Cegah abrasi, petani di Semarang tanam mangrove 95 hektare
"Di sini, kami sudah menanam mangrove cukup banyak dan terbukti bisa menahan gelombang air pasang," urainya.
Untuk mencegah dampak abrasi sekaligus melestarikan ekosistem bawah laut, puluhan petani di Semarang Jawa Tengah terus menggiatkan penanaman mangrove. Sejak 14 tahun terakhir, mereka telah menanam mangrove seluas 95 hektare tersebar di belasan kelurahan.
Pantauan merdeka.com di Kelurahan Mangkang Wetan Kecamatan Tugu Semarang, para petani tampak sedang sibuk menanam mangrove di belakang rumah mereka yang berbatasan langsung dengan perairan lepas.
Salah seorang petani mengaku, harus menempuh perjalanan hingga 5 kilometer untuk menanam mangrove di atas lahan yang sudah disiapkan. "Di sini, kami sudah menanam mangrove cukup banyak dan terbukti bisa menahan gelombang air pasang," urainya, Selasa (7/10).
Kepala Bidang Pengelolaan Kelautan dan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Semarang, Siswanto, mengatakan ada empat kecamatan yang kini sedang menggiatkan penanaman mangrove yakni Tugu, Genuk, Semarang Batat dan Semarang Utara.
"Di Tugu, para petani menanam di Mangunharjo, Mangkang Kulon, Randugarut, Mangkang Wetan, Mangkang Kulon dan Tugurejo," kata Siswanto.
Selain itu, mangrove juga ditanam di Pantai Maron belakang Bandara A Yani, kampung nelayan Tambak Lorok dan Trimulyo. Hal ini dilakukan karena memang wilayahnya memungkinkan untuk penanaman mangrove.
Dia mengungkapkan, sejauh ini para petani telah menanam 95 hektare lebih sejak 14 tahun terakhir. "Ini sangat efektif menahan abrasi sekaligus menumbuhkembangkan biota laut dan mengatasi anomali cuaca," terang Siswanto.
Baca juga:
Antisipasi banjir, SAR gelar latihan di Pantai Marina Semarang
Angin puting beliung rusak 12 rumah di Langkat
Evakuasi dramatis korban banjir Topan Fung-Wong di Filipina
Keganasan Odile luluh lantakkan bandara internasional di Meksiko
Rumah diterjang badai, warga Meksiko nekat jarah supermarket
Pantau Gunung Slamet, tim SAR bangun posko induk di Gambuhan
Kekeringan sampai suhu panas ekstrem ancam manusia di tahun 2050
-
Kapan Curug Bengkawah dapat diakses? Dari pusat Kota Pemalang, air terjun ini dapat ditempuh selama 45 menit hingga 1 jam.
-
Bagaimana cuaca terbentuk? Fenomena cuaca melibatkan interaksi kompleks antara atmosfer, lautan, dan daratan, menciptakan kondisi yang terus berubah sepanjang waktu.
-
Apa keunikan utama Curug Bengkawah? Dilansir dari Wisatapemalang.com, keunikan dari Curug Bengkawah adalah keberadaan dua air terjun dengan ketinggian sekitar 20 meter.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Bagaimana ruam eksim biasanya tampak? Eksim tampak sebagai ruam yang sangat gatal, yang sering berwarna merah, kasar atau iritasi, bersisik, dan dapat mengeluarkan darah.
-
Dimanakah Embung Alastuwo berada? Embung Alastuwo yang terletak di Desa Wonolepo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, sudah lima bulan ini kering tanpa air.