Di hadapan santri, Menteri Imam Nahrawi baca kitab kuning
"Sudah lama saya tidak baca kitab kuning, Alhamdulillah masih bisa meski tidak sempurna," ujar Imam.
Menteri Pemuda dan Olahraga RI Imam Nahrawi unjuk kebolehan membaca Kitab Kuning Ihya Ulumuddin, karya Imam Al-Ghazali di hadapan ribuan santri Pondok Pesantren Al Fadlu Kendal Jawa Tengah. Imam membaca Bab Kitabut Taallum, halaman 9 tentang Ilmu dan Keutamaan Menuntut Ilmu.
Imam yang dikenal sebagai lulusan Pesantren Syaikhona Cholil Bangkalan mengaku sudah lama tidak membaca kitab kuning. Namun, Imam nampak lancar membaca satu maqro. Peserta Musabaqah Kitab Kuning pun sontak bertepuk tangan meriah mendengarnya.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kapan Pondok Pesantren Langitan didirikan? Jauh sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tahun 1852, Kiai Muhammad Nur mendirikan pondok pesantren di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban.
-
Bagaimana Pondok Pesantren Al Hamdaniyah Siwalanpanji mempersiapkan para santrinya? Mereka juga dibekali kemampuan bahasa Arab dan Inggris melalui keberadaan Balai Latihan Kerja (BLK) Bahasa yang berada di lingkungan ponpes.
-
Apa yang dilakukan pengasuh pondok pesantren terhadap para santriwati? Dari enam santriwati yang dicabuli, beberapa di antaranya bahkan diminta untuk melayani kebutuhan biologisnya. Pencabulan itu diketahui sudah dilakukan oleh terduga pelaku sejak dua tahun terakhir. Terakhir kali, terduga pelaku mencabuli salah satu santrinya pada 17 Agustus 2023.
-
Kapan Kiai Ageung mendirikan pesantren di Purwakarta? Mulanya, Kiai Ageung datang ke Purwakarta untuk mengenalkan Agama Islam pada 1586.
-
Siapa pendiri Pondok Pesantren Musthafawiyah? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
"Sudah lama saya tidak baca kitab kuning, Alhamdulillah masih bisa meski tidak sempurna," ujar Imam, Sabtu (2/4).
Lebih lanjut, Imam mengatakan bahwa Kitab Ihya Ulumuddin merupakan salah satu kitab pesantren terlengkap karena mengajarkan banyak hal, mulai dari ekonomi, relasi sosial, politik hingga tasawuf, bahkan juga olahraga.
"Di Kitab Ihya kita juga diajarkan untuk menjaga hati agar tetap konsisten dan istiqomah tidak tergoda oleh tipu daya mafia, termasuk mafia bola," terang Imam.
Mulai hari ini, sebanyak 31 pesantren di 20 provinsi Indonesia menggelar Babak Penyisihan Musabaqah Kitab Kuning Ihya Ulumuddin, salah satunya di Ponpes Alfadlu Kendal di bawah pengasuh KH Dimyati Rais. Kegiatan ini diinisiasi oleh badan otonom pemuda Partai Kebangkitan Bangsa, DKN Garda Bangsa.
Melauli Musabaqoh Kitab Kuning ini, Imam berharap tradisi pengetahuan pesantren tetap terjaga dari paham-paham radikal yang bertentangan dengan NKRI dan Ahlussunnah Wal Jamaah. Menurutnya, sebagai ilmu pengetahuan, kitab kuning secara subtansi mengajarkan Islam yang moderat tapi dengan tetap memegang prinsip.
"Jangan sampai kitab kuning yang menjadi khazanah Islam Nusantara ini dicuri dan disalahgunakan oleh kelompok lain, yang seolah-olah peduli ke pesantren tapi praktik politiknya justru menghabisi pesantren," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Imam yang juga didampingi Staf Khusus Bidang Kepemudaan, Zainul Munasichin dan Asisten Deput Bidang IPTEK dan IMTAK, Esa Wijaya, menyerahkan bantuan kegiatan keagamaan kepemudaan kepada para santri puluhan juta rupiah.
(mdk/eko)