Buzzer Diminta Setop Sebarkan Info Sesat Ganggu Perdamaian
Aktivis Media Sosial, Enda Nasution mengingatkan agar buzzer atau pendengung mampu mengelola dan menyebarkan informasi positif dalam upaya menjaga perdamaian. Jangan sampai cap yang melekat buzzer dianggap kerap menyebarkan informasi berbau hoaks.
Aktivis Media Sosial, Enda Nasution mengingatkan agar buzzer atau pendengung mampu mengelola dan menyebarkan informasi positif dalam upaya menjaga perdamaian. Jangan sampai cap yang melekat buzzer dianggap kerap menyebarkan informasi berbau hoaks.
"Perlu diingat bahwa menyebarkan informasi yang bisa menyesatkan dan memecah persatuan bukan saja melanggar hukum, tapi juga jahat dan melanggar hukum agama. Sudah seharusnya mereka berhenti melakukan itu dan menggunakan kemampuan menyebarkan informasi positif demi menjaga perdamaian," kata Enda dalam keterangannya, Minggu (13/10).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi masalah utama yang dihadapi warga Jakarta saat ini? Belakangan ini, kualitas udara Jakarta jadi sorotan masyarakat.
-
Apa julukan internasional Jakarta? Istilah ini agaknya masih asing di telinga masyarakat Indonesia, terlebih bagi warga Jakarta itu sendiri. Padahal, kepopulerannya sudah lama melekat di kalangan internasional. Menariknya, sematan kata “The Big Durian” membuatnya sering disamakan dengan Kota New York di Amerika.
-
Kapan gempa Jogja terjadi? Peristiwa gempa bumi yang terjadi pada tahun 2006 menyisakan pengalaman traumatik bagi sebagian warga Yogyakarta, khususnya mereka yang tinggal di Kabupaten Bantul. Guncangan gempa yang begitu kuat menyebabkan banyak rumah runtuh.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
Menurut Enda, masyarakat pengguna media sosial yang cerdas dan rajin bisa membuat buzzer penyebar fitnah tidak ada lagi di Indonesia. Karena dengan kecerdasan yang dimiliki masyarakat maka tidak ada lagi ruang untuk mereka bisa memanipulasi informasi atau memprovokasi masyarakat dengan informasinya.
"Sehingga perilaku kita yang menggunakan media sosial secara bijaklah yang utama jangan mau diprovokasi, jangan menjadi user yang malas. Harus rajin dan sadar bahwa ini ada perang opini di dunia maya," tuturnya.
Enda menjelaskan bahwa selama ini ada semacam kesalahan persepsi tentang buzzer. Definisi buzzer itu sebenarnya adalah akun-akun tanpa identitas yang jelas, tapi punya misi, tugas ataupun kesukarelaan untuk menginfokan tentang informasi-informasi yang dimiliki.
"Latar belakang motivasinya bisa memotivasi ekonomi, dibayar atau juga bisa motivasi ideologis atau prereferensi untuk atau relawan mendukung sebuah isu atau kampanye tertentu. Ini yang saya katakan sebagai buzzer. Karena memang istilahnya itu nge-buzz yang tidak jelas di mana kita hanya ramai, tapi kemudian tidak ada informasi yang yang kredibel, sumbernya dari mana, kita tidak bisa tahu," jelasnya.
Namun demikian, lanjut Enda, para masyarakat yang misalnya mendukung atau melakukan hal menyebarkan informasi yang sama, tentunya akan mempertaruhkan reputasi dan kredibilitasnya kalau menggunakan nama yang benar atau valid.
"Tapi ada reputasi atau kredibilitas yang dipertaruhkan di situ. Jadi tidak bisa seenaknya. Karenanya informasinya mau tidak mau tetap harus dicek atau minimal dia harus dapat informasi yang bisa dipertanggung jawabkan. Nah itu pembedaan yang utama, karena sekarang ini semua orang yang menyebarkan tentang informasi sesuatu disebut sebagai buzzer. Menurut saya di situ ada yang salah persepsi," kata pria yang juga Koordinator Gerakan #BijakBersosmed.
Dikatakan alumni Teknik Sipil ITB ini, karena munculnya ruang informasi publik yang baru ini maka konsumsi informasi akhirnya terpaksa harus ada supply-nya. Hal ini yang membuat masyarakat Indonesia dan juga para profesional komunikasi akhirnya belajar bagaimana caranya meraih para konsumen informasi yang ada di media sosial. Dan salah satu metodenya adalah menggunakan para influencer dan buzzer ini.
Namun yang menjadi masalah, menurutnya, buzzer ini bisa dengan mudah dan tanpa konsekuensi dalam menyebarkan informasi yang salah atau memang sengaja dibuat salah, disinformasi. Untuk itu salah satu cara untuk melawannya adalah masyarakatnya harus makin cerdas dan makin pintar.
"Ini hubungannya dengan literasi digital. Yang utama memang masyarakat Indonesia harus lebih rajin mencari sumber informasi yang benar, jangan mau gampang terpercaya dengan informasi yang beredar di media sosial," tuturnya.
Untuk itu ketika mendapat informasi masyarakat juga diminta tidak mudah emosi, terkejut, heran, gampang terpancing, terprovokasi yang berakibat lalu ikut menyebarkan lagi informasi itu ke sekelilingnya. Karena hal tersebut yang diinginkan oleh para buzzer atau pembuat hoax ini.
"Dengan cara begitu kita bisa melawan informasi yang salah dengan efektif dan kemudian ke depan makin menurun aktivitasnya, tidak bisa lagi hanya sekedar menyebaran informasi atau fitnah yang tidak jelas, apalagi cara-caranya kasar," tuturnya.
Dirinya juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengambil tindakan tegas terhadap para penyebar fitnah atau hoaks. "Penegakkan hukum menjadi salah satu faktor yang penting agar ada efek jera, sehingga tidak lagi terus menerus masyarakat dibombardir oleh hoaks dan disinformasi," tandasnya.
Baca juga:
'Buzzer Kerap Manipulasi Fakta Bisa Pecah Belah Rakyat'
Kata Menkominfo Soal Menjamurnya Buzzer di Media Sosial
Polri Soal Penertiban Buzzer: Yang Jadi Masalah Aktif Sebarkan Isu Provokasi
VIDEO: Istana Merasa 'No Problem' Banyak Buzzer Pendukung Pemerintah
Ngabalin Lebih Setuju Buzzer Antipemerintah Ditertibkan
Moeldoko Minta Buzzer Gunakan Kata yang Baik, Jangan Saling Menyakiti