Mengenal Koba, Seni Pertunjukan Bergaya Cerita Lisan dari Riau
Koba adalah seni pertunjukan bergaya cerita yang menghibur serta diiringi dengan irama musik dari Riau.
Riau menyimpan beragam seni pertunjukan yang patut untuk dikulik, salah satunya adalah koba.
Mengenal Koba, Seni Pertunjukan Bergaya Cerita Lisan dari Riau
Tradisi Lisan
Melansir dari liputan6.com, koba merupakan tradisi lisan yang berkembang di masyarakat Riau. Tradisi ini berupa cerita yang disampaikan dengan nyanyian. Koba sudah ada sejak abad ke-19,. Hingga kini tradisi ini menjadi hiburan yang dinanti-nanti banyak orang.
-
Bagaimana Tari Kain digunakan sebagai hiburan? Seiring berjalannya waktu, Tari Kain pun lambat laun berubah menjadi bagian dari tarian hiburan masyarakat.
-
Apa itu Kesenian Brai? Brai jadi kesenian bernapaskan Islam asal Cirebon yang masuk Warisan Budaya Tak Benda 2023 Brai termasuk kesenian tertua yang ada di wilayah Cirebon, Jawa Barat.
-
Dimana Tari Kukupu dipentaskan pertama kali? Mengutip laman Museum Sri Baduga Bandung, tarian ini kerap dipentaskan di acara-acara kebudayaan setempat setelah pertama kali dikreasikan pada 1950-an.
-
Mengapa Tari Zapin di Riau populer? Tarian tradisional yang satu ini hingga kini masih dimainkan masyarakat setempat sebagai bentuk hiburan.
-
Alat musik apa yang populer di Riau? Alat musik sejenis gendang ini begitu populer di tanah Melayu khususnya Riau.
-
Dimana asal Kesenian Brai? Mengutip laman Budaya Indonesia, asal usul kesenian ini konon berasal dari wilayah Muara Jati Cirebon, pada 1420 Masehi.
Dibawakan oleh Tukang Koba
Mengutip dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, tradisi koba biasa dibawakan oleh pengkoba atau disebut "Tukang Koba". Biasanya mereka membawakan koba pada acara perayaan maupun hanya sebagai hiburan di kampung. Tukang Koba pun menjadi profesi yang menghasilkan.
Cerita Menghibur
Koba biasa ditampilkan baik oleh laki-laki maupun perempuan dengan menampilkan sebuah cerita menghibur yang disampaikan kepada masyarakat atau penonton dengan iringan babano. Dalam pelaksanaannya, ada juga koba yang dimainkan tanpa musik pengiring, tergantung dari tukang koba masing-masing. Cerita yang dibawakan oleh tukang koba juga beragam, mulai dari tentang kehidupan, alam, manusia, hewan, mahluk halus, dewa, kesaktian, kayangan, ketampanan, hingga keperkasaan.
Dianggap Sakral
Koba sering dianggap sakral saat menceritakan tokoh yang dikeramatkan oleh tukang koba. Meski pencitraan dan pembawaannya tidak ada perlakuan khusus, pada akhir cerita tukang koba akan melakukan serangkaian ritual tertentu dengan berdoa dan menyembelih ayam atau kambing.
Memiliki Irama Masing-Masing
Setiap koba memiliki irama dendang masing-masing. Seperti di wilayah Rokan Hulu dan Rokan Hilir, terkenal sekali dengan irama bergaya rantau kopar yang mendayu-dayu. Sementara di wilayah Bagansiapiapi (Rokan Hilir) cenderung bergaya dendang dikei (zikir), gaya gila janda talak tiga, hujan panas, lebah mengirap dan sebagainya.
Memakai Bahasa Melayu
Selain menggunakan iringan musik, pada umumnya koba menggunakan bahasa Melayu dengan logat Rokan, Lima Koto Kampar, Bengkalis, dan Rantau Kuantan (Kabupaten Kuantan Singingi). Koba biasa digelar pada malam hari sesudah salat isya dan berakhir pada pagi harinya. Apabila cerita belum tamat, tukang koba akan melanjutkan pada malam berikutnya. Pada zaman dahulu, tukang koba menggelar pertunjungan di tempat keramaian seperti di pasar. Namun, saat ini mereka hanya mengisi jika dipanggil baik perorangan maupun pada perayaan tertentu.