Di Bekasi ada kampung dijuluki kampung kusta
Di Bekasi ada kampung dijuluki kampung kusta. Alasannya, di wilayah itu banyak warganya menderita penyakit kusta. Alasannya, di wilayah itu banyak warganya menderita penyakit kusta. Ada sekitar 20-an orang di sana menderita penyakit kusta. Jumlah penderita kusta di wilayah setempat mencapai 124 kasus.
Sebuah gang kecil di bilangan Jatibening, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat dijuluki kampung kusta. Alasannya, di wilayah itu banyak warganya menderita penyakit kusta.
"Ada sekitar 20-an orang di sana menderita penyakit kusta," kata Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jatibening, dr. Zulkifly Sanusi, Rabu (13/9).
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa itu Bekasem? Bekasem terus dilestarikan selama bertahun-tahun, dan menjadi salah satu sajian menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW di Cirebon. Keraton di wilayah Cirebon, Jawa Barat, memiliki tradisi mengolah makanan secara tradisional yang hasilnya biasa disebut bekasem. Ini adalah olahan ikan yang diawetkan menggunakan media gentong.
Menurut dia, jumlah tersebut terbilang banyak dibanding dengan kawasan lain dengan luasan wilayah yang sama. Apalagi, penderitanya setiap tahun di sana bertambah.
"Penyebarannya karena kontak fisik dengan penderita, sehingga menular," kata dia.
Meski berdampak pada kematian, namun dia mengimbau warga tidak risau. Soalnya peredaran bakteri itu bisa dicegah bila masyarakat menjaga lingkungan rumahnya.
"Bagi penderita yang tengah menjalani pengobatan, tidak akan menularkan penyakit itu, karena telah diberi obat," ujarnya.
Zulkifly menjelaskan, tanda-tanda seseorang menderita kusta adalah memiliki bercak merah di permukaan kulit dan kulit mengalami mati rasa. Oleh karena itu, jika mengalami tanda-tanda tersebut agar segera berobat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Sukrawati mencatat jumlah penderita kusta di wilayah setempat mencapai 124 kasus. Paling banyak berada di Jatibening.
"Jumlah itu menurun dibanding dengan tahun sebelumnya mencapai 175 kasus," katanya.
Kusta dibagi tiga jenis. Pertama kusta basah (multi basiler) berjumlah 100 kasus. Kedua, kusta kering mencapai 20 kasus (pause basiler). Ketiga, penemuan kasus baru kusta sebesar 4 kasus (new case detection rate).
"Kami terus melakukan sosialisasi agar masyarakat tidak sampai terjangkit penyakit tersebut, paling utama ialah menjaga kebersihan," ujarnya.
(mdk/noe)