Cerita Ketua RT lihat langsung warganya tewas karena Outlander maut
Sambi pun terkaget-kaget lantaran ada tiga orang tergeletak di tengah jalan dan sudah ditutupi koran.
Salah satu korban tewas akibat kecelakaan maut Mitsubishi Outlander di kawasan Arteri Pondok Indah adalah Mahyudi Herman. Karyawan Indosiar tersebut tinggal di RT 01 RW 14 Kompleks Perumahan Pamulang Elok, Pondok Petir, Bojongsari, Depok, Jawa Barat.
Sambi, Ketua RT 01 Pamulang Elok menceritakan, saat kecelakaan terjadi, dia kebetulan juga baru saja pulang kerja dan melewati Arteri Pondok Indah. Ketika itu, jalan dari Permata Hijau atau Simprug arah Pondok Indah-Lebak Bulus sudah macet total.
"Saya penasaran, ada apa ini kok macet total. Sempat terbersit saya mau cari jalan tikus saja tapi firasat saya enggak enak, hati mengatakan saya harus jalan terus dan melihat apa yang terjadi," kata Sambi sambil bercerita kepada wartawan, Rabu (21/1).
Setelah melihat bahwa ada kecelakaan, Sambi pun terkaget-kaget lantaran ada tiga orang tergeletak di tengah jalan dan sudah ditutupi koran. Sejumlah kendaraan rusak parah dan darah berceceran.
"Semua yang melintas pengendara menonton kejadian mengenaskan itu. Secara reflek saya langsung parkir di trotoar pinggir jalan lokasi kejadian," terangnya.
Kagetnya bertambah ketika ia melihat dan mengenal sepeda motor yang rusak berat akibat ditabrak Outlander warna putih itu. Ditambah lagi, ada stiker warna abu-abu di bagian belakang motor yang dia kenal motor milik warganya.
Menurut Sambi, dia pun langsung mencari informasi siapa pemilik dan pengendara motor tersebut. Dia mendapatkan gantungan tanda pengenal atas nama Mahyudi Herman dengan logo Indosiar yang telah dibawa oleh polisi.
"Saya bertanya ke polisi dibawa ke mana korban ini, katanya RS Pondok Indah dan RS Fatmawati, saya pun langsung meluncur ke rumah sakit tersebut," ujarnya.
Kecelakaan terjadi sekitar pukul 20.30 WIB dan korban dibawa ke rumah sakit sekitar pukul 21.00 WIB.
Setelah buru-buru mengecek RS Pondok Indah, ternyata korban yang meninggal tidak ada. Sambi pun langsung tancap gas menuju RS Fatmawati.
"Di ruang forensik, sudah ada 3 mayat, belum ada orang atau keluarga korban. Untuk memastikan apakah itu warga saya atau bukan, saya buka penutupnya atas izin pihak rumah sakit. Saya langsung tambah lemas ketika melihat memang betul warga saya," jelasnya.
Menurut Sambi, ketika itu jarum jam mendekati pukul 22.00 WIB. Ia pun lantas menghubungi pengurus Kompleks Pamulang Elok untuk memberikan kabar kejadian tersebut.
"Saya telp Pak Aco (pengurus) memberikan kabar, setelah saya telepon, saya bilang Pak Herman kecelakaan dan meninggal. Tapi saya masih dan muncul ragu-ragu apakah ini betul Pak Herman, oke saya pastikan dulu lagi, ternyata betul warga saya," katanya.
"Semalam di RS sampai jam 02.00 WIB, divisum, dimandikan dan langsung dibawa pulang ke rumah duka pukul 03.00 WIB. Saya masih pakai baju kerja, belum ganti, saya sampai rumah subuh, belum tidur sejak semalam dan ini tadi mengantar sampai pemakaman selesai," tutupnya.
Baca juga:
Ini video detik-detik tabrakan Outlander maut
Polisi rahasiakan jenis usaha ayah pengendara Outlander maut
Di STNK, Outlander maut tertulis milik PT Bumi Hidro Engineering
Cerita warga soal kecelakaan-kecelakaan maut di arteri Pondok Indah
Olah TKP Outlander maut, lajur Transjakarta koridor 8 sempat ditutup
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Di mana Uut Permatasari tinggal? Uut Permatasari memilih untuk tinggal di sebuah rumah kos. Keputusan ini diambil untuk mendukung tugas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan di Bali.
-
Kapan patung-patung perunggu itu ditemukan? Namun, baru bulan lalu, muncul pecahan kecil yang tidak teridentifikasi dari genangan lumpur dan air.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Kapan Perang Cumbok berakhir? Konflik yang berlangsung sampai pertengahan Januari 1946 ini dimenangkan oleh kelompok PUSA yang didukung langsung oleh milisi rakyat dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).