Dalih ganja sebagai obat
Dalih ganja sebagai obat. Yayasan Sativa Nusantara termasuk salah satu LSM yang cukup gencar menyuarakan ganja sebagai obat. Mereka meyakini betul banyak manfaat yang bisa diperoleh dari akar, batang, daun, biji hingga bunga. Manfaat terbesar justru terkandung dalam biji dan bunga pohon ganja.
Nama Fidelis Ari belakangan ramai diperbincangkan di jagat media sosial setelah kisahnya memperjuangkan hidup sang istri, Yeni Riawati (39) justru berujung dijebloskan ke balik jeruji besi. Yeni menghembuskan napas terakhir di RSUD Mth Jaman Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, 25 Maret 2017 gara-gara tidak lagi diobati ekstrak tanaman ganja yang ditanam suaminya, Fidelis Ari.
Selama ini Fidelis mencoba berbagai pengobatan untuk menyembuhkan istrinya. Namun tak kunjung berhasil. Sampai akhirnya dia mencoba pengobnatan dengan menggunakan ekstrak ganja. Hasilnya, kondisi Yeni terlihat membaik hingga suaminya berinisiatif menanam tanaman ganja di halaman rumah. Dia semakin yakin tanaman itu jadi obat bagi penyakit istrinya.
-
Mengapa Budi Waseso berpendapat Pramuka penting? Pasalnya, kata dia, kegiatan Pramuka sudah ada dari zaman kemerdekaan Indonesia. "Kalau kita bicara Pramuka jangan hanya sekarang. Artinya, itu harus berawal dari sejarah. Dari zaman kemerdekaan, sebelum kemerdakaan Pramuka itu sudah aktif dan sudah ada. Dulu namanya pandu-pandu disatukan jadi Pramuka.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Siapa yang menjenguk Budiono? Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Sosial Kota Semarang, Heroe Soekandar, menjenguk dan memberi bantuan sembako serta kasur untuk Budiono.
-
Kapan Kebun Bibit Wonorejo buka? Kebun Bibit Wonorejo buka setiap hari dari pukul 08.00 WIB hingga 18.00 WIB.
-
Kapan Ganjar Pranowo berencana untuk memberantas KKN di Indonesia? Maka, pidato saya begitu terpilih, saya kumpulkan ASN saya, bapak ibu, mulai hari ini tidak ada korupsi, mulai hari ini tidak ada gratifikasi. Mulai hari ini tidak ada jual beli jabatan. Mulai hari ini tidak ada sogok sogokan,” jelas dia.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
"Dari susah tidur, jadi nyenyak tidurnya. Dari susah makan, jadi lahap makannya. Dari tidak bisa bicara, jadi bisa bicara. Jadi sudah ada tanda-tanda kesembuhan," ujar Yohana, kakak Fidelis Ari, kepada wartawan, semasa Yeni masih hidup.
Tapi apa mau dikata, BNN menangkap pegawai kantor Kesbangpol Linmas Kabupaten Sanggau itu. Dia ditangkap bersama 2 orang kerabatnya. BNN menyita 39 tanaman ganja yang selama ini digunakan untuk mengobati penyakit istrinya. Meski Fidelis memastikan ganja tidak dijual melainkan untuk pengobatan istrinya, BNN bergeming dan tetap menahannya.
Tidak hanya Fidelis yang meyakini atau berdalih menanam ganja untuk obat. Seorang pemuda di Tangerang, M Ayatullah Albanna alias Alban juga menanam pohon ganja dengan dalih untuk obat anak-anak. "Ini buat obat epilepsi pada bayi," katanya.
Alban awalnya mendapat tiga pot kecil bibit ganja diperoleh dari organisasi Lingkar Ganja Nusantara (LGN). Bibit tersebut sudah tumbuh setinggi 3 cm. Lalu dia merawat bibit tersebut hingga tumbuh besar, setelah bercabang, dikembangbiakkan dengan cara disetek hingga menghasilkan 11 pot tanaman ganja hidup yang baru.
Dia menanam ganja dalam 14 pot di belakang pekarangan Taman Kanak Kanak (TK) RA Rosita, RT 04/09, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang. Kapolres Metro Tangerang Kombes Pol Agus Pranoto menuturkan, polisi mendapat laporan dari masyarakat dan langsung melakukan penangkapan.
"Setelah dipastikan, kita lakukan pemeriksaan dan penggeledahan di rumah tersangka. Akhirnya kita temukan barang bukti 14 pot tanaman ganja hidup di samping pekarangan rumah," ujarnya, Selasa (28/10/2014).
Alban baru dua bulan menanam ganja. Dia diketahui bukan sebagai pemakai. Meski berdalih untuk obat, polisi bergeming. Kepemilikan ganja dilarang dan Alban dijerat Pasal 114 KUHP dengan ancaman minimal 6 tahun.
