Cerita Ganjar Sempat Mau Lockdown Jateng: Namun Anggaran Tak Cukup
Ganjar menceritakan, bahwa ia juga sempat menghubungi duta besar dari Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan untuk menanyakan bagaimana penanganan virus Covid-19 di Tiongkok, Vietnam dan Korea.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku sempat ingin melakukan lockdown di daerahnya saat awal pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Namun Ia memperkirakan bahwa anggaran pemerintah tidak cukup jika Jawa Tengah melakukan lockdown.
Ganjar menceritakan, bahwa ia juga sempat menghubungi duta besar dari Tiongkok, Vietnam, dan Korea Selatan untuk menanyakan bagaimana penanganan virus Covid-19 di Tiongkok, Vietnam dan Korea.
-
Bagaimana Alam Ganjar mendukung Ganjar Pranowo? Kini semakin dewasa, Alam memberikan dukungan penuh kepada sang ayah yang akan mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2024. Ia bahkan hadir di berbagai momen penting mendukung Ganjar Pranowo.
-
Apa alasan Ganjar Pranowo pamit kepada warga? “Bapak ibu nuwun sewu nggih, kulo niku ajeng pamitan, soal e tanggal 5 September kulo pensiun, (bapak ibu permisi ya, saya mau pamitan. Soalnya tanggal 5 September sudah pensiun,” ucap Ganjar, seperti dikutip dari kanal YouTube pribadinya pada Selasa (8/8).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan pengumuman calon wakil presiden Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Kapan Ganjar Pranowo mulai beruban? Ganjar sendiri mengaku mulai tumbuh uban ketika masih duduk di bangku SMA, pada usia yang belum mencapai 20 tahun.
-
Kenapa Ganjar Pranowo merasa rakyat sering sakit hati? Maka insyaallah Ganjar-Mahfud akan membawa amanah ini, agar kita lagi-lagi saya ceritakan sering kali rakyat sakit hati karena kepercayaan yang diberikan tidak amanah, ketika berbicara seringkali bohong, betul. Ketika dikasih kepercayaan sering kali berkhianat,
"Mereka semua punya jawaban yang berbeda-beda. Jadi artinya pada saat itu kami belajar betul tidak ada pakemnya. Intinya kemudian semua memang harus merespons dengan kekuatan yang mereka miliki," katanya pada webinar, Sabtu (24/10).
"Saya hitung waktu itu. Kalau kemudian kita mengambil skenario terburuk di lockdown, saya sudah hitung duit pemerintah tidak akan cukup. Maka tugas kami adalah berkomunikasi dengan pusat dan berkomunikasi dengan semua kabupaten/kota, berapa yang harus kita jamin," lanjutnya.
Selain itu, ia juga mempertimbangkan jumlah aparat penegak hukum. Ia mempertanyakan ketersediaan personel Satpol PP, polisi, hingga TNI yang harus mengawasi pelaksanaan lockdown.
"Kedua, saya hitung resources apa yang kita butuhkan seandainya skenario terburuk kita lakukan. Saya hitung, kalau mereka kita paksa masuk di rumah dan tidak boleh keluar alias sangat terbatas, apakah kemudian penjaga keamanan kita cukup? Ya polisi, Satpol PP, TNI ya, itu kira-kira cukup apa nggak?" kata Ganjar.
Selanjutnya, Ganjar juga menyoroti dan menghitung ketersediaan logistik bagi warganya. Menurutnya jumlah logistik di seluruh kecamatan yang ada di Jawa Tengah tidak akan cukup memenuhi kebutuhan jika daerahnya menerapkan lockdown.
"Logistic managementnya cukup nggak? Ada berapa perusahaan yang ada di sana? Dan mereka yang jual logistik ada berapa mereka di tempat itu. Kita hitung semuanya dari seluruh kecamatan yang ada di Jawa Tengah. Saya berada pada kesimpulan 'nggak akan cukup' karena saya hitung akan berapa lama, kita belum pasti," katanya.
Dengan permasalahan yang ada, Ganjar bersama pemerintah Jawa Tengah membuat kebijakan serta sejumlah insentif terkait Covid-19.
"Satu, cara regulasi yang dibuat atau kebijakan yang dibuat termasuk insentif-insentif yang nantinya akan turun dan kemudian akan diberikan ke masyarakat," ucapnya.
Selain itu, Ganjar juga melibatkan banyak elemen masyarakat dan kearifan lokal untuk melakukan sosialisasi terkait pandemi Covid-19. Bahkan ia sempat menjadi Youtuber untuk memberikan pemahaman dan edukasi soal virus Covid-19 kepada masyarakat Jawa Tengah.
"Masyarakat kita butuh edukasi dan harus cerewet. Saat itulah bagaimana cara kita edukasi, terpaksa saya jadi YouTuber, mengundang virologi, mengundang kiai, mengundang para dokter untuk menjelaskan, termasuk turunan persoalan yang muncul. Guru, siswa, penyedia alat telekomunikasi, para provider, kita minta jadi satu untuk duduk dan menjelaskan," pungkasnya.
Sebelumnya Ganjar pun sempat menggalang dana untuk seniman yang terdampak pandemi Covid-19 dengan menggelar pertunjukan virtual "Panggung Kahanan" sepekan tiga kali di rumah dinasnya.
"Mudah-mudahan Panggung Kahanan ini tetap mendorong seniman untuk berkarya, makanya kita dorong untuk ada donasi agar teman-teman seniman tetap urip," ungkapnya.
Reporter Magang : Brigitta Belia
Baca juga:
Kalimantan Timur Laporkan 2.806 Kasus Aktif Positif Covid-19, Hari Ini
Terminal Pulogebang Mulai Padat Penumpang Jelang Cuti Bersama Maulid Nabi
Satu Lagi Perawat Indonesia di Kuwait Meninggal Akibat Covid-19
Jokowi: Terima Kasih Setinggi-tingginya atas Perjuangan para Dokter Indonesia
Update Covid-19 di DKI 24 Oktober: Bertambah 1.062 Positif, 1.156 Sembuh
80 Santri di Garut Terpapar Covid-19, Bupati Minta Semua Pesantren Ditutup Sementara