positif narkoba
Budi Waseso akui di kompleks TNI ada peredaran narkoba
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Bagaimana menurut Budi Waseso, Pramuka seharusnya diterapkan? "Oleh sebab itu, mungkin kemarin Permen (Permendikbud) itu menurut saya harus dicabut. Karena kalau kita memulai dari itu ya kita harus scr keseluruhannya harus ada izin keppres-nya enggak. Artinya, tidak serta merta hanya melalui keputusan menteri," jelasnya.
-
Apa permintaan utama Budi Waseso kepada Menteri Nadiem? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang diminta Budi Waseso untuk mencabut aturan Pramuka? Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Pramuka, Budi Waseso meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mencabut aturan yang yang mencabut Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.