Ganjar Cerita jadi Tertuduh Utama Kasus Wadas hingga Dapat Stempel Hitam
Ganjar menegaskan, jika kasus Wadas sudah selesai.
Kasus Wadas melekat pada Ganjar hingga kini.
Ganjar Cerita jadi Tertuduh Utama Kasus Wadas hingga Dapat Stempel Hitam
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan kasus Wadas yang sempat viral di media sosial. Kehidupan warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Purworejo, dibayang-bayangi ketakutan lantaran operasional penambangan batuan andesit untuk proyek bendungan bener.
Sempat terjadi konflik panas antara warga dengan aparat kepolisian pada Februari tahun lalu. Sejumlah warga pun sempat ditangkap polisi.
Ganjar mengakui, jika dirinya menjadi tertuduh utama atas kasus tersebut dan mendapat stampel hitam. Namun, dia menyebut dalam menghadapi persoalan Wadas, dirinya tidak pernah lari."Sebuah kejadian menimpa Jawa Tengah, kejadian menjadi viral di mana-mana karena saya menjadi tertuduh utama. Pembuatan bendungan bener di Purworejo, kemudian menjadi terkenal kasus Wadas," kata Ganjar, saat menjadi pembicara di acara Rakenras Apeksi 2023, di Makassar, Kamis (13/7).
"Dan itu menjadi stempel hitam, satu saja yang saya bilang sama kawan-kawan saya, biar salah menghadapi persoalan jangan lari dari persoalan," sambungnya.
Ganjar bercerita, di saat kasus Wadas semakin viral dirinya mencoba menelpon Bupati Purworejo Agus Bastian. Dia bertanya apa yang terjadi di Wadas. Akhirnya, setelah menelepon Bupati Purworejo, dia pun langsung mendatangi Wadas dan mengaku jika dirinya menjadi penanggung jawab atas kasus tersebut."Tentu ada yang pro dan yang kontra, tapi begitu tindakan agak represif muncul, videonya muncul satu pun tidak ada yang terbiasa mengatakan, siap saya salah dan siap bertanggung jawab tidak ada bapak ibu," ujar Ganjar.
"Ketika itu tidak ada, maka saya sampaikan, saya datang ke lokasi saya sampaikan, satu saya penanggung jawabnya, dua ini saya bereskan, tiga yang ditahan saya minta keluar, empat saya akan mendatangi orangnya. Hari ini saya masih dibully, tapi seluruh informasi tidak terbagi dengan baik. Saya sampaikan, bagaimana kasus Wadas? Ketua kelompok penolaknya sudah terima dan mendapat untung Rp 11 miliar," tambahnya. Padahal, dia menyebut proyek bendungan di Wadas milik pemerintah pusat dari Kementerian PUPR. Dia menjelaskan, bendungan di Wadas ini nantinya menjadi bendungan tertinggi dan mampu menyelesaikan pengendalian banjir serta suplay air. Dia menyebut, pihaknya sudah melobi susah payah hingga akhirnya proyek itu dilakukan. Namun, karena persoalan itu menjadi viral pembangunan sempat terkendala.Lebih lanjut, Ganjar menegaskan, jika kasus Wadas sudah selesai. Bahkan, tokoh yang kontra dengan pembangunan bendungan sudah mendapat ganti untung sebesar Rp 11 miliar.
"Maka saya sampaikan kepada mereka, Mas Ganjar gimana kasus wadas? Ketua kelompok penolaknya sudah menerima dan mendapatkan ganti untung Rp 11 miliar," ucapnya. "Saya komunikasi dengan Pak Presiden, Pak Jokowi sudah Pak Gub silahkan diteruskan, izin Pak skin ganti ruginya bagus banget pak. Itu akan memudahkan kami untuk berbicara dengan mereka. Dan sekarang 100 persen semua sudah diukur lahannya," imbuh Ganjar.