Cerita Warga Sleman Ubah Tempat Pembuangan Sampah Liar Jadi Pasar Kali Ledek
Kini puluhan UMKM yang dikelola warga sekitar membuka stan di Pasar Kali Ledek.
Bantaran Kali Ledek yang berada di Dusun Maguwoharjo, Desa Maguwoharjo, Depok, Kabupaten Sleman, DIY, dulunya dikenal sebagai tempat kumuh karena menjadi tempat pembuangan sampah liar.
Cerita Warga Sleman Ubah Tempat Pembuangan Sampah Liar Jadi Pasar Kali Ledek
Tumpukan sampah dan pepohonan lebat tak terurus menjadi pemandangan umum di bantaran Kali Ledek. Gerah dengan situasi kumuh itu, warga pun kemudian membersihkannya dan mengubahnya menjadi pusat kegiatan masyarakat dan sentra UMKM yang dinamai Pasar Kali Ledek.
Inisiator Pasar Kali Ledek yakni Nurcholis Suharman menceritakan dirinya bersama warga kemudian berinisiatif untuk membersihkan area kumuh tersebut. Usai dibersihkan, warga pun berinisiatif mendirikan sebuah rumah limasan Jawa pada tahun 2022 untuk pusat kegiatan.
"Awalnya di sini itu tempat kumuh untuk pembuangan sampah liar. Terus saya bersama warga berinisiatif membersihkan," ujar Nur di Pasar Kali Ledek, Minggu (17/9).
"Ini setahun yang lalu, awalnya modal padat karya nontunai, tenaga tok. Lalu kita ajak warga kerja bakti kemudian bisa beli limasan, terus cari donor dan akhir bisa di-support Pertamina Foundation," ujar Nur.
Tak hanya menjadi pusat kegiatan masyarakat di tiga dusun, yaitu Maguwoharjo, Sanggrahan dan Ringinsari kemudian menghidupkan lahan kosong yang tadinya kumuh ini jadi tempat kegiatan ekonomi.
"Setelah lahan yang tadinya kumuh dan penuh sampah ini bersih ternyata bisa untuk berkegiatan ekonomi dengan kegiatan yang dinamai Pasar Kali Ledek. Setiap selapan atau 35 hari dua kali, jadi Minggu Wage dan Minggu Pahing digunakan warga untuk mengadakan Pasar Kali Ledek" urai anggota DPRD DIY ini.
Nur menuturkan ada puluhan UMKM dikelola warga sekitar yang membuka stan di Pasar Kali Ledek. Karena itu, pasar ini turut membantu perekonomian warga.
"Tiap Minggu ada 60 UMKM dan setiap penjual bisa dapat omzet Rp300 sampai Rp500 ribu. Itu hanya kuliner saja belum UMKM lainnya," ucapnya.
Istri Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X yakni GKR Hemas mengaku konsep Pasar Kali Ledek terbilang luar biasa. Pasalnya mengenalkan produk-produk UMKM dengan konsep kebudayaan.
"Pasar Sabtu-Minggu ini luar biasa, dikemas dengan berbagai produk untuk mengenalkan UMKM. Nanti kita harapkan dengan 2 atau 3 kali pameran sudah ada peningkatan untuk produk-produk UMKM-nya."
GKR Hemas
Sedangkan Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S Asngari menjelaskan, Pasar Kali Ledek menjadi inisiatif untuk memperkuat pasar tradisional dan UMKM daerah agar menjadi etalase produk unggulan lokal.
"Keduanya memiliki semangat untuk memperkuat pasar tradisional dan UMKM daerah agar menjadi etalase produk unggulan lokal. Dengan menghadirkan Pasar Kali Ledek dan PFpreneur, kami akan menggerakkan ekonomi desa setempat dengan menyediakan wadah untuk masyarakat berjualan serta membina UMKM masyarakat sehingga mampu menghasilkan produk unggulan," tutur Agus.
"Kami berharap, dengan dukungan berbagai pihak, khususnya Dinas Pariwisata Sleman, Pasar Kali Ledek mampu menjadi pilot project pasar tradisional yang dikelola secara modern dan destinasi wisata ke depannya."
Presiden Direktur Pertamina Foundation Agus Mashud S Asngari