Delapan desa di Alor Timur rusak parah digoyang gempa 6,2 SR
Delapan desa ini dilaporkan rusak berat, karena lokasinya tidak jauh dari pusat gempa, sekitar 28 km timur Kalabahi.
Delapan desa di Alor Timur, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur dilaporkan mengalami rusak berat akibat guncangan gempa berkekuatan 6,2 SR yang terjadi pada Rabu siang.
"Kalau di Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor tidak terlalu parah tingkat kerusakannya, tetapi di Alor bagian timur ada delapan desa yang mengalami kerusakan berat akibat gempa tersebut," kata Bupati Alor Alor Amon Djobo seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/11).
Delapan desa yang mengalami kerusakan tersebut antara lain Desa Maritaing, Desa Kolana Selatan, Desa Naumang, Kampung Kuna Tena, serta Desa Yesu.
"Delapan desa ini dilaporkan rusak berat, karena lokasinya tidak jauh dari pusat gempa, sekitar 28 km timur Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor," katanya.
Langkah-langkah yang diambil pemerintah, antara lain mendirikan tenda-tenda darurat untuk menampung korban gempa serta posko untuk untuk membantu warga yang menjadi korban gempa.
"Saya juga meminta bantuan dari TNI dan Polri serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk membantu warga yang tengah trauma akibat gempa dahsyat tersebut," ujarnya.
Gempa berkekuatan 6,2 SR berada pada 8.20 LS dan 124.94 BT, atau sekitar 28 km timur laut Alor, dan berada pada kedalaman 89 Km dari permukaan laut.
Dia menambahkan sampai saat ini, gempa-gempa susulan dengan kekuatan sedang dan ringan masih terus mengguncang Alor, sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada.
Pemerintah Kabupaten Alor saat ini tengah mengirimkan sejumlah bantuan logistik kepada warga di delapan desa di Alor Timur yang rumahnya mengalami rusak berat akibat gempa tersebut. Namun, distribusi logistik ke lokasi gempa masih tersandung luruhan batu dan benda-benda lainnya yang menutup ruas jalan akibat longsor.
"Saya sudah minta bantuan TNI dan Polri untuk membersihkan jalan-jalan yang masih tertutup longsor untuk memudahkan pendistribusian logistik ke ke delapan desa tersebut," kata Amon Djobo.
Gempa berkekuatan 6,2 SR ini merupakan terbesar kedua setelah gempa serupa terjadi pada 1991 dengan kekuatan mencapai 7,2 SR yang mengakibatkan 28 orang tewas.
"Kalau gempa kali ini, puji Tuhan..tidak ada korban jiwa, kecuali kerusakan parah yang melanda delapan desa tersebut," demikian Amon Djobo.