Cerita Petinggi BNPT Sempat Terpapar Radikalisme dan Hampir Berangkat ke Afghanistan
Ahmad menceritakan, ia terpapar paham radikal karena mendengar ceramah dengan paham Salafi Wahabi. Paham radikal pun mulai merasukinya.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Ahmad Nurwakhid mengaku pernah terpapar paham radikal. Dia pun hampir ingin berangkat ke Afganistan.
"Memang saya juga pernah terpapar paham radikal, sampai saya juga mau berangkat ke Afganistan," katanya dalam acara 'Mencegah Radikalisme dan Terorisme untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' di youtube TV NU, Selasa (30/3).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Bagaimana peran Ditjen Polpum Kemendagri dalam menangani radikalisme dan terorisme? Ketua Tim Kerjasama Intelijen Timotius dalam laporannya mengatakan, Ditjen Polpum terus berperan aktif mendukung upaya penanganan radikalisme dan terorisme. Hal ini dilakukan sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2021 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa RPP itu penting? RPP memberikan panduan yang jelas bagi guru tentang apa yang harus diajarkan, bagaimana itu akan diajarkan, dan apa yang diharapkan dicapai oleh siswa. Hal ini membantu guru untuk menyusun dan menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang terstruktur dan terorganisir.
-
Bagaimana tanggapan Plt Kepala BPS terkait kritik Komisi XI DPR RI? Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, BPS memiliki indikator kesejahteraan petani melalui Indeks Kesejahteraan Petani yang tahun 2023 sedang dalam proses pencacahan di lapangan.“Harapannya indikator dapat menjadi indikator lebih baik untuk mengukur kinerja pembangunan sektor pertanian," katanya.
-
Kenapa Ditjen Polpum Kemendagri menggelar FGD tentang penanganan radikalisme dan terorisme? Direktorat Jenderal (Ditjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangka Fasilitasi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Aula Cendrawasih, Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (23/8).
Ahmad menceritakan, ia terpapar paham radikal karena mendengar ceramah dengan paham Salafi Wahabi. Paham radikal pun mulai merasukinya.
"Meskipun saya dilahirkan di lingkungan Nahdatul Ulama dan kemudian di sekolah Muhammadiyah sudah dikenalkan doktrin-doktrin al-wala wal-bara, setelah saya jadi Kapolsek di Solo Banjarsari kami sering mendengarkan ceramah di Al Mu'min Ruki di situlah berkenalan dengan Salafi Wahabi takfiri, akhirnya kami sering idat, sering liqo," tuturnya.
Ahmad menyebut, sekitar tahun 1995-1996 negara belum mewaspadai radikalisme maupun terorisme. Kemudian, setelah peristiwa Bom Bali pada 2002 negara mulai sadar. Ahmad pun ikut menyadari terpapar paham radikal.
"Alhamdulillah saya sudah mulai sadar, transisi sampai ketemu ideologi pengganti. Tercabutnya ideologi takfiri yang berawal dari pemahaman atau mazhab Salafi Wahabi takfiri tadi itu akan hilang jika tergantikan dengan ideologi baru, yaitu ideologi Islam yang kaffah," ungkapnya.
"Yang tadinya Islam dipahami sebagai iman Islam dan jihad, iman Islam dan khilafah. Maka harus tergantikan secara benar, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Iman, Islam," tutup Brigjen Ahmad.
Baca juga:
Cegah Aksi Simpatik Bom Bunuh Diri di Makassar, BNPT Maksimalkan Pembinaan Napiter
BNPT Sebut Pelaku Bom Katedral Makassar Belajar Membuat Peledak dari Pelatihan Online
Kepala BNPT: Kapolri akan Ungkap Tersangka Baru Pendukung Aksi Bom Katedral Makassar
BNPT Berencana Usul KKB dan OPM Ditetapkan Sebagai Organisasi Teroris
BNPT Minta Tokoh Agama Edukasi Masyarakat Tak Mudah Terprovokasi Radikalisme
BNPT: Tren Radikalisme Menurun Selama Pandemi Covid-19