Dalang Ki Manteb Soedharsono Meninggal Dunia
Sekretaris Desa Doplang, Ade Irawan mengatakan, Ki Manteb Soedarsono meninggal dunia pukul 09.45 WIB karena sakit. Ki Manteb Soedharsono kondisi kesehatannya menurun sejak Senin (28/6), setelah melakukan siaran langsung pertunjukan wayang kulit.
Dalang Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia pada usia 73 tahun di rumahnya di Dusun Sekiteran, Kelurahan Doplang, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pada Jumat pukul 09.45 WIB.
Sekretaris Desa Doplang, Ade Irawan mengatakan, Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia pukul 09.45 WIB karena sakit. Ki Manteb Soedharsono kondisi kesehatannya menurun sejak Senin (28/6), setelah melakukan siaran langsung pertunjukan wayang kulit.
-
Kapan Soeharto dipanggil 'monyet'? Saat Perang kemerdekaan, Kolonel Gatot Soebroto memerintahkan Mayor Soeharto untuk bertahan di puncak sebuah bukit yang strategis.
-
Kapan Soebandrio diberi tahu akan dieksekusi mati? Soebandrio diberi tahu akan dieksekusi empat hari setelah Letkol Untung dtembak mati. Peristiwa itu terjadi di akhir 1966.
-
Bagaimana Soebandrio bisa terhindar dari hukuman mati? Permintaan dua pemimpin dunia itu menyelamatkan Soebandrio. Hukuman untuk Soebandrio berubah menjadi hukuman seumur hidup.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa yang disita Bea Cukai Soekarno Hatta? Puluhan kilogram sisik tenggiling yang digagalkan itu dikemas dalam lima paket, yang diperkirakan nilainya mencapai Rp3 miliar. Paket itu dengan pemberitahuan cassava chips dan saat diperiksa didapati keripik singkong bercampur sisik tenggiling yang telah dikeringkan," tegas Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, Rabu (20/12).
-
Siapa yang menulis kesan terhadap Tirto Adhi Soerjo dalam artikel "Mangkat"? Seorang anak didik Tirto Adhi Soerjo lainnya, Mas Marco Kartodikromo, menulis kesan terhadap gurunya itu melalui artikel bertajuk "Mangkat" yang dimuat di surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.
Kondisi kesehatan dalang wayang kulit itu kemudian sempat membaik, namun menurun lagi pada Kamis (1/7). Keluarga hendak membawanya ke rumah sakit namun karena rumah sakit penuh Ki Manteb akhirnya hanya bisa menjalani perawatan di rumah hingga meninggal dunia.
Seperti dilansir dari Antara, keponakan Ki Manteb itu mengungkapkan, almarhum meninggalkan enam anak dan satu anak angkat serta seorang istri.
Jenazah Ki Manteb menurut rencana dimakamkan di permakaman keluarga di Dusun Keliteran RT 02 RW 08 di Desa Doplang dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19 pada hari ini, Jumat (2/7).
(mdk/fik)