Dari pemahaman agama keliru sampai dendam jadi motif orang berbuat teror
Dari pemahaman agama keliru sampai dendam jadi motif orang berbuat teror. Hamli melanjutkan, alasan ketiga penyebab seorang menjadi pelaku teror adalah mental. Dia menjelaskan, mereka jadi ingin coba-coba dengan karena beberapa pemicu seperti melihat tayangan berita yang berlebihan.
Direktur Pencegahan Terorisme BNPT Brigen Pol Hamli mengatakan alasan terbesar orang melakukan teror karena pemahaman keagamaan yang keliru. Kedua, katanya, adalah solidaritas komunal.
"Dengan pemahaman agama mereka ini yang keliru, lalu ditambah penyebab kedua dengan persentase 20 persen adalah solidaritas komunal. Jadi kalau ada konflik mereka akan ke sana atas nama persaudaraan," kata Hamli dalam sebuah diskusi soal terorisme di Jakarta Pusat, Jumat (25/5).
-
Bagaimana cara BNPT membantu para penyintas terorisme agar tetap berdaya? Selain itu, BNPT juga sering mengadakan agenda gathering yang ditujukan untuk menumbuhkan semangat hidup dan mengembalikan kepercayaan diri bagi para korban terorisme agar tetap berdaya.
-
Dimana BNPT menemukan landasan hukum untuk memberikan kompensasi kepada korban terorisme? Ibnu menjelaskan, landasan pemerintah melakukan pembayaran kompensasi atau ganti rugi tertuang dalam PP No. 35 Tahun 2020 tentang pemberian kompensasi, restitusi, dan bantuan kepada saksi dan korban.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Apa yang diusulkan BNPT terkait tempat ibadah? Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan dilakukan pengawasan atau kontrol terhadap tempat-tempat ibadah yang ada di Indonesia.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
Hamli melanjutkan, alasan ketiga penyebab seorang menjadi pelaku teror adalah mental. Dia menjelaskan, mereka jadi ingin coba-coba dengan karena beberapa pemicu seperti melihat tayangan berita yang berlebihan.
"Karenanya kami sudah ke konsultasi dengan Dewan Pers, agar breaking news jangan terlalu lama, bisa menjadi yang tidak ikut jadi ingin ikut-ikut," tuturnya.
Penyebab selanjutnya, adalah dendam. Hal ini berlaku pada anak dari Amrozi, terpidana mati Bom Bali I, Zulia Mahendra.
"Jadi anaknya itu selalu bertanya kepada pamannya bagaimana cara membuat bom. Saat ditanya untuk apa, sang anak bilang untuk ngebom yang ngebunuh bapak saya. Padahal kan bapaknya dihukum mati dalam pengadilan. Dengan begitu dia dendam," ujar Hamli.
Menurut Hamli, penyebab kesenjangan dan ketidakadilan global juga menjadi satu dari sekian alasan seorang menjadi pelaku teror.
Reporter: Muhammad Radityo
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
UU Terorisme disahkan, PKS minta teroris ditumpas sampai ke akar-akarnya
UU Terorisme, penyidik bisa dipidana kalau melanggar HAM saat penangkapan
Pembelaan Aman Abdurrahman
Gatot harap UU Terorisme mampu bersihkan teroris di Indonesia
JK minta DMI makmurkan warga dan hindari radikalisme dan ideologi terorisme
Cegah paham radikalisme, pemerintah diminta galakkan pendidikan kebangsaan