Yayasan Sativa Nusantara termasuk salah satu LSM yang cukup gencar menyuarakan ganja sebagai obat. Saat berbincang dengan merdeka.com beberapa waktu lalu, Ketua Yayasan Sativa Nusantara, Inang Winarso menjelaskan bahwa penggunaan ganja sebagai bahan dasar obat telah diterapkan di beberapa negara. Sebab tanaman ajaib ini memiliki kandungan yang bisa dijadikan bahan dasar obat.
"Di luar negeri sudah banyak digunakan bahan baku itu ya Ganja. Tanaman ini tanaman ajaib. Kandungan-kandungannya bisa dijadikan bahan baku obat dan lebih mujarab ketimbang bahan obat-obat impor," jelas Inang.
Dia meyakini betul banyak manfaat yang bisa diperoleh dari akar, batang, daun, biji hingga bunga. Manfaat terbesar justru terkandung dalam biji dan bunga pohon ganja. Dia mencontohkan, ekstrak biji dan bunga ganja bisa digunakan sebagai bahan dasar obat diabetes. Karena itu Yayasan Sativa Nusantara berinisiatif melakukan penelitian khusus. Jika berhasil maka ini bisa jadi alternatif obat diabetes yang selama ini mahal harganya.
"Sebenarnya sudah banyak tetapi kita pilih diabetes karena di Indonesia banyak penderita diabet dan obat-obatnya cukup mahal," tambah Inang.
Inang menyebut ada penderita sakit menahun yang akhirnya menggunakan ganja sebagai obat untuk bertahan hidup. Mulai dari kalangan menengah sampai kalangan atas. Menurutnya, anak usia 11 tahun bisa lebih baik hidupnya saat diberi ganja daripada obat-obatan kimia.
"Tanaman ganja itu banyak manfaatnya daripada yang diceritakan orang bisa bikin ini. Seperti yang dijelaskan, ekstrak ganja itu kan baik buat obat epilepsi dan berbagai alergi-alergi lainnya," tutur Inang.
Ekstrak biji dan bunga ganja diyakini bisa digunakan untuk obat penyakit degeneratif seperti diabetes dan berbagai macam kanker.
"Ekstraknya itu hanya sepertiga butir nasi. Sepertiga itu yang ditoleransi oleh tubuh manusia. Kalau dikonsumsi lebih efek samping yang dihasilkan hanya pusing tidak sampai merusak organ tubuh manusia," terang Inang.
Menurutnya, kandungan ajaib dalam ganja itu bernama zat kanabinoid yang sangat mudah diserap tubuh manusia. Tak hanya itu, penggunaannya pun tidak memiliki efek samping yang berlebihan.
"Kalau secara tepat digunakan untuk menetralisir berbagai macam penyakit. Untuk gangguan metabolisme misalnya," jelas Inang.
Selain diabetes, ekstrak ganja juga bisa digunakan untuk penyakit lain seperti, kanker getah bening, kanker payudara, kanker paru-paru dan berbagai penyakit kanker lainnya.
Tak hanya itu, akar dan batang tanaman ganja bisa dimanfaatkan untuk industri. Sementara daunnya bisa dimanfaatkan untuk kuliner. "Seratnya itu buat baju. Untuk industri bisa digunakan menjadi kertas dan kosmetik. Ganja baik kok, sebaik jahe," kata Inang.
Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak begitu saja percaya. Kasus menanam ganja dengan dalih obat yang menima Fidelis dan lainnya tetap dianggap melanggar hukum.
"Tetap saja itu kan sudah ada rencana ya. Kan ada larangan menanam ganja, ada larangan," kata Kepala BNN Budi Waseso di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (31/3).
Penggunaan ekstrak ganja untuk penyembuhan penyakit dinilai belum terbukti secara medis. Budi Waseso tidak ingin penggunaan esktrak ganja untuk pengobatan dijadikan alibi untuk melegalkan ganja.
"Itu kan katanya. Penelitian secara medisnya kan belum ya. Itu jangan alat pembenaran sehingga ada keinginan beberapa kelompok masyarakat atau LSM agar ganja dibebaskan. Salah satunya caranya itu seolah untuk pengobatan. Buktinya apa?," terangnya.
Mantan Kabareskrim ini menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk meneliti manfaat ekstrak ganja dalam dunia medis.
"Ya itu kan katanya. Ini kan sedang diteliti. Yang neliti dari seluruh kementerian terkait ya. Menkes juga akan meneliti itu," tegas Budi.
Baca juga:
Menengok suburnya perkebunan ganja medis di Israel
Kisah Fidelis Ari tanam ganja buat pengobatan istri berujung bui
Fidelis obati istri dengan ganja, BNN sebut 'Jangan jadi pembenaran'
Melihat suburnya ladang ganja di Swiss
Mengunjungi Cannatech 2017, pameran ganja terbesar di dunia