Cek perangkap kepiting, Junaedi hilang di rawa habitat buaya
Belakangan, perahu motor milik korban dengan kondisi mesin menyala, terlihat tanpa korban dan menabrak pantai, di sekitar perusahaan yang bergerak di bidang minyak sawit
Junaedi (28), nelayan warga Kelurahan Pantai Lango, kecamatan Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, Minggu (18/3) pagi dilaporkan hilang di perairan Sungai Tempadung, Balikpapan, yang masuk habitat buaya. Tim SAR gabungan terus mencari keberadaannya dengan ekstra hati-hati.
Sebelumnya, minggu pagi sekitar pukul 06.00 WITA, Junaedi pamit pergi mengecek rakang, atau dalam bahasa warga setempat adalah perangkap kepiting, yang sebelumnya dipasang Junaedi.
-
Kapan hiu ini ditemukan terdampar di pantai? Menurut Aitkenhead, kondisi hiu tersebut menunjukkan bahwa hewan itu telah berada di dalam air selama satu atau dua hari setelah kematiannya.
-
Apa saja pantangan yang diyakini orang Betawi? Masyarakat Betawi di seputaran Jakarta masih meyakini adanya pantangan sebagai sebuah pedoman hidup.
-
Kenapa manusia melewati batas Bumi? Fenomena ini menandakan bahwa jejak ekologis manusia semakin besar, dan biokapasitas planet bumi tidak dapat mengimbanginya.
-
Bagaimana Jaka Sembung melawan Ki Hitam? Akhirnya Jaka Sembung teringat pesan gurunya, Ki Sapu Angin yang menyebut jika ilmu rawa rontek bisa rontok saat pemiliknya tewas dan tidak menyentuh tanah. Di film itu, Jaka Sembung kemudian menebaskan parang ke tubuh Ki Hitam hingga terpisah, dan menusuknya agar tidak terjatuh ke tanah.
-
Bagaimana bintang tersebut berkedip? Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi.
-
Siapa yang melarang orang Baduy memelihara kambing? Salah seorang warga Baduy, Emen menceritakan ragam kearifan lokal warga setempat, salah satunya tidak boleh memelihara kambing.
"Jadi rakang itu, dipasang oleh korban sejak Sabtu (17/3) kemarin," kata Kasi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kaltim-Kaltara Octavianto, dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (18/3).
Belakangan, perahu motor milik korban dengan kondisi mesin menyala, terlihat tanpa korban dan menabrak pantai, di sekitar perusahaan yang bergerak di bidang minyak sawit. "Saksi pekerja perusahaan setempat menyebutkan, perahu itu tanpa pengemudinya," ujar Octavianto.
Saksi pekerja perusahaan lantas bergegas memberitahukan warga sekitar, di kelurahan Pantai Lango, mengabarkan adanya perahu motor tanpa pengemudi menabrak pantai dalam kondisi mesin menyala.
"Sejak kabar itu diterima warga Lango sekitar jam 8.30 pagi tadi, warga beramai-ramai mencari menggunakan kapal dan speedboat," ujar Octavianto.
Dugaan sementara, korban Junaedi terjatuh dari kapalnya. Kendati demikian, menurut Octavianto, tim SAR mesti berhati-hati melakukan pencarian korban. Mengingat, kawasan Sungai Tempadung, diduga masuk kawasan habitat buaya buas.
"Kami harus ekstra hati-hati. Terkadang terlihat Pak. (terlihat buaya di lokasi pencarian sekarang ini). Tapi, untuk catatan resmi ada tidaknya korban diserang buaya, kami belum punya datanya," demikian Octavianto.
Salah satu kapal khusus Basarnas berupa RIB (Rigit Inflatable Boat) 12 meter diterjunkan mencari korban, bersama dengan unsur SAR lain baik dari TNI AL, Polres PPU, BPBD PPU. Termasuk, relawan kebencanaan dan juga masyarakat.
Baca juga:
Empat hari menghilang, Parsi ditemukan tewas di semak-semak hutan jati
Operator buldoser ditemukan di hutan Kalimantan usai hilang dua hari
Tak diizinkan nikahi wanita muda, kakek 85 tahun kabur dari rumah
Naik kapal penyeberangan Sungai Mahakam, pemuda Samarinda hilang misterius
Warsito yang hilang di lereng Gunung Merapi ditemukan usai doa bersama digelar