Cerita Dirjen Kementan Terancam Dicopot Jabatan Karena Tak Ikuti Aturan Main SYL hingga Akhirnya Dibebankan Urunan
Alhasil Ditjen Holtikultura terus menerus diteror dengan dibebankan permainan SYL.
Alhasil Ditjen Holtikultura terus menerus diteror dengan dibebankan permainan SYL.
- Eks Sekjen Kementan Ungkap SYL Pernah Beri Instruksi Tolak Proyek Mengatasnamakannya
- Terungkap Ditjen Holtikultura Kementan Setor Rp5,6 Miliar ke SYL
- Dirjen Kementan sampai Geleng-Gelengan Kepala Diperas SYL, Harus Urunan Karena Tak Punya Anggaran
- Curi Perhatian Berbagai Instansi, Ini Kisah Inspiratif Pemuda Asal Temanggung Kembangkan Pertanian Melon di Lereng Gunung Sindoro
Cerita Dirjen Kementan Terancam Dicopot Jabatan Karena Tak Ikuti Aturan Main SYL hingga Akhirnya Dibebankan Urunan
Direktur Jenderal (Dirjen) Holtikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto mengaku sempat terancam dicopot dari jabatannya karena membuat mantan atasannya Syahrul Yasin Limpo (SYL) marah. Alhasil Ditjen Holtikultura terus menerus diteror dengan dibebankan permainan SYL.
Ancaman pencopotan itu terungkap dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Prihasto yang dibaca oleh Jaksa KPK pada sidang lanjutan perkara gratifikasi dan pemerasan SYL dan kawan-kawan di Pengadilan Negeri Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (15/5).
DIanggapl SYL Tidak Royal
Prihasto dianggap tidak loyal karena tidak meloloskan proyek RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura).
"Mohon izin Yang Mulia menegaskan kembali BAP saksi Nomor 50. Saksi pernah memberi keterangan sebagai berikut: Bahwa perlu saya sampaikan saya pernah secara tidak langsung adanya penyampaian dari Syahrul Yasin Limpo maupun pihak terdekat yang bersangkutan bahwa jika tidak loyal dengan kepentingan Syahrul Yasin Limpo maka akan dicopot jabatannya, namun terhadap saya hal itu tidak terjadi. Tapi, saya pernah mendengar nama saya pernah diusulkan ke Sekretariat Kabinet (Setkab) untuk diganti oleh Syahrul Yasin Limpo hal itu terjadi karena banyak kebijakan atau petunjuk beliau yang tidak sa ikuti. Di antaranya terkait dng RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura)," kata Jaksa yang membacakan BAP Prihasto.
Duduk Perkara Dicopot
Prihasto mengatakan, SYL dan Dirjen Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Muhammad Hatta atau Staff Khusus Imam Mujahidin pernah meloloskan perusahaan yang mengajukan RIPH.
Prihasto menolak perusahaan tersebut dengan alasan tidak memenuhi persyaratan. Penolakan itu membuat SYL murka.
Alhasil, Ditjen Holtikultura dibebankan dengan berbagai permintaan pribadi SYL.
"Karena tidak memenuhi persyaratan saya tolak, dan saya tahu Syahrul Yasin Limpo marah kepada saya dari informasi Muhammad Hatta pasca saya tolak pengurusan rekanan, selanjutnya terkait jumlah nominal iuran dana sharing nonbudgeter Syahrul Yasin Limpo yang dibebankan ke Ditjen Hortikultura yang tidak maksimal diberikan yang membuat Muhammad Hatta sering mempertanyakan dan mendesak kepada Sesdit saya almarhumah Retno untuk penuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo secara maksimal," beber Jaksa.