Cegah Kekerasan Saat Liputan, Polda Kalteng Beri Wartawan Rompi Pers Warna Oranye
Polda Kalimantan Tengah membagikan 30 rompi berwarna oranye yang bertuliskan 'Pers' untuk para jurnalis saat melakukan peliputan aksi unjuk rasa di wilayah hukumnya. Hal ini dilakukan agar tak terjadi kekerasan yang menimpa jurnalis saat meliput.
Polda Kalimantan Tengah membagikan 30 rompi berwarna oranye yang bertuliskan 'Pers' untuk para jurnalis saat melakukan peliputan aksi unjuk rasa di wilayah hukumnya. Hal ini dilakukan agar tak terjadi kekerasan yang menimpa jurnalis saat meliput.
Kapolda Kalimantan Tengah Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, pemberian rompi itu juga dianggap sebagai bentuk perlindungan Polri terhadap para jurnalis demi menghindari kesalahpahaman di lokasi aksi demo.
-
Bagaimana Pakta Warsawa dibentuk? Pakta Warsawa, atau Pakta Pertahanan Bersama Warsawa, dibentuk pada 14 Mei 1955 di Warsawa, Polandia.
-
Apa keunikan dari Pantai Wartawan? Selain namanya yang unik, Pantai Wartawan menyajikan pemandangan pantai yang begitu indah, dipadukan dengan warna biru air laut menjadi kombinasi yang pas untuk menghabiskan akhir pekan.
-
Apa yang membuat wartawan dibunuh? Daftar wartawan di Indonesia yang tewas dibunuh usai meliput kasus sensitif.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Di mana warugan lemah tercatat dalam sejarah? Dalam catatan sejarah, naskah itu sudah ada sejak 1846 dan dikenalkan oleh Bupati Bandung, Wiranatakusumah IV kepada Masyarakat Batavia. Namun diduga pembuatannya sebelum runtuhnya Kerajaan Padjajaran, sekitar tahun 1400-an masehi.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
"Ini secara simbolis 30 rompi kami bagikan kepada rekan-rekan media untuk dipergunakan dalam peliputan aksi demo," kata Dedi dalam keterangannya, Senin (12/10).
Diharapkan dengan warna yang terang, aparat yang bertugas dapat mengenali dan melindungi para awak media yang sedang bertugas untuk meliputi.
©2020 Istimewa
"Ini warna oranye sangat mencolok dan mudah dikenali. Jadi tidak ada lagi alasan aparat tak mengenali rekan media yang sedang bertugas meliput," ujarnya.
Dedi ingin agar kejadian kekerasan terhadap para jurnalis tidak terjadi lagi saat melakukan liputan aksi.
"Semoga dengan adanya rompi ini tidak ada lagi kesalahpahaman antara aparat yang tugas mengamankan kegiatan menyampaikan pendapat dengan para rekan media," ungkapnya.
Dedi menambahkan, selain menggunakan rompi dalam meliput setiap aksi demo, para jurnalis diharapkan menggunakan atribut atau identitas lengkap lainnya. Kemudian, para jurnalis juga diharapkan berkoordinasi dengan aparat yang berjaga sehingga diketahui perbedaannya dengan massa aksi.
Menurutnya, dalam pengaman setiap aksi demo, telah diperintahkan agar setiap personel memberikan perlindungan kepada para jurnalis. Ia pun berharap tidak ada peristiwa yang tidak diinginkan terjadi antara aparat kepolisian dengan para jurnalis.
"Kami berharap tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ini merupakan bentuk kerja sama dan perlindungan terhadap rekan media," tandasnya.
(mdk/bal)