Cerita Siswa SMA Kupang Dapat Biskuit dan Teh dari Daun Kelor saat Masuk Jam 5 Pagi
Sarapan itu hasil kerja sama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggandeng sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Nusa Tenggara Timur (NTT) menggandeng sejumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), menyiapkan sarapan pagi bagi siswa SMA kelas XII yang masuk sekolah pukul 05.30 Wita.
Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat memantau langsung proses belajar mengajar di SMA Negeri 6 Kupang, yang dimulai pada pukul 05.03 Wita. SMA Negeri 6 Kupang merupakan sekolah pertama menerapkan kebijakan gubernur NTT tentang sekolah subuh.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Dimana anak kembar Komeng bersekolah? Keduanya lulus dari International Islamic School (IISS).
-
Kenapa penting untuk mengajarkan anak berdoa pulang sekolah? Doa ini tidak hanya sebagai bentuk syukur kepada Allah atas kelancaran aktivitas belajar, tetapi juga sebagai permohonan perlindungan selama perjalanan pulang.
-
Siapa yang pindah sekolah? Melansir dari akun fristymayangdewi, seorang siswa bernama Ucok terpaksa pindah sekolah ke Jakarta setelah ayahnya meninggal dunia.
Ananias Petrus
Usai upacara dan senam bersama, siswa-siswi SMA Negeri 6 langsung dibagikan sarapan pagi berupa biskuit berbahan dasar sorgum dan teh yang terbuat dari daun kelor.
"Tadi dari rumah saya sarapan sedikit, tapi bersyukur sampai di sekolah saya dapat makanan tambahan," ujar salah satu siswa bernama Rems Nau, Jumat (10/3).
Dia berterima kasih kepada Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisno Laiskodat karena telah memperhatikan sarapan mereka sebelum memulai belajar mengajar di kelas.
"Terima kasi karena Bunda Julie datang bawa sarapan pagi untuk katong (kami). Teh kelor dan biskuit dari sorgum ini buat kami makin semangat belajar," ungkap Rems Nau.
Ananias Petrus
Sarapan dari UMKM
Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, Dekranasda NTT mendukung kebijakan gubernur tentang sekolah subuh bagi siswa-siswi sejumlah SMA dan SMK Negeri di Kota Kupang.
"Di luar negeri itu bangun pagi dan ke sekolah pagi itu hal yang biasa. Sehingga kami ingin mereka keluar dari sini mempunyai SDM yang berkualitas. Karena menurut penelitian, daya tampung otak di pagi hari itu lebih baik dan berkualitas," ujar Julie.
Ananias Petrus
Menurut Julie, banyak UMKM yang siap untuk mendukung kebijakan gubernur masuk sekolah subuh, dengan memberikan makanan maupun minuman tambahan sebagai sarapan bagi para siswa-siswi sebelum memulai menerima pelajaran.
UMKM yang telah terlibat dalam kebijakan ini adalah, Dapur Kelor dan Morige. Sehingga hari ini kedua UMKM tersebut membawa biskuit sorgum dan teh kelor, untuk dibagikan kepada siswa-siswi secara gratis.
"Sarapan itu penting sehingga kami mau sarapan bagi siswa di pagi hari dari kelor dan sorgum, yang merupakan produk lokal tapi bermanfaat bagi pertumbuhan anak," kata dia.
Masih menurut Julie Sutrisno Laiskodat, kedepan Dekranasda NTT akan menggandeng UMKM binaan Disperindag yang bergerak di bidang makanan maupun minuman berbahan dasar kelor, maupun sorgum untuk mempersiapkan sarapan pagi bagi siswa-siswi.
"Selama satu bulan ke depan, UMKM binaan Dekranasda NTT dan Dinas Perindag akan memberi menu sarapan pagi bagi para siswa kelas XII di SMA N 6 dan SMA N 1 yang berbeda setiap harinya. Karena menu yang disiapkan adalah biskuit sorgum, kue nastar, sereal kelor, susu kelor dan mie Kelor," tutup Julie.
(mdk/gil)