Cerita miris Alfiyah, TKW Banyuwangi berbulan-bulan koma
Berikut ini 4 cerita miris tentang Alfiyah:
Setelah delapan bulan bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Taiwan, Sihatul Alfiyah (25), warga Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menderita sakit parah. Dia mengalami koma sampai akhirnya dibawa pulang ke Banyuwangi.
Sampai kini, Alfiyah masih mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Daerah (RSUD) Blambangan. Dia dirawat khusus oleh tim dokter yang menanganinya. Kasus Alfiyah ini menambah panjang kasus-kasus penderitaan dialami TKI di luar negeri.
Berikut ini 4 cerita miris tentang Alfiyah:
-
Kenapa prajurit TNI menganiaya anggota KKB? Penyiksaan itu dilakukan prajurit TNI diduga kesal atas sikap Denius Kogoya yang ingin menebar teror membakar puskesmas kala itu.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Bagaimana TNI AU mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI? TNI AU Mengebom Purwodadi yang dikuasai PKI. Serangan udara itu berhasil membuat pasukan PKI kocar-kacir dan batal melakukan eksekusi pada sejumlah tawanan. Kadet Udara I Aryono menerbangkan pesawat, sementara Kapten Mardanus duduk di belakangnya menjadi observer udara. Mereka terbang rendah kemudian menjatuhkan bom di komplek kantor kabupaten. Misi itu sukses.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
Sendirian rawat 300 sapi di Taiwan
Sihatul Alfiyah (25), tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, sampai kini masih koma. Sebelum dibawa pulang ke Banyuwangi, dia bekerja sebagai TKI di Taiwan.
Sihatul berangkat ke Taiwan dan bekerja di peternakan sapi perah di Tainan City. Ia harus mengurus 300 ekor sapi perah seorang diri mulai pukul 03.00 hingga pukul 22.00 waktu setempat.
Pulang ke Indonesia koma seperti robot
Saat bekerja di Taiwan, Sihatul Alfiyah tiba-tiba sakit dan tak sadarkan diri. Dia lalu dirawat di rumah sakit Chi Mei Medical Center di Liouying Taiwan, lalu dipindahkan ke Panti Jompo di Min An Road Distrik Baihe Kota Tainan.
Akhirnya dia dijemput pulang oleh Pemkab Banyuwangi dan langsung dirawat di RSUD Blambangan milik Pemkab Banyuwangi. Saat dirawat di RSUD Blambangan, Alfiyah koma. Tubuhnya kaku seperti robot.
"Dia mengalami kekakuan di tubuh, sebab terlalu lama istirahat di tempat tidur akibat kelainan sentral di otak. Gerakan motorik tubuh dan otot-otot kaku. Pada waktu awal dia datang seperti robot. Terus fisioterapi, rehabilitasi medik, sekarang sudah lemah, tidak sekaku awal-awal dia datang," ujar ketua tim dokter RSUD Blambangan, Hery Subiakto.
Didiagnosa kerusakan otak permanen
Ketua Tim dokter RSUD Blambangan yang menangani Alfiyah, Hery Subiakto, mengatakan Alfiyah didiagnosa menderita Kelumpuhan Otak Besar (Cerebral Palsy/CP). CP adalah suatu keadaan yang ditandai dengan buruknya pengendalian otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan fungsi saraf lainnya.
Menurut dia, diagnosa itu sama dengan hasil diagnosa tim dokter di Chi Mei Medical Center di Liouying, Taiwan.
"Diagnosa cerebral palsy dengan kerusakan otak permanen. Meskipun tidak pada bagian batang otak seperti diduga sebelumnya. Tapi pada bagian-bagian titik otak tertentu, memang ada gambaran pada CT scan mengalami penyusutan volume dan kematian jaringan otak," kata Hery.
Terancam lama tinggal di rumah sakit
Dengan kondisi koma seperti sekarang, Sihatul Alfiyah diprediksi bakal tinggal lama di rumah sakit. Demikian dikatakan Ketua Tim dokter RSUD Blambangan yang menangani Alfiyah, Hery Subiakto.
"Kelainan otak penyembuhannya tidak sesempurna yang lain. Penyembuhannya jelek. Tidak bisa seperti semula. Nanti dia mungkin akan tinggal di rumah sakit dalam waktu yang lama, seperti pasien face off di Surabaya (Siti Nur Jazilah)," terang Heru menegaskan.