Cerita Soeharto dan tubuhnya yang harum cendana
Soeharto identik dengan kata Cendana. Semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Pak Harto ini tinggal di Jalan Cendana.
Enam tahun lalu, Presiden Soeharto menghembuskan napas terakhir di usia 87 tahun di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP), Jakarta Selatan. Penguasa Indonesia selama 32 tahun ini meninggal disebabkan kegagalan 'multiorgan' di beberapa organ tubuhnya.
Soeharto selalu identik dengan kata Cendana. Semasa hidupnya, pria yang akrab disapa Pak Harto ini tinggal di Jalan Cendana, Jakarta Pusat. Suami Ibu Tien ini juga sangat menggemari kayu cendana karena wangi yang ditimbulkan kayu ini memang sangat khas dan bisa membuat siapa saja terbuai.
Sehari-hari, wangi cendana tercium dari sosok Pak Harto. Di Indonesia, kayu ini banyak ditemukan di Nusa Tenggara Timur, khususnya di Pulau Timor, meskipun sekarang ditemukan pula di Pulau Jawa dan pulau-pulau Nusa Tenggara lainnya.
Cendana, atau cendana wangi, merupakan pohon penghasil kayu cendana dan minyak cendana. Kayunya digunakan sebagai rempah-rempah, bahan dupa, aroma terapi, campuran parfum, serta sangkur keris (warangka). Kayu yang baik bisa menyimpan aromanya selama berabad-abad.
Dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories' halaman 356, Erwan Juhara, seorang guru di SMA 1 Maja, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat bertemu dengan Pak Harto pada tahun 1996.
Saat itu, Erwan ditetapkan sebagai juara kategori SMA ketika mengikuti lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional. Erwan pun terpilih sebagai nominasi dari 120 guru se-Indonesia dipanggil dan dikarantina di Taman Mini Indonesia Indah. Selain Erwan, seorang guru bernama Muhammad Iqbal dari NTB juara untuk kategori guru SMP.
Pada tanggal 26 November 1996, Iqbal menerima hadiah simbolis dari Presiden Soeharto dan Wapres Try Sutrisno. Saat itulah untuk pertama kalinya Erwan dan Iqbal bertemu bertatap muka bahkan sempat berbincang dengan penguasa orde baru itu.
"Iqbal lebih dahulu mencium tangan Soeharto dan berbicara sejenak kepadanya. Tiba giliran tangan saya mencium tangannya. Saya menghirup harum kayu cendana selain wangi tubuh Soeharto yang tidak bisa saya lupakan," ujar Erwan dalam buku 'Pak Harto The Untold Stories'.
Saat itu, Soeharto sempat berpesan kepada Erwan. Soeharto juga menyatakan kekagumannya kepada Erwan karena menjadi guru di usia relatif muda. "Menjadi guru itu harus tekun ya. Kalau nanti wis teken, pastine tekan," ujar Soeharto menasihati Erwan kala itu.
Erwan hanya bisa tersenyum dan menjawab pendek. "Iya Pak," jawab Erwan.
Hingga kini, mantan Presiden Indonesia kedua ini memang masih menjadi kontroversi. Soeharto merupakan sosok yang dicaci tapi dirindukan. Bagi yang membencinya, Soeharto adalah penjahat kemanusiaan, pelanggar HAM, pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme yang menggurita. Di zaman Soeharto, kebebasan berekspresi dan berpendapat dibungkam. Hampir semua aktivis 98 menilai Soeharto tak layak untuk dimaafkan.
Namun belakangan, mulai muncul suara-suara yang mengkritisi reformasi. Perubahan rezim tidak menghasilkan perubahan kehidupan yang lebih baik. Ekonomi kian sulit, meski pemerintah menggembar-gemborkan pertumbuhan ekonomi yang katanya mencapai 6 persen dan terbaik di Asia.
Masyarakat merasakan sebaliknya. Akses terhadap kesehatan, pendidikan, hingga pekerjaan dengan upah yang layak masih sulit. Muncullah kemudian semacam frustrasi sosial yang muncul dalam gambar di bak truk bergambar Soeharto sambil tersenyum yang bertuliskan 'Isih penak zamanku tho le?' tulisan itu berarti 'masih enak zamanku kan nak?'
Baca juga:
5 Orang ini sebut GBHN zaman Soeharto layak dihidupkan
Detik-detik meninggalnya Pak Harto 6 tahun lalu
Soeharto: SBY pintar, sayang menterinya nggak nyambung
Kisah Soeharto dielu-elukan Muslim sedunia saat naik haji
Yayasan milik Soeharto jadi noda hitam pemberantasan korupsi
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kenapa Soeharto selalu tersenyum? Presiden Indonesia Kedua Soeharto dikenal dengan sebutan ‘The Smiling General’ atau Sang Jenderal yang Tersenyum. Ini karena raut mukanya senantiasa tersenyum dan ramah.
-
Bagaimana Soeharto menghadapi serangan hoaks? Soeharto menganggap, pemberitaan hoaks yang menyerang dirinya dan keluarganya sebagai ujian. "Tapi tidak apa-apa, ini saya gunakan sebagai suatu ujian sampai di mana menghadapi semua isu-isu yang negatif tersebut. Sampai suatu isu tersebut sebetulnya sudah merupakan penfitnahan," ungkap Soeharto. Meski sering diserang hoaks, Presiden Soeharto memilih berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ditambah dengan senyum dan canda tawa.
-
Kapan Soeharto bertugas di Sulawesi Selatan? Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang diserang oleh hoaks selain Soeharto? Selain Presiden Soeharto, hoaks juga menimpa keluarganya.