Cerita Masjid Suciati Saliman, dibangun dengan modal hanya lima ekor ayam
Cerita Masjid Suciati Saliman, dibangun dengan modal hanya lima ekor ayam. Di pinggir jalan Gito-Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman, terdapat sebuah bangunan Masjid yang nampak mencolok jika dibandingkan dengan deretan bangunan lain yang ada di sana.
Di pinggir jalan Gito-Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman, terdapat sebuah bangunan Masjid yang nampak mencolok jika dibandingkan dengan deretan bangunan lain yang ada di sana. Masjid ini terlihat bertambah kemegahannya karena berada di pemukiman biasa di jalanan yang tak seberapa lebar.
Itulah Masjid Suciati Saliman, demikian nama tempat ibadah yang baru diresmikan pada Minggu, 13 Mei lalu. Masjid yang diberi nama sesuai dengan nama orang yang membangunnya ini berlokasi di jalur alternatif Kota Yogyakarta dan beberapa tempat wisata di DIY.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan Masjid Pusaka Baiturrahmah didirikan? Tanggal dan tahun ini juga dipercaya sebagai waktu berdirinya masjid ini.
-
Kapan Masjid Nur Abdillah diresmikan? Menurut kanal Youtube Traveling All In, masjid ini baru diresmikan pada 2021 lalu. Proses pembangunannya sudah dimulai sejak 2019 lalu, hingga kini menjadi ikon wisata religi di Kabupaten Serang, Banten.
-
Kapan Masjid Walima Emas diresmikan? Mengutip Liputan6.com, Masjid Walima Emas dibangun sejak tahun 2008 dan diresmikan tahun 2012.
-
Kapan Masjid Pejlagrahan dibangun? Jika ditelusuri tahun pembuatannya, masjid ini konon dibangun di abad ke-15 silam. Bisa dikatakan bahwa bangunan ini menjadi tempat beribadah umat muslim pertama di Cirebon.
Masjid ini beroperasi 24 jam dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Selain kemegahannya, arsitektur masjid ini cukup unik.
Sebuah masjid berdiri kokoh di tepi Jalan Gito-Gati, Grojogan, Pandowoharjo, Sleman. Bangunan itu tampak mencolok jika dibandingkan dengan rumah atau bangunan lain di sekitarnya. Ruas jalan yang tidak terlalu lebar, juga membuat masjid yang dibangun di lahan seluas 1.600 meter persegi terlihat megah.
Masjid Suciati Saliman, demikian nama tempat ibadah yang baru diresmikan pada Minggu, 13 Mei lalu. Masjid yang diberi nama sesuai dengan nama orang yang membangunnya ini berlokasi di jalur alternatif Kota Yogyakarta dan beberapa tempat wisata di DIY.
Masjid ini beroperasi 24 jam dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Selain kemegahannya, arsitektur masjid ini cukup unik.
Menangis Saat Azan Pertama
Saliman mengaku pertama kali mendengar adzan berkumandang dari masjidnya. Kala itu, azan Maghrib tepat satu minggu sebelum peresmian masjid berlangsung.
"Merasa sangat terharu, ini impian saya sejak masih SMP, bisa bangun masjid," ucapnya.
Meskipun belum sepenuhnya rampung, masjid ini sudah dimanfaatkan oleh banyak orang. Selama bulan Ramadan, Suciati menyediakan menu sahur dan buka bersama bagi warga sekitar.
Kegiatan tausiah juga dilakukan menjelang berbuka puasa dengan mengundang beragam penceramah.
Ia tidak menampik, perizinan dan pembebasan tanah untuk pembangunan masjid tidak mudah. Sebab, di kawasan itu sudah berdiri sejumlah masjid.
"Namun, sasaran masjid ini adalah musafir dan karyawan saya," ucapnya.
Saliman juga berencana untuk menetap di masjidnya. Ada satu ruangan yang masih direnovasi dan kelak menjadi tempat tinggalnya.
Berawal dari Lima Ekor Ayam
Masjid megah dan mewah ini ternyata buah kerja keras perempuan kelahiran 66 tahun silam sejak 1966. Suciati bekerja di Pasar Terban menjual lima ekor ayam setiap hari sewaktu duduk di bangku SMP.
Ia diberi modal Rp 175 oleh sang ibu pada 1966.
"Terus seperti itu sampai saya selesai sekolah," kata Suciati.
Sebelum pergi ke sekolah ia menjual ayam dan jika belum habis, maka dititipkan ke perumahan dosen di Bulaksumur.
Ketekunan membuat usaha nenek dari empat cucu ini berkembang. Kini, ia tercatat sebagai pemilik PT Sera Food Indonesia yang memproduksi makanan beku. Pasarnya tersebar di seluruh Indonesia.
Ia juga memiliki dua pabrik di Yogyakarta dan Jombang yang menjual 100 ton daging ayam per hari.
Saliman meyakini bisnisnya berkembang pesat karena perwujudan dari falsafah atau pandangan hidupnya.
"Urip iku urip artinya hidup harus memberi manfaat sebanyak-banyaknya bagi orang lain," tuturnya.
Melalui Saliman Grup dirinya mempekerjakan hingga ribuan pegawai. Setelah pembangunan masjid tersebut tuntas, ia sudah memiliki niatan untuk mendirikan pondok pesantren, rumah hafiz, serta taman religi.
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Kekhasan Masjid Saka Tunggal di Banyumas
Mengunjungi masjid ratusan tahun terselip di antara gedung bertingkat Ibu Kota
Pembangunan Masjid Raya dimulai, pintu utama Taman Sriwedari ditutup
Zulkifli Hasan sebut masjid bisa jadi tempat berpolitik
JK: Suara masjid didengar tetapi tidak dimengerti karena 'speaker' berhadap-hadapan
Saga syiar Islam pertama di Purbalingga
Napak tilas Raden Saleh di Masjid Jami Al-Makmur Cikini