Derita Rusmina, pejuang kemerdekaan yang kini tinggal di panti jompo
Rusmina mengaku sejak umur 19 tahun menjadi pejuang. Dia nekat meninggalkan orangtua dan bergabung jadi tentara.
Kemerdekaan Indonesia sudah menginjak 70 tahun. Namun, kemerdekaan itu tak semua warga bisa menikmatinya. Tak hanya rakyat yang hidup setelah kemerdekaan, orang-orang yang berani dan mempertaruhkan nyawa demi mengusir penjajah juga tak menikmati kemerdekaan itu.
Dia adalah Rusmina, wanita renta berusia 99 tahun. Tak banyak orang mengenal wanita tua yang bungkuk itu. Sekilas jika melihatnya, dia hanya wanita dengan seluruh kulitnya keriput termakan usia. Bahkan, ada saja orang mengenalnya nenek-nenek yang seharusnya sudah dikubur dalam tanah.
-
Apa yang membuat kisah ini menjadi inspiratif? Kisah anak sopir berhasil lolos seleksi anggota Polri ini sontak mencuri perhatian publik.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Siapa yang menginspirasi dengan kisahnya? Perempuan 22 tahun itu baru saja mengikuti program Singapore-Indonesia Youth Leaders Exhange Program (SIYLEP). Dia didapuk menjadi Duta Pemuda Indonesia 2023 dan mewakili Provinsi Banten di Program Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) yang diselenggarakan oleh Kemenpora RI. Kisahnya turut menginspirasi. Banten provinsi wisata dan budaya Disampaikan Sheila, dirinya bersama 34 perwakilan dari berbagai daerah di Indonesia lainnya bertandang ke Singapura selama lima hari.SIEYLAP sendiri mengusung tema pariwisata yang dikenalkan secara maksimal oleh dirinya. "Sekaligus memperkenalkan tentang Banten dan mengenalkan potensi wisata Banten kepada delegasi Singapura.
-
Siapa yang memberikan inspirasi untuk menerapkan Pancasila? Teruskan cita-cita luhur pendiri bangsa, jangan sampai Pancasila hanya menjadi legenda semata.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan KH Zainal Mustafa diangkat sebagai Pahlawan Nasional? Pada 6 November 1972, KH Zainal Mustafa diangkat sebagai Pahlawan Pergerakan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 064/TK/Tahun 1972.
Namun, siapa sangka dia adalah salah satu dari puluhan ribu pejuang yang turut terjun ke medan perang melawan penjajah. Tak diduga, Rusmina yang keriput itu tak terhitung lagi memegang bambu runcing membunuh lawan dalam pertempuran, bahkan di barisan terdepan. Entah berapa tentara Belanda dan Jepang yang tewas di tangannya.
Ternyata, perjuangan dan pengorbanan wanita kelahiran Cirebon 22 Agustus 1916 itu seakan tak berarti seusai proklamasi. Jangan kan diberi penghargaan dan perhatian lebih dari negara sebagai veteran, Rusmina hanya hidup di panti jompo, sama dengan wanita-wanita renta lainnya.
Dengan kaki gontai dengan terbungkuk, Rusmina berusaha menghampiri merdeka.com saat menyambanginya di Panti Jompo Tresna Werdha Teratai Palembang, tempat dia tinggal sekarang. Wajahnya terlihat sumringah saat berjabat tangan dan langsung mempersilakan duduk di ruang tamu panti.
Meski usainya nyaris seabad, pendengaran dan penglihatan Rusmina masih tajam. Bahkan ingatan selama masih muda dan menjadi pejuang juga masih dalam. Dengan santai, Rusmina menuturkan kisah hidupnya.
Rusmina mengaku sejak umur 19 tahun menjadi pejuang. Dia nekat meninggalkan orangtua dan keluarganya di Cirebon untuk melamar menjadi tentara. Beruntung, dia mampu meyakinkan banyak orang sehingga terpilih.
"Orang bilang perempuan itu di rumah saja, ngapain ikut perang. Nyusahin aja nanti," ujar Rusmina kepada merdeka.com, Kamis (13/8).
Begitu resmi menjadi tentara, Rusmina dikirim ke beberapa daerah di Pulau Jawa untuk mengusir Belanda. Senjata yang dia gunakan hanya sepotong bambu runcing. Kemudian, Rusmina diberangkatkan ke Palembang untuk turun ke medan perang yang terkenal dengan perang lima hari lima malam tahun 1947.
Dalam perang ini, nyawanya nyaris hilang setelah tertembak senjata Benda. Beruntung, peluru datang dari samping dan hanya mengenai payudaranya sebelah kiri. Lantaran lukanya membahayakan, tim kesehatan memutuskan payudara Rusmina harus dioperasi. Belum sembuh betul, Rusmina kembali memanggul bambu runcing.
"Waktu itu semangat saya berkobar, kalau lihat Belanda atau Jepang langsung emosi, biar tak bunuh saja," ungkapnya.
Singkat cerita, Rusmina mengatakan, semenjak ditinggal suami dan anaknya semata wayangnya tahun 1962, dia harus menelan kehidupan pahit. Semua harta benda yang dimilikinya, mulai dari penghargaan dari Presiden Soekarno, surat-surat penting hingga barang berharga miliknya, dicuri orang di kereta api dalam perjalanan dari Cirebon ke Palembang.
"Sampai ke stasiun sini, tas saya hilang dicuri orang. Semuanya habis, tinggal baju di badan," tuturnya.
"Saya tidak ingin dihargai sebagai pejuang, tapi saya minta jangan rusak pengorbanan kami sebelum Indonesia merdeka," tutupnya.
(mdk/hhw)