Cara Tangani Hewan Terkena Antraks, Dikubur Sedalam 2 Meter atau Dibakar
Kemenkes membenarkan bahwa saat hewan positif antraks mati, sporanya bisa bertahan di tahan.
Beredar kabar spora antraks yang bisa bertahan hingga puluhan tahun di dalam tanah
Cara Tangani Hewan Terkena Antraks, Dikubur Sedalam 2 Meter atau Dibakar
Kasus antraks yang menyerang hewan ternak sapi di Gunungkidul, Yogyakarta bikin geger.
Sebanyak tiga orang meninggal dunia dan 93 orang lainnya positif terjangkit antraks.
Antraks Bisa Bertahan Puluhan Tahun di Tanah
Setelah kasus ini merebak, beredar kabar spora antraks yang bisa bertahan hingga puluhan tahun di dalam tanah. Kemenkes membenarkan bahwa saat hewan positif antraks mati, sporanya bisa bertahan di tahan.
"Harus dibakar atau dikubur untuk mencegah penularan, karena ketika dibedah spora akan keluar, spora akan masuk ke dalam tanah dan bertahan selama puluhan tahun,"
kata Nuryani kepada wartawan, Kamis (6/7).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Imran Pambudi mengatakan, antraks merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri bacillus antrachis.
Antraks umumnya menyerang hewan herbivora seperti sapi, kambing, hingga domba. Namun, bakteri tersebut juga bisa melompat ke manusia.
Tahapan infeksi antraks ke manusia
Imran mengungkapkan bahwa transmisi antraks dari tanah ke hewan dan kemudian menginfeksi manusia terjadi dalam beberapa tahapan. Pertama, bakteri Bacillus anthracis mulanya berubah menjadi spora di dalam tanah dan rerumputan. Bakteri kemudian bisa bertahan hidup hingga lebih dari 40 tahun. "Kemudian (kedua), spora ini bisa masuk-masuk ke manusia. Masuk lewat luka pada tubuh, makan, minum dengan yang punya kandungan spora tadi," kata Imran
"Bakteri ini juga bisa dimakan oleh hewan di mana nanti hewan yang sakit dikonsumsi oleh manusia. Jadi ada dua, bisa langsung dari tanah sendiri. Bisa juga masuknya melalui hewan yang sakit,"
tambah Imran.
merdeka.com
Berkaitan dengan proses transmisi antraks, Imran menegaskan soal pentingnya penanganan intensif untuk hewan positif antraks. Sebab, saat hewan positif antraks mati, sporanya bisa bertahan di tahan.
"Pada saat hewannya mati, itu nanti sporanya waktu di kubur, itu juga akan masuk lagi (ke tanah). Jadi memang ini perlu penanganan yang lebih intensif lagi," ujar Imran.
Gejala dan Pengobatan Antraks
Nuryani mengungkapkan ada sejumlah gejala klinis antraks. Di antaranya demam tinggi pada hewan infeksi, hewan ternak mengalami gelisah, kesulitan bernapas, kejang, rebah, mati mendadak tanpa menunjukkan gejala klinis, dan terjadi pendarahan pada lubang kumlah. Pengobatan antraks biasanya melibatkan antibiotik seperti penisilin, sefalosporin, atau tetrasiklin. Antibiotik ini dapat membantu menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri dalam tubuh.