Dampak Pandemi, Nadiem Sebut Anak Kian Rentan terhadap Perundungan di Dunia Maya
Mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Nadiem mengatakan terdapat kenaikan yang signifikan dalam perundungan daring pada pelajar sejak tahun 2011 sampai 2019. Angkanya mencapai 2.473 orang.
Dampak Pandemi, Nadiem Sebut Anak-Anak Kian Rentan terhadap Perundungan Dunia Maya
Pandemi Covid-19 memberikan sejumlah dampak negatif untuk perkembangan anak. Perubahan model belajar yang lebih banyak menggunakan gadget telah membuat anak-anak rentan terjadap perundungan di dunia maya.
-
Kenapa cyberbullying makin umum terjadi? Anak-anak saat ini sering terhubung dengan teknologi, sehingga cyberbullying semakin umum.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Kenapa netizen memuji Nabila Syakieb? Netizen bilang Nabila cantiknya alami banget. Gak kalah dengan aktris drakor. 😍
-
Bagaimana Nurcahyati menyarankan untuk mengatasi perilaku bullying? “Ini PR besar orang tua, bahwa sedari dulu berusaha menjalin relasi, membantu anak mengenali dirinya, meregulasi emosinya, bantu anak untuk bisa punya karakter yang baik. Melampiaskan emosi-emosi dengan cara yang suportif. Tidak membahayakan dirinya maupun orang lain,”
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
"Pandemi yang memaksa anak-anak kita belajar dari rumah membuat mereka semakin rentan dengan perundungan di dunia maya. Ini adalah satu tantangan besar yang harus kita sadari hadapi dan kita temukan solusinya sebagai masyarakat digital," kata
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, di acara Penekenan Kerja Sama antara Twitter dengan Kemendikbudristek, Kamis (24/6).
Mengutip data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Nadiem mengatakan terdapat kenaikan yang signifikan dalam perundungan daring pada pelajar sejak tahun 2011 sampai 2019. Angkanya mencapai 2.473 orang.
"Masih banyak perilaku negatif yang terjadi di sosmed seperti penyebaran hoaks, perundungan, dan kekerasan berbasis gender online.
"Dan yang membuat saya prihatin tidak sedikit perilaku negatif di medsos yang melibatkan pelajar," paparnya.
Untuk itu, lanjut Mantan Bos Gojek Indonesia itu, pihaknya mendorong agar anak-anak di Indonesia dapat belajar dengan aman dan kondusif. Baik saat belajar di rumah, maupun saat belajar di ruang siber seperti apa yang dilakukan selama pandemi ini.
"Kemendikbudristek melalui kebijakan Merdeka Belajar bertekad mendorong terciptanya lingkungan belajar yang suportif agar anak-anak Indonesia bisa belajar dengan aman dan nyaman. Tidak hanya di sekolah dan dalam kelas, tetapi juga di dunia maya," tandas Nadiem.
Reporter: Yopi Makdori
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Nadiem: Merdeka Belajar Dirancang Berdasarkan Kebutuhan Anak Sebagai Pelajar
Nadiem Sebut Sekolah yang Gurunya Belum Divaksin Tetap Boleh Gelar PTM Terbatas
Nadiem: Hanya Ada Satu Kondisi Sekolah Tak Boleh PTM Terbatas
Mendikbud Sebut Mayoritas Sekolah Belum PTM Terbatas Karena Tak Diizinkan Pemda
20 Ribu Orang Ditargetkan Ikuti Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Cerita Sandiaga jadi 'Sopir Tembak' di Istana: Tak Boleh Ugal-ugalan