Cegah kekerasan pada anak, KPAI minta orang tua perhatikan pola asuh
Untuk mengurangi kasus yang menimpa anak, terlebih kasus kekerasan perlu ada pencegahan dini. Di mana pencegahan dapat dimulai dari pola asuh orang tua.
Hari Anak Nasional yang diperingati setiap tanggal 23 Juli diharapkan tidak hanya sebagai perayaan semata. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengharapkan adanya perbaikan untuk memenuhi hak-hak anak.
KPAI mencatat sampai tahun 2016 terdapat 23.000 kasus terhadap anak dengan tiga kasus utama. Pertama kasus anak berhadapan hukum, kedua pengasuhan dan keluarga, dan kasus pendidikan.
Komisioner KPAI Jasa Putra menilai, persoalan anak bukanlah perkara biasa. Karena pada akhirnya bukan hanya menjadi persoalan antara orang tua dengan anak, murid dengan guru namun sudah menjadi urusan negara.
"Persoalan anak enggak dilihat sebelah mata atau biasa-biasa aja. Semua institusi terkait atau yang tidak terkait lebih awareness, lalu awareness keluarga, sekolah pemerintah," katanya dalam diskusi di Warung Daun Cikini, Sabtu, (22/7).
Untuk mengurangi kasus yang menimpa anak, terlebih kasus kekerasan perlu ada pencegahan dini. Di mana pencegahan dapat dimulai dari pola asuh orang tua.
"Pola pengasuhan dari orang tua sebelumnya, tapi harus di-upgrade, karena ada faktor gadgets, dan lain-lain. Sehingga anak itu bisa merasa orang tua sebagai teman. Dengan ini saya yakin kekerasan anak bisa kita kurangi," ujarnya.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Direktur Rehabilitasi Anak Kementerian Sosial, Nahar. Dia menilai masih banyak kasus yang melibatkan anak karena pola pengasuhan yang salah dari orang tua.
Nahar mengungkapkan, selama ini banyak anak yang titipkan untuk diasuh oleh pengasuh. "Idealnya pengasuhan yang baik dari keluarganya sendiri. Kalau hubungannya baik dan tidak masalah, tugas kita ringan. Kalau terpaksa diasuh kerabatnya, beruntung kalau kerabat mengasuh dengan peran orang tua yang baik," ujarnya.
Menurutnya, berlimpahnya materi, serta sekolah yang bagus semua akan menjadi sia-sia jika tidak mendapat perhatian dari orang tua.
"Akibat kelemahan tidak maksimalnya pengasuhan, punya anak dicukupkan dengan materi, sekolah bagus, tapi tidak komunikasi, maka dampak psikologis," pungkasnya.
Baca juga:
LPAI sebut perilaku bullying dapat menular
Pemerintah sebut bullying marak karena pengaruh sinetron & orangtua
Bersalah, pemilik Panti Asuhan Tunas Bangsa divonis 4 tahun 3 bulan
Pesantren di Senegal paksa santri mengemis, disiksa jika menolak
[Video] Curi uang Rp 268 ribu, bocah 12 tahun diseret bugil ayahnya
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa saja jenis kecerdasan yang dimiliki anak? Kecerdasan pada anak memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ketahui sejumlah jenis kecerdasan pada anak.