Calon Kapolri Idham Azis Dinilai Punya Gaya Seperti Tito Karnavian
Penunjukan Kabareskrim Komjen Idham Aziz sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Jokowi dinilai memiliki kapasitas dan kompetensi untuk memimpin Polri. Sebab, Komjen Idham Aziz memiliki gaya memimpin seperti mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian.
Penunjukan Kabareskrim Komjen Idham Azis sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Jokowi dinilai memiliki kapasitas dan kompetensi untuk memimpin Polri. Sebab, Komjen Idham Aziz memiliki gaya memimpin seperti mantan Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian.
Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISEES) Bambang Rukminto menilai, Idham memiliki latar belakang kesatuan yang sama di kepolisian dengan Tito Karnavian.
-
Kapan Adzam lahir? Balita yang lahir 11 Desember 2021 ini terlihat lebih kurus dari sebelumnya, dengan banyak spekulasi bahwa sakitnya Adzam menjadi penyebabnya.
-
Apa yang diterima oleh Ammar Zoni? Ammar, yang ikut serta secara virtual melalui Zoom, tampak terkejut saat mendengar keputusan tersebut. Dengan mata yang hampir meneteskan air mata dan suara yang bergetar, Ammar menerima hukuman yang dijatuhkan kepadanya.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Kapan Kesepian Kronis muncul? Peristiwa besar dalam hidup, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau pensiun, dapat menyebabkan kesepian.
-
Kapan aliran Kali Temon deras? Mengutip situs Jadesta Kemenparekraf RI, pada musim penghujan atau kemarau, aliran Kali Temon cukup deras. Selain itu, Kali Temon memiliki aliran sungai yang relatif lebar.
-
Apa yang menjadi ciri khas Rozan Aribah Siregar? Rozan Aribah Siregar, yang juga dikenal dengan julukan Ojan, terkenal karena adegannya membawa bekal berbentuk roti buaya ke sekolah.
"Bahwa backgroundnya dari satuan-satuan tugas itu juga mempengaruhi terhadap style dalam memimpin. Pak Idham Aziz dari Bareskrim dan kebetulan juga pernah di Densus, ini mengikuti jejak dari Pak Tito, saya rasa dengan background yang seperti itu kebijakan-kebijakannya juga tidak akan pernah lepas dengan style yang sama dengan Pak Tito," kata Bambang, Senin (28/10).
Menurut Bambang, penunjukan Idham sebagai calon tunggal Kapolri tidak terlepas dari masukan Tito Karnavian. Di mana, Tito ingin memastikan kebijakannya dapat diteruskan.
"Di mana Pak Tito ingin memastikan bahwa kebijakan-kebijakannya akan diteruskan oleh pengganti yang sesuai dengan style beliau," terangnya.
Selain itu, kata Bambang, pemilihan calon Kapolri juga berdasarkan hasil seleksi yang dilakukan oleh Dewan jabatan dan kepangkatan tinggi (Wanjakti) Polri. Menurutnya, Wanjakti menilai Idham layak dan kompeten memimpin Korps Bhayangkara sehingga hanya namanya yang muncul.
"Pertanyaannya adalah jika Wanjakti sudah dilakukan, kenapa hanya muncul satu nama? Bahwa kemudian hanya muncul satu nama kemungkinan itu keputusan dari tubuh Polri," jelasnya.
Bambang menegaskan, penunjukkan Idham sebagai calon tunggal Kapolri oleh Presiden Jokowi kepada DPR berdasarkan Undang-Undang yang berlaku. Menurutnya, DPR hanya melakukan fit and proper test terhadap calon Kapolri yang diserahkan presiden.
"Terkait dengan UU tahun 2002 pasal 11 itu tidak ada yang menyatakan presiden harus mengusulkan satu nama, DPR hanya setuju atau tidak setuju," demikian Bambang.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal (Purn) Tito Karnavian telah berhenti dari jabatan dan anggota Polri karena ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Dalam Negeri. Jokowi kemudian berkirim surat ke DPR menyampaikan bahwa Idham sebagai kandidat tunggal pengganti Kapolri.
Diketahui, Komjen Idham Aziz merupakan salah satu perwira tinggi (Pati) Polri. Berbagai jabatan di Korps Bhayangkara pernah ditempati hingga ke kursi Kepala Bareskrim Polri. Selain kariernya cemerlang, Idham juga sering dilibatkan dalam tim satuan tugas untuk mengungkap perkara-perkara yang menjadi sorotan publik karena punya latar belakang sebagai reserse dan antiteror.
Pada bulan Desember 2001, Idham tercatat menjadi anggota Tim Kobra untuk menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto di bawah pimpinan Tito Karnavian. Saat itu Idham bertugas di Unit Harda Polda Metro Jaya.
Selanjutnya, Idham juga ikut menumpas dua teroris kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Saat itu Idham menjabat sebagai Kapolda Sulawesi Tengah. Saat menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Idham mengungkap pelaku kasus pembunuhan dan sodomi 14 anak jalanan yang ditangkap pada tanggal 9 Januari 2010.
Saat jadi Kapolda Metro Jaya, Idham mengungkap kasus penyelundupan narkotika jenis ganja seberat 1,3 ton dari Aceh ke Jakarta dan penyelundupan sabu-sabu 1,6 ton dari Taiwan di Anyer, Banten. Selain itu, Idham juga berhasil menjaga situasi keamanan di Jakarta tetap kondusif saat Ibu Kota menjadi tuan rumah perhelatan Asian Games 2018.
Idham juga terlibat dalam Operasi Camar Maleo bersama TNI untuk menangkap kelompok teroris Santoso di wilayah pegunungan Poso, Sulawesi Tengah, awal tahun 2015.
Baca juga:
Ketua DPR Pastikan Uji Kelayakan Calon Kapolri Idham Azis Digelar Pekan Ini
DPR Segera Gelar Fit and Proper Test Calon Kapolri Komjen Idham Aziz
Sama dengan Tito dari Densus, Idham Aziz Diyakini Mampu Atasi Radikalisme
Pengusaha Harap Idham Azis Jaga Stabilitas Keamanan dan Ekonomi
DPR Dinilai Tak Punya Alasan Menolak Idham Aziz Jadi Kapolri
Idham Aziz Diyakini Mampu Lanjutkan Legacy Kapolri Tito Soal Polisi Promoter