Diduga Terjangkit Africa Swine Faver, 878 Babi di Palembang Mati
Diduga terserang penyakit Africa Swine Faver (ASF) atau demam babi Afrika, sebanyak 878 babi di Palembang mati. Kejadian ini baru pertama kali terjadi di kota itu.
Diduga terserang penyakit Africa Swine Faver (ASF) atau demam babi Afrika, sebanyak 878 babi di Palembang mati. Kejadian ini baru pertama kali terjadi di kota itu.
Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sumsel Jafrizal mengungkapkan, babi mati secara bertahap sejak 15 Juni 2020. Terbanyak berada di peternakan babi di Kelurahan Talang Buruk, Palembang.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Siapa yang membagikan bubur Suro di Palembang? Pembuatan bubur itu dilakukan di rumah salah seorang tokoh masyarakat bernama Alm. Ustad Taufiq Hasnuri. Masyarakat begitu antusias mengikuti pembagian bubur tersebut.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Rumpak-rumpakan di Palembang? Tradisi warisan turun-temurun masyarakat Palembang ini dilakukan cara yang unik, yaitu keliling ke rumah-rumah tetangga di sebuah kampung atau Sanjo sambil diiringi dengan alunan musik rebana dan nyanyian selawat.
"Benar, sampai sekarang ada 878 ekor babi yang mati, dugaan sementara karena terserang demam babi Afrika," ungkap Jafrizal, Jumat (3/7).
Saat ini, kata, sampel kotoran babi tengah diteliti Balai Veteriner Lampung untuk memastikan penyakitnya. Tim juga sedang menyelidiki asal anakan babi yang dibeli peternak.
"Dikabarkan pernah terjadi di Sumatera Utara, Batam, Lampung sama Bali, untuk Sumsel baru pertama kali. Kami masih telusuri dari mana anakan babi dibeli, kemungkinan dari Lampung dan Medan," ujarnya.
Dia menjelaskan, demam babi Afrika tidak menular ke manusia. Hanya saja pihaknya menyarankan peternak segera menguburkan babi yang mati agar tidak menularkan ke babi lainnya.
"Flu babi baru berbahaya karena menularkan ke manusia," kata dia.
Kepala Dinas Pertanian Pangan Palembang Sayuti mengatakan, pihaknya mengambil sampel daging babi di pasaran. Hal itu untuk mencegah beredarnya babi yang terkena penyakit itu dan dikonsumsi masyarakat.
"Sampelnya masih diperiksa dan mudah-mudahan segera diketahui hasilnya," pungkasnya.
Baca juga:
Waspada Flu Babi, Kementan Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan
Kemenkes Lakukan Surveilans Waspadai Kemungkinan Flu Babi pada Manusia
Kementan: Penyakit Babi di Indonesia Adalah ASF, Bukan Flu Babi
Flu Babi G4 Muncul di China dan Berpotensi Jadi Pandemi Baru, Ini 3 Faktanya
Ilmuwan China Temukan Virus Flu Tipe Baru Berasal dari Babi Berpotensi Jadi Pandemi
CEK FAKTA: Disinformasi Virus Flu Babi Lebih Ganas Ketimbang Covid-19