Buruk rupa pasukan elite TNI dari nyabu sampai nyerbu
Kopassus kembali tercoreng akibat anggotanya terlibat aksi kekerasan dan narkoba.
Satuan elite Komando Pasukan Khusus (Kopassus) kembali tercoreng akibat anggotanya terlibat aksi kekerasan dan narkoba.
Kopassus seharusnya menjadi pasukan elite TNI yang dilatih khusus untuk mengamankan negara. Namun, tak sedikit dari mereka yang tersandung narkoba, pembunuhan, bahkan penculikan.
Diantaranya ada yang telah diproses hukum. Namun ada juga yang tidak diproses, dan kasus itu hilang menguap begitu saja.
Merdeka.com merangkum aksi Kopassus dari pasukan nyabu sampai nyerbu.
-
Kapan HUT Kopassus diperingati? Kopassus didirikan pada tanggal 16 April 1952. Selamat ulang tahun ke-72, Kopassus!
-
Apa yang dimaksud dengan HUT Kopassus? Ucapan selamat Hari Ulang Tahun (HUT) Kopassus memiliki makna yang mendalam karena merayakan sejarah, dedikasi, dan jasa-jasa satuan elit militer tersebut dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara.
-
Apa itu Koba? Melansir dari liputan6.com, koba merupakan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat Riau. Tradisi ini berupa cerita yang disampaikan dengan nyanyian.
-
Apa yang terjadi jika seseorang kecanduan narkoba? Bukan hanya itu, narkoba bisa menimbulkan ketergantungan atau adiksi alias kecanduan yang berujung mengancam nyawa penggunanya.
-
Apa alasan Ello mengonsumsi narkoba? Dalam podcast YouTube Daniel Mananta, Marcello Tahitoe bercerita tentang pengalamannya bersentuhan dengan narkoba.“Waktu itu gue masih muda banget dan orang tua gue itu benar-benar hands on ke karir gue. Jadi gue ngerasa kayak butuh ruang, tapi nggak bisa,” kata Ello, dikutip dari YouTube Daniel Mananta Network pada 15 November 2022.
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
Nyabu
Polisi menggerebek Hotel Puri Caglak di kawasan Condet, Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Selasa (19/11) dini hari kemarin.? Di kamar hotel 15A, anggota Satuan Narkoba Polres Jakarta Timur, dikagetkan oleh belasan anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tengah asyik berpesta sabu.
Saat satuan narkoba Polres Jakarta Timur menggerebek, sejumlah anggota Kopassus langsung melawan. Seorang anggota Korps Baret Merah merampas senjata api polisi, lalu menghajarnya hingga terluka di bagian kepala.
"Ketika pintu kamar diketuk dan dibuka oleh tersangka, lalu anggota masuk. Ternyata tersangka langsung menodongkan senpi kepada anggota Satuan Narkoba sambil berteriak-teriak memanggil teman-temannya," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto , Selasa (19/11).
Atas hal itu, Mabes TNI AD turun tangan dan berjanji akan mengecek kasus ini. Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Rukman Ahmad mengaku masih mendalami kasus narkoba ini.
Kasus Agus Isrok
Pada tahun 1999, publik dikejutkan dengan penangkapan Letda Inf. Agus Isrok, Wakil Komandan Unit Khusus Detasemen 441 Grup IV/Sandi Yudha Kopassus oleh polisi. Agus tertangkap basah berpesta shabu dan ganja bersama temannya di Hotel Travel di kawasan Manggabesar, Jakarta.
Agus merupakan putra sulung Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Subagyo H.S., orang penting di korps TNI. Selain pemakai. Agus juga mengedar barang haram tersebut. Hal itu terbukti saat polisi menggeledah kamarnya dan menemukan koper besar hitam yang berisi narkoba.
Saat ditangkap, Agus tidak melakukan perlawanan. Namun, dia tidak mengaku sebagai anggota Kopassus. Bahkan, Agus sempat mengaku nama samaran Deky kepada polisi.
Kasus Cebongan
Sebanyak 12 anggota Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan, Kartusuro, Sukoharjo, Jawa Tengah melakukan penyerangan Lapas Cebongan, Sleman. Mereka menembak 4 narapidana narkoba hingga tewas.
Pelaku utama penembakan yakni Serda Ucok Tigor Simbolon. Serda Ucok yang melakukan eksekusi terhadap keempat penganiaya Serka Herus Santoso hingga tewas.
Ucok balas dendam terhadap keempat tahanan itu yang menganiaya Serka Heru hingga tewas. Anggota Kopassus lainnya, mengamankan kondisi lapas saat Serda Ucok melakukan aksinya.
Tindakan Serda Ucok itu merupakan balas dendam. Kini Serda Ucok telah dijatuhi hukuman selama 11 tahun.
Kasus penculikan
Penculikan aktivis yang pro-reformasi terjadi pada tahun 1997-1998. Dalang dari operasi penculikan itu disebut dari tim mawar, kesatuan Komando Pasukan Khusus Grup IV, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.
Komnas HAM mencatat ada 23 orang yang dilaporkan hilang. 9 orang berhasil ditemukan dan 13 lainnya hilang hingga saat ini.
Prabowo yang menjadi Jenderal TNI saat itu juga dituding sebagai dalang dari penculikan ini. Prabowo sendiri mengakui memerintahkan Tim Mawar untuk melakukan penculikan kepada sejumlah aktivis.
Meski demikian, Prabowo belum diadili atas kasus tersebut. Padahal, sebagian anggota Tim Mawar sudah dijebloskan ke penjara.
Baca juga:
Penggerebekan Kopassus nyabu di Hotel Caglak bak film action
Ini Hotel Caglak, lokasi pesta narkoba anggota Kopassus
Caleg DPD mengaku ajak anak pesta sabu buat senang-senang
Kisah Ica, siswi SMA nyabu tanpa pernah ditegur ayah
Janda beranak lima jual dan simpan putau di balik bra