Demo tolak taksi online, ribuan sopir kepung Balai Kota Bandung
Demo tolak taksi online, ribuan sopir kepung Balai Kota Bandung. Mereka membawa berbagai spanduk berisi penolakan terhadap keberadaan taksi online.
Ribuan sopir taksi konvensional mengepung kantor Balai Kota Bandung tempat Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berdinas. Mereka yang mengatasnamakan Gabungan Pengemudi Taksi Bandung (GPTB) meminta pemerintah kota memberhentikan operasional taksi online.
Aksi demonstrasi itu diawali dengan longmarch. Dimulai dari Jalan Viaduct, Kota Bandung, Rabu (2/11) sekitar pukul 09.00 WIB mereka berjalan kaki dengan mengusung spanduk penolakan keberadaan taksi ilegal.
Spanduk itu bertuliskan 'Tolak Taksi Ilegal', 'Bubarkan Taksi Ilegal Berbasis Online GO Car, Uber, Grab Car', dan 'Pemerintah!! Di mana pihakmu?? Jangan Sampai Hukum Rimba Berlaku'.
Sekitar pukul 10.15 WIB mereka tiba di kantor Ridwan Kamil. Diperkirakan ada sekitar 1.000 pendemo yang terjun ke lapangan untuk menyampaikan aspirasi. Aksi massa itu membuat kawasan Jalan Merdeka, Jalan Wastukencana macet.
Saat tiba di dekat Balai Kota Bandung, massa bernyanyi Halo-halo Bandung. Selain itu, mereka juga berkali-kali berteriak 'Hidup Ridwan Kamil' sebagai bentuk sindiran atas pembiaran taksi online.
"Bubarkan operasi taksi online berpelat hitam, mereka jelas ilegal beroperasi," ujar salah satu orator di sela aksinya, di Jalan Merdeka, Bandung.
Ketua GPTB Tedy Nugraha menyatakan, aksi turun ke jalan dilakukan lantaran para pengemudi taksi konvensional di Kota Bandung sudah habis kesabaran dengan keberadaan taksi online. Menurutnya pada September 2015 lalu Ridwan Kamil sudah menyatakan bahwa taksi online dilarang beroperasi.
"Wali Kota sudah keluarkan statement grab dan uber tidak diizinkan beroperasi di Bandung, kami tunggu sudah enam bulan, kami terus bertahan. Tapi puncaknya sekarang kami terus ditekan kenyataan seperti itu," ungkapnya.
Pihaknya meminta pemerintah memperhatikan pekerja taksi konvensional yang sudah lama beroperasi dan jelas secara perizinannya. "Tolong diperhatikan kami masyarakat kecil, kami sudah mengikuti koridor," ujarnya.
Pantauan merdeka.com, aksi tersebut mendapatkan pengawalan ratusan kepolisian. Aksi mereka menghambat arus lalu lintas di kawasan tersebut.