Cerita Warga yang Tinggal di Kampung Mati Lebak, Hanya Tersisa 4 Keluarga
Ditumbuhi semak belukar, warga mengaku hampir tiap malam membunuh ular.
Kabarnya, kampung ini ditinggalkan warga karena akan dijadikan sebagai bendungan.
Cerita Warga yang Tinggal di Kampung Mati Lebak, Hanya Tersisa 4 Keluarga
Empat keluarga memilih bertahan untuk tinggal di kampung mati Susukan dan Karian, Desa Calungbungur, Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak, Banten. Kampung ini kabarnya ditinggalkan warga karena akan dijadikan sebagai bendungan. Proses pengosongan sudah berlangsung cukup lama, hingga kawasan tersebut berubah menjadi hutan.
-
Siapa yang masih tinggal di Kampung Mati? Yang masih tinggal di kampung itu adalah keluarga Pak Muhsori. Ia tinggal di sana bersama istrinya.
-
Bagaimana kondisi Kampung Mati saat ini? Bangunan-bangunan terbengkalai di permukiman Pantai Kuwaru tampak sudah banyak yang dipenuhi coretan. Saat pemilik kanal YouTube Roy Kluthik berkunjung ke sana, tak banyak orang yang mengunjungi tempat itu.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Kenapa penduduk kampung mati petir meninggalkan kampung tersebut? Saat itu habis maghrib anak saya mainan marmut tiba-tiba didatangi sosok orang memakai blangkon. Orang itu kakinya tidak menapak di tanah. Orang itu mengajak anak saya keliling-keliling. Tiba-tiba saja dia terbang dan berubah wujud menjadi Mak Lampir,' kata Pak Priyono.
-
Dimana kampung mati petir ini berada? Kampung Petir merupakan sebuah kampung tak berpenghuni yang berada di tengah hutan wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Apa yang ada di Kampung Mati? Banyak rumah permanen yang masih utuh di kampung itu. Hanya sayang rumah itu sudah tak berpenghuni lagi.
Suasana sunyi begitu terasa saat memasuki wilayah kampung tersebut. Banyak bangunan yang ditinggalkan dengan kondisi rusak maupun utuh. Di sepanjang jalan menuju perkampungan, rerumputan dan ilalang tumbuh menjulang sehingga menguatkan kesan terbengkalai. Saat malam, suasana di Kampung Karian gelap gulita, karena tidak ada lagi warga yang menempati rumah-rumah di sana. Sumber cahaya hanya berasal dari empat rumah yang berdekatan di salah satu RT yang masih ditinggali. Dalam unggahan di kanal YouTube Jejak Bang Ibra, yang dilansir Minggu (23/7), empat keluarga ini sempat berbagi cerita selama tiga tahun tinggal di kampung tak berpenghuni. Mereka merasakan sejumlah kejadian tak terduga dan dirasa cukup mengganggu.
Sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari
Salah satu warga, Enah mengaku permukiman warga di sana sudah kosong selama tiga tahun belakangan. Dia mengaku hanya bisa beraktivitas di rumah bersama keluarganya. Dia juga cukup kesulitan untuk berbelanja kebutuhan karena jarak ke luar kampung cukup jauh. Satu-satunya cara adalah dengan menunggu ojek atau tukang sayur yang lewat. “Kalau beli sayur harus nunggu ojek, atau tukang sayur lewat, kalau ada,” katanya
Khawatir karena akan segera ditenggelamkan
Saat diwawacarai oleh kreator tersebut, Enah mengaku jika keluarganya belum mendapat bantuan. Ini yang membuat mereka tetap bertahan dengan segala keterbatasannya, setelah tinggal selama puluhan tahun. Enah mengaku khawatir karena menurut bupati Lebak, kampung tersebut akan mulai diujicoba untuk pembuatan bendungan di bulan September mendatang. Sedangkan saat ini mereka belum mendapat bantuan dan tidak bisa berbuat banyak. “Kalau kata bupati akan diujicobanya bulan September nanti, ya takut,” katanya
Banyak suara-suara ganjil
Warga lain bernama Andre juga menceritakan pengalamannya tinggal di kampung tersebut. Menurutnya, warga di sana kerap mendengarkan suara-suara ganjil dari belakang atau sekitar tempat tinggal.
Walau demikian, mereka sudah terbiasa karena muncul suara yang diduga dari makhluk astral itu selalu muncul tiap malam. “Jadi kalau kata istri sih sering ada yang nangis, ada yang mandi, terus kemarin malam ada yang ketawa, karena saya kan waktu itu belum kembali dari Jakarta,” terang Andre.
Sering ada ular berbisa masuk rumah
Ratih, yang tinggal tak jauh dari rumah Andre mengaku terbiasa dengan suara-suara ganjil yang sering muncul. Namun yang membuat dia dan keluarganya takut yakni adanya ular yang masuk ke dalam rumah. Tak main-main, ular yang sempat ditemukan Ratih di kediamannya adalah jenis ular kobra yang berbisa. “Kalau suara mah biasa ya, tapi ular kaya gitu tuh suka masuk ke dalam rumah, kemarin tuh ular kobra, ular tanah, ” terang Ratih yang sudah tinggal sejak kecil di sana.
Hampir tiap hari bunuh ular di rumah
Ketua RT setempat, Nurzain juga menceritakan hal serupa. Menurutnya hampir tiap malam selalu mendengar suara-suara dari makhluk gaib di sana. Apalagi saat ini kondisi kampung tersebut sudah mirip hutan karena ditumbuhi semak belukar yang rindang. “Kondisi kampungnya kan begini, gimana, anak-anak kami mau main gimana, in ikan sudah hutan semua, jadi takut,” kata dia Menurut dia, banyak ular yang masuk hampir tiap malam. Ini membuat keluarganya dan warga lain ketakutan ketimbang suara-suara gaib.
Sudah direspon pemerintah
Menurut informasi, Pemerintah Kabupaten Lebak sendiri sudah merespon keluhan empat keluarga yang tersisa di sana.
Pemerintah melalui BPN sudah menyampaikan nomial bantuan ganti untung agar warga bisa segera pindah. Ini terkait harapan warga yang ingin segera keluar dari kampung tersebut karena merasa takut dan sulit beraktivitas sehari-hari. “Alhamdulillah sudah ada respon,” kata dia