Cerita lumpur Lapindo tenggelamkan budaya mengaji di Sidoarjo
Sudah dua kali pengajian ini tergusur oleh dahsyatnya lumpur Lapindo Sidoarjo
Banyak harapan dan cita-cita yang terkubur dan tenggelam saat lumpur Lapindo meluber dan menutupi banyak rumah di Sidoarjo, Jatim. Tak terkecuali bagi harapan di musala Al Barokah yang terletak di dusun Beringin, desa Pamotan kecamatan Porong, Sidoarjo.
Dulu sebelum lumpur menyembur, musala ini ramai, ratusan anak-anak berkumpul di sini mengaji dan belajar salat. Hingga petaka itu datang ditandai dari munculnya gas metana.
"Kalau ada angin, wuih, bau menyengat luar biasa," kata Mustofa guru ngaji di musala Al-Barokah dikutip buku Mendidik Tanpa Pamrih Kisah Para Pejuang Pendidikan Islam, terbitan Kemenag, Kamis (26/3).
Tahu bahaya akan gas tersebut, Mustofa membubarkan anak-anak hingga akhirnya rumah kecil untuk pengajian tersebut benar-benar tenggelam ditelan lumpur Lapindo setinggi 20 meter.
Semangat mengaji bak sudah terbawa kelamnya lumpur Lapindo, apalagi sebagian besar anak-anak memilih pergi mengungsi. Tradisi yang tertanam bertahun-tahun di lingkungan dusun Beringin pun ikut tergulung, saat itu seolah semua warga tidak mengindahkan pentingnya mengaji. Mereka sibuk mencari pekerjaan dan harta sebagai ganti rumah mereka yang tenggelam.
Mustofa, bersama Abdul Ikrom berusaha menghidupkan lagi kebiasaan mengaji. Untuk menarik anak-anak, dia sediakan jajanan gratis dan di tempat para pengungsi Ikrom mengajar.
Sampai akhirnya dusun Beringin ditetapkan sebagai wilayah terdampak, dan lagi-lagi pengajian ini harus pindah ke desa Gedang.
Dengan uang penggantian dari pemerintah, sekali lagi Mustofa membangun masjid. "Awalnya ya cuma satu dua anak, seadanya diterima dan diajar," kata dia lagi.
Beruntung masyarakat makin sadar pentingnya pendidikan Islam dan tuhan menjadi tempat satu-satunya bersandar. Meski bangunan belum sempurna kini ratusan siswa sudah memadati masjid kecil milik Mustafa. Sedikit demi sedikit uang pribadi dia kumpulkan untuk menyempurnakan masjid Mustafa yang baru meski dia juga adalah korban lumpur Lapindo.
Perjuangan Mustofa bukan tanpa tujuan, mimpinya cuma satu "Kita kan harus bertanggung jawab. Generasi Islam harus bisa mengaji," tegas dia.
Baca juga:
Aset perusahaan Bakrie diaudit, dana talangan Lapindo belum cair
Lumpur Lapindo meluber lagi, rumah warga kembali tergenang
Proses birokrasi panjang, ganti rugi korban Lapindo molor lagi
Ganti rugi korban Lumpur Lapindo akan cair akhir Februari
Cairkan dana talangan lapindo, pemerintah bentuk tim perunding
-
Dimana lokasi semburan Lumpur Lapindo? Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
-
Apa sebenarnya Lumpur Lapindo itu? Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya. Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
-
Kenapa Lumpur Lapindo masih terus menyembur sampai sekarang? 17 tahun berlalu, belum ada tenda-tanda semburan Lumpur Lapindo atau dikenal juga dengan Lumpur Sidoarjo ini berhenti. Bahkan, para ahli geologi memperkirakan semburan lumpur panas tersebut akan berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Kapan Jalur Lingkar Barat Purwakarta dibangun? Sebelum dibangun jalan lingkar pada 2013, Kecamatan Sukasari yang berada paling ujung di Kabupaten Purwakarta aksesnya tidak layak.