Dampak kemarau, 59 ton beras dibagikan ke warga Purbalingga
Saat ini, dia mengemukakan penyaluran dilakukan di Kecamatan Kejobong untuk 12 desa.
Antisipasi kekurangan cadangan pangan, Pemerintah Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah menyalurkan beras cadangan kepada masyarakat di daerah rawan bencana kekeringan. Kepala Badan Penyuluhan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Purbalingga, Lili Purwati mengatakan kegiatan penyaluran cadangan beras ini dilakukan untuk antisipasi dampak musim kemarau, yang tengah melanda sejumlah wilayah di Purbalingga.
"Ada beberapa wilayah yang dinilai pemkab menjadi daerah yang kesulitan air setiap memasuki musim kemarau. Selain itu, juga menjadi daerah yang rawan kekurangan pangan, karena lahannya tidak bisa di tanami bahan pangan," jelasnya, Selasa (30/9).
Ia mengemukakan, penyaluran beras dilakukan kepada masyarakat yang saat ini sudah membutuhkan bahan pangan tersebut. Menurut Lili, cadangan beras pemerintah yang disalurkan merupakan alokasi tahun 2012. Saat ini, dia mengemukakan penyaluran dilakukan di Kecamatan Kejobong untuk 12 desa.
"Jumlahnya sebesar 59.200 kilogram untuk 3.947 keluarga. Setiap keluarga mendapatkan beras 15 kilogram. Sedangkan untuk Kecamatan Kaligondang, beras yang akan disalurkan kepada masyarakat sebanyak 100 ribu kilogram, dengan jumlah keluarga penerima, sebanyak 6.667 keluarga," jelasnya.
Selain dua kecamatan tersebut, Lili mengemukakan distribusi juga dilaksanakan di Kecamatan Karangreja. Lili mengemukakan, jumlah alokasi beras yang akan disalurkan kepada masyarakat sebanyak di kecamatan yang berada di lereng Gunung Slamet mencapai 18.090 Kilogram. Jumlah tersebut diperuntukan untuk 603 keluarga di dua desa, yaitu Desa Kutabawa dan Desa Serang.
Sementara itu, Bupati Purbalingga, Sukento Rido Marhaendrianto, mengemukakan beras yang disalurkan merupakan cadangan beras pemerintah alokasi tahun 2012. Dia berharap, masyarakat bisa bertahan menghadapi kondisi musim kemarau saat ini.
"Saya berharap penyaluran beras ini akan memberikan manfaat yang besar bagi seluruh masyarakat yang sebagian wilayahnya mengalami kekeringan akibat datangnya musim kemarau," katanya.
Baca juga:
PDAM mati, satu desa di Karangasem cari air ke desa tetangga
Nelayan Tambaklorok pilih budidaya kerang hijau selama kemarau
Krisis air bersih Sukoharjo, sejumlah LSM lakukan dropping air
Kemarau panjang, BPBD Jateng salurkan air bersih di 379 desa
Air mahal, petani manfaatkan bahan bakar gas untuk sedot air
Wartawan di Banyumas salurkan air bersih untuk warga
Atasi kekeringan, Pemkab Purbalingga salurkan 268 tangki
-
Siapa Kiai Ageng Muhammad Besari? Kiai Ageng Muhammad Besari merupakan tokoh penyebar Islam di wilayah Ponorogo pada abad ke-17. Untuk mendukung misi penyebaran agama Islam yang ia lakukan, Kiai Ageng Besari mendirikan Pondok Pesantren Tegalsari atau Gebang Tinatar.
-
Kapan Tari Keurseus mulai dikenal? Menurut sejarahnya, tari keurseus sudah ada sejak zaman Belanda. Ketika itu susunan tari dilakukan bertahap oleh Lurah Rancaekek Bandung R. Sambas Wirakoesoemah pada 1915-1920 & 1926-1935.
-
Kapan Kiai Ageng Muhammad Besari wafat? Makam Kiai Ageng Muhammad Besari wafat pada 1773.
-
Apa ciri khas Kucing Merah? Kucing Merah memiliki karakteristik bulu berwarna oranye kemerahan dengan corak huruf M di dahinya. Bentuk tubuhnya juga lebih berotot dibanding sesamanya.
-
Kapan petani bawang merah di Brebes mengalami kerugian? Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun. Petani bawang merah mengaku mengalami kerugian ketika ditemui di ladangnya di Brebes, Jawa Tengah, Kamis (11/1/2024). Kerugian tersebut terjadi pada musim panen di awal tahun ini akibat cuaca yang tidak menentu sehingga menyebabkan kualitas bawang merah menurun.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.