Dalih proyek PLTU Langkat mendesak, 15 WN China diizinkan bekerja
Dalih proyek PLTU Langkat mendesak, 15 WN China diizinkan bekerja. 15 WN China tersebut diamankan lantaran tak memiliki kartu izin tinggal terbatas. Meski bermasalah, Imigrasi tetap mengizinkan semuanya bekerja.
Sebanyak 15 pekerja asal China yang diamankan dari proyek PLTU Pangkalan Susu, Langkat, Sumut, masih menjalani proses pemeriksaan di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Kamis (17/11). Pejabat Imigrasi menyatakan mereka tetap dapat bekerja di Indonesia meski belum mempunyai Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).
"Bisa diproses seperti itu. Mereka (pekerja asing) bisa datang terlebih dahulu, kemudian kalau ada RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) dan visa, akan dialihstatuskan menjadi Kitas," kata Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenkum HAM Sumut, Yudi Kurniadi.
Bukan hanya berkunjung, menurut Yudi, para pekerja asal China itu juga dibolehkan bekerja meski belum memiliki Kitas. Dia pun beralasan, proyek pembangunan PLTU Pangkalan Susu ini waktunya mendesak dan bersifat sementara.
"Waktunya mepet, boleh datang duluan kemudian nanti akan dikonversi ke Kitas. Ketentuannya ada. Aturannya ada," jelasnya.
Namun, kata dia, pihak Imigrasi tetap harus melihat apakah perusahaan sponsor para pekerja asal China itu sudah mengajukan RPTKA atau tidak. Mereka dibolehkan bekerja jika memiliki RPTKA dari perusahaannya.
Begitu pun, pihak Imigrasi masih melakukan pendalaman terhadap ke-15 pekerja asal China itu. Mereka juga berkoordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja. Berdasarkan informasi yang diterima Yudi, Kemenaker sudah mengeluarkan RPTKA untuk perusahaan sponsor para pekerja asing itu. Jika mereka sudah mempunyai RPTKA, Imigrasi tinggal memproses Kitas dan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA).
"Saya lihat dulu. Kita belum bisa mengambil satu keputusan, karena kita masih melakukan pendalaman," ucapnya.
Yudi menyatakan tidak ada intervensi terkait penanganan pekerja asal China yang tengah mengerjakan proyek nasional ini. "Memang aturannya ada," katanya.
Sebelumnya, beberapa hari lalu, belasan pekerja asal China diamankan tim Subdit IV/Tipidter Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sumut dari lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Tanjung Pasir, Pangkalan Susu, Langkat.
Mereka diduga telah melakukan pelanggaran keimigrasian dan ketenagakerjaan karena tidak memiliki Kitas dan IMTA. Polisi menyatakan WN China itu dipekerjakan sebagai buruh kasar di bagian konstruksi dan sudah tinggal 2 sampai 3 bulan di Langkat.
Yudi membantah pihaknya kecolongan dengan diamankannya para warga negara China itu. Menurutnya, polisi juga bagian tim pengawasan orang asing, seperti juga Kejaksaan, Kemenaker, Kesbangpol dan Kementerian Kesehatan.
"Kecolongan? Oh enggak. Yang jelas, (pekerja asing) yang punya izin di seluruh Sumatera ada 2.000-an yang pakai Kitas," ucapnya.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
-
Kapan Ibu Bunga dan keluarganya bermigrasi ke China? Ibu Bunga bercerita ia bersama keluarganya beramai-ramai merantau dari Indonesia ke negeri China tepatnya pada tahun 1960-an.
-
Apa yang sering dilakukan oleh para penambang timah ilegal di wilayah IUP PT Timah Tbk? Saksi kasus dugaan korupsi timah, Agung Pratama mengungkapkan penambang timah ilegal di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah Tbk kerap kembali meski sudah ditertibkan oleh PT Timah maupun aparat penegak hukum (APH)."Pada hari penertiban itu, mereka keluar. Setelah itu kadang beberapa minggu atau beberapa hari masuk lagi," ujar Agung selaku Direktur Operasi dan Produksi PT Timah periode 2020-2021 dalam sidang pemeriksaan saksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu (4/9).
-
Apa yang dilakukan polisi China terhadap pedagang buah di pinggir jalan? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. "Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas," terangnya.
-
Mengapa pinjol ilegal berbahaya? Tak jarang gara-gara terlilit pinjol, korbannya harus menelan pil pahit.
-
Mengapa warga Uighur merasa diperlakukan tidak adil di China? Abdul mengatakan, saat ini terdapat ratusan tempat pengungsian konsentrasi yang mengelilingi pemukiman warga Uighur. Kamp konsentrasi ini diperkenalkan kepada dunia internasional sebagai pusat pendidikan. Namun kenyataannya kamp konsentrasi tersebut ditujukan untuk menghapuskan identitas agama dan bangsa Uighur serta membuat mereka lupa seorang muslim."Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal," kata Abdul.
Baca juga:
18 Pekerja China ilegal diamankan dari proyek PLTU di Langkat
Banyak WN China seliweran di Kukar diduga tenaga kerja ilegal
Komisi IX terima banyak aduan soal tenaga kerja asing ilegal
PLN: Sepertiga pekerja di PLTU Cilacap berasal dari China
5 Proyek pemerintah ini didominasi para pekerja China