Di Depan Para Santri, Menko PMK Beri Kiat Sukses Jadi Pemimpin Masa Depan
Muhajir yakin para santri sudah memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik. Namun hal tersebut tak cukup untuk bisa menjadi pemimpin di masa depan.
Muhajir yakin para santri sudah memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik. Namun hal tersebut tak cukup untuk bisa menjadi pemimpin di masa depan
Di Depan Para Santri, Menko PMK Beri Kiat Sukses Jadi Pemimpin Masa Depan
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjelaskan, ada empat yang harus dimiliki oleh para santri.
Yaitu, sehat, cerdas, kuat, dan berakhlakul kharimah.
Muhajir yakin para santri sudah memiliki budi pekerti dan akhlak yang baik. Namun hal tersebut tak cukup untuk bisa menjadi pemimpin di masa depan.
- 5 Santri Terseret Arus Pantai Lowita Pinrang, 3 Meninggal Dunia
- Mahfud MD ke Santri Ponpes Al-Falah Jember: Siapkan Dirimu jadi Pemimpin yang Merah Putih
- Pemimpin Ponpes di Semarang Diduga Lecehkan Santriwati, Kemenag Temukan Fakta Ini
- Buktikan Santri Bisa Jadi Seniman Lukis, Ini Sosok Muhid Ruslan Pemuda Asal Tangerang
"Saya yakin para santri di sini memiliki budi pekerti yang baik dan berakhlakul karimah, tetapi itu saja tidak cukup untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan pada tahun 2045, para santri juga harus sehat, cerdas, dan kuat," ucap Muhadjir saat memberikan sambutan pada acara Pidato Kebangsaan dan Do'a Bersama Untuk Negeri di Stable Berkuda Sekayu, Musi Banyuasin, Rabu (8/11).
Muhadjir menyebut, sehat di sini adalah pondok-pondok pesantren harus mengutamakan kesehatan para santrinya.
Mulai dari cara hidup hingga kondisi lingkungan dimana nantinya dapat tumbuh menjadi generasi yang unggul dan berdaya saing.
"Yang kedua cerdas, kita tidak mungkin akan menghasilkan SDM unggul tanpa kecerdasan yang tinggi, pesantren diharapkan dapat membentuk para santrinya menjadi anak-anak yang cerdas," tutur Muhadjir.
Muhadjir juga meminta kepada seluruh ustaz dan ustazah untuk menyeimbangkan pengetahuan serta pengalaman para peserta didik di pondok pesantren antara ilmu duniawi dan akhirat.
"Kita harus seimbang antara jiwa kebangsaan dengan jiwa keislaman, Insya Allah jika keduanya dimiliki secara imbang maka nantinya dapat menjadi dokter yang shalih dan shalihah, insinyur yang shalih dan shalihah," jelas Muhadjir.
Hadir pula, Ketua Dewan Pimpinan Daerah Forum Pesantren Sumatera Selatan (DPD Forpess), KH. Nur Muhammad Hidayat beserta jajarannya.