Cara Melindungi Anak dari Ancaman Covid-19
Data Kementerian Kesehatan 16 Februari 2022, 14 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia merupakan anak-anak.
Hampir dua tahun Indonesia dilanda pandemi Covid-19. Data Kementerian Kesehatan 16 Februari 2022, 14 persen dari total kasus Covid-19 di Indonesia merupakan anak-anak.
Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Erna Mulati mengatakan peran orang tua sangat penting di tengah pandemi Covid-19. Orang tua harus menjaga kesehatan anak yang merupakan aset berharga bangsa.
-
Kapan anak yang terinfeksi gondongan bisa menularkan virus? Anak yang terinfeksi bisa menularkan virus sejak beberapa hari sebelum gejala muncul hingga lima hari setelah gejala berakhir.
-
Mengapa rotavirus berbahaya bagi bayi dan anak? Kondisi ini sangat berbahaya bagi bayi dan anak kecil, terutama karena dapat menyebabkan dehidrasi yang serius jika tidak segera ditangani.
-
Mengapa penting menjaga kesehatan saluran cerna anak? Sederhananya, sistem saluran cerna ini memiliki peran untuk menjaga daya tahan si kecil. Yup, sekitar 70% sistem imun manusia sebenarnya berasal dari organ pencernaan, seperti usus.
-
Apa masalah kesehatan serius yang banyak dihadapi anak-anak Indonesia? Dokter spesialis anak divisi endokronologi dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, SpA(K), mengungkapkan bahwa diabetes tipe 1 merupakan masalah serius yang paling umum dihadapi anak-anak Indonesia.
-
Apa yang bisa melindungi bayi dari penyakit? Air susu ibu merupakan makanan utama bayi dan bisa memberi perlindungan optimal dari sejumlah penyakit.
-
Bagaimana cara agar mata anak tetap sehat? Paparan sinar matahari, terutama cahaya alami, diyakini dapat membantu menjaga kesehatan mata dan mengurangi risiko masalah penglihatan.
"Merupakan kewajiban kita bersama dan juga pemerintah demi mendapatkan generasi cerdas yang berkualitas. Salah satu pemenuhan hak tumbuh dan berkembang yaitu hak untuk diperhatikan masalah kesehatannya, intervensi kesehatan pada kelompok anak dari balita sampai dengan usia 18 tahun,” katanya dalam diskusi virtual, Rabu (23/2).
Erna menuturkan, orang tua harus melindungi anak dari ancaman Covid-19 melalui vaksinasi. Data terbaru, jumlah anak usia 6 sampai 11 tahun yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebesar 65,6 persen. Sementara yang sudah mendapatkan dosis kedua sebanyak 25,85 persen.
Sedangkan untuk anak usia 12 sampai 17 tahun yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama tercatat 91,73 persen dan dosis kedua 72,7 persen.
"Berdasarkan data orang yang terinfeksi Covid-19 pada periode 21 Januari 2022 sampai 6 Februari 2022 sekitar 69 persen belum melakukan vaksinasi. Adanya strategi percepatan vaksinasi yang terdiri dari kerja sama dari berbagai lintas kementerian, komunitas, sektor dan juga berbagai pihak yang mempunyai komitmen tinggi dalam upaya meningkatkan cakupan vaksinasi," jelasnya.
Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso mengatakan bahwa berdasarkan data internal IDAI, kini sedang terjadi peningkatan kasus infeksi Covid-19 Omicron pada anak, terutama di wilayah luar jawa.
"Berdasarkan survei IDAI internal dari 70 kasus di awal Januari hingga 14 Februari sudah naik 350 kali lipat. Ini sudah melewati puncak dari gelombang yang pernah kita capai di Juli 2021. Jadi kalau dari data kasus anak-anak itu sudah lewat dan percepatannya sangat cepat," terangnya.
Pimprim mengimbau para orang tua untuk tidak panik saat anak terinfeksi Covid-19. Namun orang tua tidak boleh menganggap remeh lantaran masih ada risiko masalah kesehatan yang fatal.
Dia mencatat ada beberapa laporan yang diterima dokter anak terkait kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain. Potensi anak mengalami MIS-C beberapa waktu kemudian setelah Covid-19 berakhir masih bisa terjadi.
"Dengan demikian yang perlu dilakukan upaya mencegah agar anak tidak terpapar dengan covid varian apa pun. Jadi hati-hati terhadap potensi long covid atau MISC yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negative,” ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani mengatakan pada umumnya gejala yang muncul pada bayi yang terinfeksi Omicron berupa batuk terus-menerus disertai dengan nafas yang pendek. Kemudian, adanya penurunan intensitas buang air kecil, bayi menolak untuk disusui dan juga mengalami demam tinggi meski telah diberikan obat penurun panas.
Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita, gejala infeksi Covid-19 Omicron paling sering dilaporkan alami pilek, sakit kepala, demam dan yang paling umum adalah mengeluh sakit tenggorokan.
Untuk menjaga imunitas anak di tengah pandemi Covid-19, Head of Medical Affairs & CME Darya- Varia Laboratoria dr. Sherly Indriani menyarankan para orang tua untuk memberikan asupan vitamin C dan juga Zinc. Misalnya yang terkandung dalam Imunped.
Untuk anak usia 1 hingga 2 tahun, dosis Imunped yang diberikan sekitar 1 ml per hari. Kemudian sirup untuk anak 2 sampai 6 tahun dosisnya 2,5 ml per hari dan sirup untuk anak 7-12 tahun dosisnya 5 ml per hari.
Sementara Business & Marketing Director PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati mengatakan pihaknya terus melayani masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dia menyebut telah menyediakan klinik khusus anak usia 0 sampai 18 tahun dengan layanan yang disesuaikan berdasarkan kebutuhan perkembangan setiap tahapan usia atau dikenal dengan Prodia Children Health Centre.
Layanannya meliputi panel pra vaksinasi Covid-19 pada anak, telekonsultasi dokter, vaksinasi untuk anak (non Covid-19), dan pengambilan darah di mobil.
(mdk/ray)