Mengenal Sialang, Pohon Adat Suku Petalangan yang Jadi Rumah Lebah Hutan
Jenis flora yang satu ini sudah dilindungi oleh KLHK maupun Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau karena menjadi rumah permanen bagi lebah untuk produksi madu.
Pulau Sumatra dikelilingi oleh ratusan ribu hektare kawasan hutan yang mengandung satwa maupun tumbuhan langka dan hanya dijumpai di Indonesia saja. Beberapa bagian hutan tersebut telah menjadi tempat tinggal bagi kelompok etnis yang sudah dekat dengan hutan.
Beberapa jenis satwa dan tumbuhan pun dianggap sebagai makhluk 'keramat' atau bisa dikatakan sebagai makhluk adat yang memiliki makna filosofis tersendiri. Salah satunya adalah Pohon Sialang yang ada di kawasan hutan Kepungan Sialang.
-
Dimana pohon Sibaleik Sumpah tumbuh? Sebelik Sumpah terbuat dari buah yang berasal dari jenis pohon yang tumbuh di sekitar tempat tinggal Orang Rimbo atau Suku Anak Dalam tepatnya di Taman Nasional Bukit Dua Belas.
-
Apa yang dihuni oleh hutan di Taman Nasional Siberut? Hampir 60% dari Taman Nasional Siberut berupa hutan yang dihuni oleh ratusan spesies tumbuhan berkayu, puluhan spesies mamalia, hingga ratusan jenis burung.
-
Apa itu Dendang Lebah? Di Aceh Tamiang, masyarakat sekitar telah mempertahankan tradisi memanen madu yang bernama Dendang Lebah.
-
Bagaimana sarang lebah kuno dibangun? Selama beberapa generasi, masyarakat di tempat ini menyalurkan air, membangun menara lumbung dan sarang lebah batu besar, dan mengembangkan sistem teras pertanian yang mengesankan yang memungkinkan kebun buah-buahan tumbuh di puncak gunung dan lembah curam.
-
Mengapa sarang lebah penting bagi penduduk awal? Termasuk sekitar 1.200 sarang lebah yang merupakan sumber makanan utama sehari-hari penduduk awal tempat tersebut.
-
Bagaimana ciri khas Pohon Pelawan? Berbeda dengan pohon-pohon lainnya yang memiliki batang kayu berwarna coklat, Pohon Pelawan justru menghasilkan warna kayu yang berwarna merah.
Bagi Suku Petalangan, Pohon Sialang ini menjadi rumah permanen bagi lebah-lebah hutan untuk menghasilkan madu. Bahkan, terdapat cerita jika Orang Petalangan memiliki hubungan erat dengan lebah. Madu sudah menjadi hasil alam yang sudah dimanfaatkan secara turun-temurun oleh mereka.
Rumah Utama Lebah
Mengutip situs lamriau.id, pohon ini dinamakan Sialang bukanlah soal jenisnya, melainkan sebutan untuk pohon yang menjadi rumah bagi lebah bersarang. Ciri pohon yang menjadi rumah bagi kawanan lebah ini yang tumbuh menjulang tinggi dan berukuran besar dari pohon yang ada di sekitarnya.
Pohon-pohon tinggi ini dipilih oleh lebah dengan nama ilmiah Apis dorsata binghami untuk bersarang karena mendapat suplai sinar matahari dengan mudah serta terlindung dari berbagai ancaman.
Pohon Sialang ini tidak dapat hidup mandiri, artinya harus berada dalam habitat hutan bersama dengan pepohonan lain yang disebut dengan "Rimba Kepungan Sialang". Lebah ini perlu bunga untuk dihisap nektarnya, sehingga Sialang kerap ditemukan di tengah hutan yang dekat dengan ladang.
Hubungan Lebah dan Suku Petalangan
Mengutip situs warisanbudaya.kemdikbud.go.id, bagi orang Petalangan lebah memiliki julukan "Lalat Putih Sri Majnun". Konon, dalam cerita rakyat berasal dari gua batu di Mekkah. Konon nenek moyang mereka yang membawa bibit Pohon Sialang jenis Sulur ke kawasan yang sekarang menjadi tempat tinggal mereka.
Ada beberapa jenis pohon yang cocok menjadi rumah utama bagi lebah, mulai dari Kempas (Compassia malaccensis), Menggeris (Koompassia excelsa), Benuang (Octomeles sumatrana), Cempedak air/pudu (Artocarpus maingayi), dan lain sebagainya.
Menurut orang Petalangan, lebah ini bisa bersarang sebanyak 4 kali dalam setahun. Keempat musim itu mulai dari musim bunga jagung, musim bunga padi, selesai menuai, dan masa menebang atau menebas ladang.
Dipercaya Ada Penghuninya
Pohon yang juga disebut Tualang ini dipercaya ada penghuninya dan secara tradisional termasuk kategori kayu sakti. Penghuni pohon tersebut baik itu nyata ataupun ghaib.
Penghuni nyata pohon ini ada ular, lipan, dan juga kala. Sedangkan makhluk gaib yang dipercaya tinggal di pohon ini adalah Mambang Kayu, Jembalang, dan Orang Bunian. Konon, adanya makhluk berbahaya bagi manusia inilah yang menyebabkan lebah-lebah nyaman dan aman bersarang di sana.
Maka dari itu, setiap panen madu ini perlu keahlian khusus yang disebut Menumbai. Hal ini berkaitan dengan penghuni pohon serta memastikan jika lebah-lebah tersebut akan kembali bersarang di Pohon Sialang setelah diambil madunya.