Demo Mahasiswa Tolak UU Pilkada Berlanjut di Jatim, Ricuh Usai Massa Kepung Gedung DPRD
Demonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Ribuan mahasiswa di Jawa Timur menggelar aksi unjuk rasa mengawal putusan Mahkamah Konstitusi dan menolak RUU Pilkada. Demonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Hingga pukul 14.10 Wib, massa aksi yang terdiri dari berbagai elemen mahasiswa di Jatim ini belum juga ditemui anggota DPRD Jatim. Lemparan botol air minum pun sempat terjadi lantaran teriakan para mahasiswa agar anggota Dewan keluar tak kunjung direspon.
- Ricuh Demo di Gedung DPRD Jambi, Sejumlah Mahasiswa Terluka
- Sisi Lain Demo Tolak Pengesahan RUU Pilkada di DPR, Banyak Hal Tak Terduga Terjadi
- FOTO: Aksi Demo Tolak Revisi UU Pilkada Masih Memanas hingga Malam Hari, Pengunjuk Rasa Tembakan Petasan ke Aparat
- Situasi Terkini Demo Tolak UU Pilkada Disahkan Memanas, Massa Jebol Pagar DPR
"Ayo keluar...ayo keluar...keluar...keluar," teriak mahasiswa secara bersamaan, Jumat (23/8).
Presiden BEM Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Aulia Thaariq Akbar atau Atta mengatakan, aksi ini dilakukan untuk mengawal putusan MK terkait dengan aturan Pilkada.
“Poin tuntutan kita masih dalam rangka untuk turut mengawal putusan MK,” kata Atta.
Atta mengakui, meski DPR RI sudah mengklaim membatalkan sidang pengesahan RUU Pilkada, para mahasiswa merasa tetap perlu menggelar aksi.
Aksi ini dilakukan untuk mengwal putusan MK No 60/PUU-XXII/2024 segera masuk dan jadi pedoman dalam pembuatan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU).
“Karena meskipun kita melihat bahwasannya wakil ketua DPR RI memastikan RUU Pilkada ini bata, cuma kalau misalkan itu belum masuk dalam PKPU atau itu belum ada rilis secara resmi, kami sepakat tadi disampaikan juga tetap akan turun aksi,” ucap Atta.
Mahasiswa, buruh dan elemen masyarakat di Jatim masih belum bisa percaya pada DPR. Mereka khawatir legislator akan melakukan manuver kotor diam-diam mengesahkan RUU Pilkada tersebut.
“Kami masih belum percaya, karena biasanya pengesahan itu terjadi di tengah malam,itu yang kita khawatirkan semua. Kita pengin tetap sampai tanggal 27 (Agustus) itu turut mengawal, karena bisa jadi banyak kemungkinan manuver-manuver politik yang akan terjadi,” kata Atta.
Atta memastikan para mahasiswa tak akan tinggal diam bila manuver licik DPR dan pemerintah benar-benar dilakukan. Atta juga berpesan ke seluruh mahasiswa dan kelompok masyarakat sipil di daerah untuk tetap melakukan aksi, sampai putusan MK terealisasi.
“Kita akan terus mengawal, dan ini juga pesan kepada kawan-kawan di tiap daerah. Jangan gembos, ketika besok kawan-kawan baru mengadakan, atau lusa, tidak masalah, karena kita sejatinya sebagai mahasiswa, sebagai pemuda, masyarakat sipil selaku pengawas controling pemerintah harus tetap bersuara,” pungkas Atta.