Bupati Dedi menangis dengar kisah pilu kehidupan ibu rumah tangga
Ibu rumah tangga tersebut sudah diterlantarkan orangtua sejak kecil dan kini hidup di gubuk reyot tanpa listrik.
Sosok Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi dikenal nyeleneh, periang serta penuh canda setiap harinya. Namun hari ini, Senin (14/3) berbeda. Wajah sumringah Dedi berubah 180 derajat. Dia tiba-tiba menangis tersedu-sedu saat mendengar curahan hati seorang ibu rumah tangga, Areh (43) warga Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, Purwakarta.
"Saya baru bisa bertemu pak Bupati setelah saya bisa mendapatkan nomor HP SMS Center. Saya diberi oleh pegawai Rumah Sakit," kata Areh.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
-
Dimana letak Purwakarta? Terletak di jantung Provinsi Jawa Barat, wilayah ini tidak hanya dikenal dengan keindahan budaya Sunda, tetapi juga peradaban masa lampau dan masa kininya.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
Saat diundang ke Rumah Dinas Bupati, Areh juga menceritakan kehidupannya pribadinya yang serba sulit. Dia hanya tinggal di gubuk reyot di atas tanah milik PTPN.Dedi tak kuasa menahan air mata saat ibu dua anak itu menceritakan perjalanan hidupnya yang penuh liku.
"Saya sejak bayi sudah dibuang orang tua. Saya diasuh orang tua angkat. Saya sekarang hidup dengan suami dengan keadaan sulit. Bahkan kedua anak saya terpaksa harus tinggal dan diasuh orang lain," lanjut Areh.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dia bekerja sebagai tukang pijat dengan penghasilan tak menentu. "Kalau ada yang minta dipijat ngasihnya ya seikhlasnya, ada yang Rp 40.000, ya bagaimana yang memberi saja. Kalau suami saya nganggur," ceritanya.
Dia juga memohon bantuan pada Bupati Dedi untuk kebutuhan listrik rumahnya. Bupati Dedi langsung merespon. "Listriknya hari ini kita pasang langsung ke PLN, selain itu kita bantu ibu Areh ini untuk kebutuhan sehari-harinya," kata Dedi sambil berlinang air mata.
Dedi juga berjanji membantu Areh dan suaminya, Sulaeman, untuk memperbaiki rumahnya agar layak huni. Dia juga menjanjikan modal untuk berternak. "Rumahnya gubuk nanti kita perbaiki, suaminya yang menganggur kita belikan domba atau kambing," imbuh Dedi.
Kedatangan warga untuk menyampaikan permasalahan pribadi, bukan yang pertama bagi Dedi.
(mdk/noe)