Cari nelayan Nunukan hilang di kandang buaya, Tim SAR temukan jari tangan
Tim SAR bergerak pagi tadi di hari kedua pencarian, sekitar pukul 07.15 Wita, dari pelabuhan Sei Jepun, Nunukan. Di lokasi yang terdiri dari banyak anak sungai, pihak keluarga menyempatkan diri untuk menggelar ritual.
Keberadaan seorang nelayan, Amat (43), warga Kampung Rambutan, Nunukan, Kalimantan Utara, yang hilang dalam sepekan ini masih dicari tim SAR gabungan dengan lebih hati-hati. Sementara, upaya pencarian keluarga, juga dilakukan melalui rangkaian ritual.
Tim SAR bergerak pagi tadi di hari kedua pencarian, sekitar pukul 07.15 Wita, dari pelabuhan Sei Jepun, Nunukan. Di lokasi yang terdiri dari banyak anak sungai, pihak keluarga menyempatkan diri untuk menggelar ritual.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Kapan Hari Tapir Sedunia diperingati? Tahukah Anda, tanggal 27 April diperingati sebagai Hari Tapir Sedunia? Ya, sejak tahun 2008 lalu, setiap tanggal 27 April menjadi momentum peringatan tersebut.
-
Kapan hiu ini ditemukan terdampar di pantai? Menurut Aitkenhead, kondisi hiu tersebut menunjukkan bahwa hewan itu telah berada di dalam air selama satu atau dua hari setelah kematiannya.
-
Kenapa Pemkab Purwakarta menyebar burung hantu di sawah? Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, punya cara tak biasa untuk menghentikan hama tikus yang merugikan petani. Mereka menyebar pasukan burung hantu itu di area persawahan sebagai predator alami tikus.
-
Kapan Burung Enggang Gading dinyatakan punah? Burung Kuau Bergaris Ganda, bagian dari genus Argusianus, dikenal hanya melalui beberapa bulu yang ditemukan dan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga kini, keberadaan burung ini tidak pernah terungkap di alam liar. Berdasarkan hasil penelitian, burung ini dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), menambah daftar panjang spesies Indonesia yang telah lenyap.
"Di samping ritual dari keluarga korban, kami tim SAR gabungan tetap menyisir lokasi," kata Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kaltim-Kaltara Octavianto, kepada merdeka.com, Senin (18/12) sore.
Octavianto menerangkan, pencarian di hari kedua ini, tim SAR gabungan bergerak hati-hati. Sebab, dari keterangan warga sekitar, yang juga nelayan, lokasi hilangnya Amat, berada di dalam habitat satwa buaya.
"Informasi dari warga, di lokasi adalah habitat buaya muara ya. Jadi, tentunya tim melakukan penyisiran dengan ekstra hati-hati. Apalagi di lokasi, layanan telekomunikasi sangat terbatas, mengandalkan telepon satelit," ujar Octavianto.
Sementara, Koordinator SAR Nunukan Ari Triyanto menambahkan, pencarian di lokasi, ditemukan jari manusia diduga jari korban. "Jadi sepanjang pagi tadi, waktu tim mencari, ditemukan jari tangan yang diduga dimuntahkan oleh buaya, di sekitar lokasi yang kita temukan jejak kaki," kata Ari.
"Sekitar jam 4.30 sore tadi, disebabkan kita tidak menemukan titik untuk berlabuh, tidak ada permukiman warga, kita kembali ke dermaga Jepun untuk kemudian bersiap melanjutkan pencarian besok pagi," ujar Ari.
"Di lokasi angin juga kencang, dan awan gelap. Jadi memang lokasinya tidak memungkinkan untuk kita menginap," demikian Ari.
Diketahui, Amat dan 3 nelayan lainnya, pergi melaut mencari ikan di Sungai Sebaung, Rabu (13/12). Biasanya, selama melaut, keempatnya akan kembali dalam waktu 3-4 hari kedepan. Namun hingga Sabtu (16/12), Amat tidak kunjung kembali.
Rekan-rekannya hanya menemukan perahu milik Amat, beserta ikan hasil tangkapan yang sudah membusuk. Oleh keluarga, hilangnya Amat kemudian dilaporkan ke kepolisian.
(mdk/rhm)