Cerita-cerita unik latihan gabungan TNI
Kehadiran para prajurit ini jadi rezeki tersendiri buat warga sekitar Pusat Latihan Tempur Marinir di Asembagus.
Ribuan prajurit memadati kawasan Situbondo, Jawa Timur dalam rangka Latgab TNI tahun 2014. Latihan rutin ini ternyata membawa berkah tersendiri bagi warga sekitar.
Banyak warga yang mendapatkan manfaat baik secara langsung atau pun tidak langsung dari latihan gabungan ini.
Salah satunya, kehadiran para prajurit ini jadi rezeki tersendiri buat warga sekitar Pusat Latihan Tempur Marinir di Asembagus. Warga bisa menjajakan beragam macam dagangannya.
Tak cuma itu, ada cerita-cerita unik lain di sela-sela latihan gabungan yang konon menelan biaya puluhan miliar tersebut. Apa saja? Berikut yang berhasil dihimpun merdeka.com, Rabu (4/16):
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Di mana ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Bagaimana anggota TNI itu ditemukan? Anggota TNI dari kesatuan POM AD III/Siliwangi itu pertama kali ditemukan tergeletak berlumuran darah oleh warga di halaman bengkel mobil, Jalan Pangkalan 5, Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi, Jumat (29/3) sekira pukul 03.30 WIB.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Kapan ledakan gudang amunisi TNI terjadi? Lokasi ledakan Gudang Amunisi Daerah (Gudmurad) Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/3) lalu menyisakan pertanyaan.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
Para santri bersarung terpukau lihat Helikopter TNI AU
Cerita dari Latihan Gabungan TNI 2014 dari Situbondo, Jawa Timur, tak cuma soal gelar pasukan dan alutsista. Ada kisah-kisah menarik seputar interaksi TNI dan masyarakat sekitar.
Di Lapangan Sumberejo, Asembagus, Situbondo, terparkir tiga helikopter TNI AU jenis SA-330 Puma dan NAS-332 Super Puma. Pemandangan tak biasa mengundang masyarakat sekitar mendekat untuk menyaksikan heli angkut yang bermarkas di Lanud Atang Sanjaya Bogor ini.
Ada juga santri-santri dari Ponpes Salafi Sukorejo yang berjarak dua km dari lapangan. Mereka rela berjalan kaki untuk melihat helikopter tersebut. Para santri mengenakan sarung dan kopiah.
Tiga Helikopter dijaga oleh dua prajurit Paskhas TNI AU. Praka Suwito dan Pratu Sartono.
Mereka tak melarang masyarakat dan para santri mendekat. Dua prajurit itu juga menjelaskan fungsi dan bagian-bagian helikopter pada masyarakat.
"Sini lihat, tapi jangan terlalu dekat ya," kata Praka Suwito.
"Boleh ikut terbang, pak?" kata beberapa orang santri.
"Wah, kalau itu mungkin enggak boleh. Kan helikopter ini untuk mendukung latihan. Harus izin komandan," jawab Suwito.
Para santri mengaku cukup senang dengan kehadiran TNI dan alutsista mereka.
"Ya seneng Pak. Baru sekali saya lihat pesawat dari dekat," kata Miftah (11), seorang santri.
Mengambil untung dari prajurit TNI kehausan di Situbondo
Ribuan prajurit memadati kawasan Situbondo, Jawa Timur dalam rangka Latgab TNI tahun 2014. Kehadiran para prajurit ini jadi rezeki tersendiri buat warga sekitar Pusat Latihan Tempur Marinir di Asembagus. Matahari di kawasan Situbondo yang terletak di dataran rendah cukup menyengat. Debu membuat sesak napas.
Nah, warga pun memanfaatkan para tentara yang kehausan dan kelelahan setelah latihan. Mereka berjualan aneka minuman dingin, kopi dan rokok. Warno (31), salah satunya. Pria ini mengaku sudah satu minggu jadi penjual dadakan. Biasanya Warno kerja serabutan.
"Ini ambil barang dulu sama teman. Nanti yang laku dibayar," kata Warno, Senin (2/6).
Warno mengaku dapat untung lumayan. Paling laku jual minuman dingin setelah latihan. Dia pun mengaku tak ada prajurit yang bandel. "Baik-baik kok Mas. Nggak ada yang nggak bayar," katanya.
Para pedagang ini pun tak sungkan langsung menawari prajurit yang baru turun dari tank atau panser. "Ayo pak, yang haus. Seger-seger," kata para pedagang menyambut prajurit pulang latihan.
Seorang prajurit mengaku cukup senang dengan kehadiran para pedagang dadakan ini. Apalagi setelah berpanas-panas latihan. "Kalau perang beneran kan nggak bisa jajan. Ini mumpung bisa jajan. Panas sekali di sini Mas, makanya jajan es terus," candanya.
Para pedagang ini biasanya mangkal di lokasi latihan. Mereka juga mendatangi barak-barak dadakan. Selain itu warga juga mendapat untung dari menyewakan rumah untuk penginapan. Mereka juga menyediakan makan bagi pendukung Latgab.
"Ya lumayan, kita bantu Bapak-bapak TNI saja. Sekali makan Rp 10.000," kata Sri, warga lainnya.
Penggembala kambing di tengah latgab TNI 2014
Latihan gabungan TNI di Asembagus, Situbondo rupanya mengambil lokasi yang biasanya dipakai warga untuk menggembala hewan ternak. Meski lokasi dipakai latihan, namun tak membuat penggembala ternak libur.
Namun aktivitas warga yang biasa menggembala hewan ternak sedikit terganggu karena lahan digunakan TNI untuk latihan.
Seperti yang terjadi kemarin, tampak seorang warga menggembala 25 ekor kambingnya di lokasi Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Asembagus, Situbondo, Jawa Timur.? Warga sekitar biasa juga memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam dan menggembala ternaknya saat tidak digunakan untuk latihan tempur.
Suara alutsista yang menggelegar tak menyurutkan warga untuk tetap menggembalakan ternaknya.
TNI obati gatal-gatal dan pusing warga Situbondo
Di sela-sela rangkaian kegiatan Latihan Gabungan (Latgab) TNI tahun 2014, Prajurit TNI dari Divisi Infanteri (Divif) I/Kostrad menggelar bakti sosial. Mereka melayani pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis.
Acara digelar di kampung Cotek Sidodadi, Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih Kab. Situbondo, Jawa Timur. Sekitar 200 orang mengikuti kegiatan ini. Mereka berduyun-duyun memeriksakan kesehatan.
"Pusing, Pak. Ini kepala nyut-nyutan terus," kata Rahmat (52), salah seorang warga saat mendaftar.
Serda Agus Arianto menuturkan warga umumnya hanya menderita penyakit ringan.
"Rata-rata mengeluh pusing. Gatal-gatal dan pegal linu. Mungkin kalau gatal-gatal karena kebersihan. Kalau pegal linu karena kelelahan kerja," kata Serda Agus.
Uniknya beberapa warga ada yang takut disuntik.
"Ini disuntik pak?" kata seorang warga.
Petugas medis itu menggeleng. "Nggak kok Bu. Nah, tiduran ya."
Saat itulah petugas medis menyuntik warga tersebut.
Warga cukup antusias menyambut pengobatan gratis tersebut. Biasanya mereka berobat di Puskesmas atau RSUD Asembagus.