Cerita di Balik Pembangunan Kantor Desa Unik di NTT
Kantor Desa Toi yang terletak di pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan sempat mencuri perhatian masyarakat luas. Bangunan yang belum sepenuhnya rampung tersebut sudah terkesan keunikannya.
Kantor Desa Toi yang terletak di pedalaman Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan sempat mencuri perhatian masyarakat luas. Bangunan yang belum sepenuhnya rampung tersebut sudah terkesan keunikannya.
Kantor desa yang sementara dalam tahap penyelesaian itu mulai direncanakan pada tahun 2019. Pengerjaannya baru dimulai 10 Januari 2021, karena panitia pembangunan banyak yang pergi merantau mencari kehidupan yang layak di daerah orang.
-
Apa yang dilakukan pelaku terhadap tiga pemuda di NTT? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL. Mereka sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu, Kabupaten TTU.
-
Kenapa Betrand Peto pulang ke NTT? Betrand Peto, putra sambung Sarwendah dan Ruben Onsu, sedang pulang ke NTT untuk melayat neneknya yang baru saja meninggal.
-
Dimana penembakan tiga pemuda di NTT terjadi? Pelaku penembakan terhadap tiga orang pemuda asal Peboko, Kelurahan Kefamenanu Utara, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), ditangkap.
-
Apa yang dilakukan oleh KWT Srikandi di Kelurahan Nusa Jaya? Para anggota KWT Srikandi di RT 02, RW 08 ini berhasil membudidayakan sejumlah jenis sayuran yang mudah diolah.
-
Apa yang ditemukan di Kota Kuno ini? Penggalian pada situs tersebut telah menemukan contoh pertama sebuah kucing peliharaan yang ditemukan pada Jalur Sutra Utara dan simpanan telur ayam bertuliskan huruf Arab di bejana keramik pada abad ke-10 Masehi.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
Kepala Desa Toi, Jidro Hendrik Nikodemus Lakapu menuturkan pembangunan kantor desa tersebut tanpa desain perencanaan dari arsitek.
"Memang dalam perencanaan kantor desa ini harus dibangun dua lantai, namun dalam perjalanan karena pengerjaan secara gotong royong oleh masyarakat sesuai keahlian masing-masing dan tanpa gambar, makanya hanya satu lantai," kata Jidro saat dihubungi, Sabtu (29/1).
Menurut Jidro, banyak orang viralkan di media sosial bahwa kantor desa tiga lantai itu tidak benar. Karena kantornya hanya satu lantai, tapi dibuat trap sehingga menyerupai gedung berlantai tiga.
"Kantornya dibangun trap sehingga kelihatan lain. Selain itu dibangun juga dengan tempat untuk foto-foto, seperti taman yang dihiasi lampu warna warni, juga tangga yang dibaluti lampu juga sehingga kelihatan lain," jelasnya.
Jidro mengaku, pembangunan itu menggunakan dana talangan dari masyarakat. Per kepala keluarga menanggung beban sebesar Rp250.000 yang bisa dicicil dari dana bantuan pemerintah kabupaten maupun pusat.
©2022 Merdeka.com
"Saya pikir begini, dari kantor desa lama yang sudah buruk inilah kita dalam hal ini masyarakat mendapatkan banyak bantuan, sehingga apa salahnya jika kita ubah kantor ini jadi lebih baik, sehingga per kepala keluarga itu Rp250.000 dan itu pun dicicil hingga lima sampai enam kali," ujarnya.
Khusus bahan-bahan bangunan nonlokal seperti beton, paku, seng dan semen itu dibeli. Sedangkan bahan-bahan lokal itu didapat dari swadaya masyarakat. Bahkan taman untuk spot foto pun dibangun sendiri oleh Jidro, bermodalkan pengalamannya saat merantau di Bali.
"Ini murni swadaya, tidak pakai tukang dari luar bahkan gedung ini pun dikerjakan tidak pakai gambar. Ketika kita sudah mulai bekerja, ada saja ide positif yang dimasukkan oleh masyarakat, ini kalau menurut orang arsitek ya tidak percaya tapi ini yang terjadi," ungkap Jidro.
Ia menambahkan, motivasinya membangun kantor desa itu didapat saat merantau selama sembilan tahun di Bali, setelah memilih pulang dia melihat kondisi kampungnya tidak banyak berubah.
"Saya pulang kampung dan melihat kok kampung saya kumuh, diam, tenang dan tidak ada perubahan. Mulai dari situ saya libatkan diri dalam rapat yang digelar di balai desa, saya selalu protes karena kondisi kampung yang tidak berubah," ceritanya.
©2022 Merdeka.com
Setelah itu Jidro dipilih menjadi sekretaris desa (Sekdes), dan suasana desa mulai bergeliat hingga dipercayakan sebagai kepala desa, lalu berhasil membangun kantor desa megah tanpa menggunakan sedikit pun dana desa.
"Saya minta untuk diperiksa karena saya takut ada kecurigaan orang kalau bangun pakai dana desa. Karena secara regulasi itu tidak diperbolehkan menggunakan dana desa bangun kantor desa. Kami swadaya, karena desa di udik begini mau ambil uang dari mana?" tegasnya.
Jidro menambahkan, selain membangun kantor desa dia bersama masyarakatnya membangun balai pelatihan desa. Balai ini nantinya digunakan untuk melatih pelajar SMP maupun SMA menenun, menganyam maupun latihan kerja lainnya.
"Kami juga lembur sampai malam untuk selesaikan pekerjaan ini semua. Kami juga bangun jalan setapak menggunakan batu warna Kolbano, membuat spot foto, memasang lampu hias dengan harapan menjadi lokasi wisata baru di Kabupaten TTS," pungkasnya.
(mdk/cob)