Diduga TPPO, Rumah Penampungan Calon Pekerja Migran Indonesia Digerebek Polisi
Rumah penampungan calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di Kabupaten Lumajang digerebek.
Rumah penampungan calon pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal di Kabupaten Lumajang digerebek. Polisi mengamankan terduga pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) berinisial YA (43), warga Desa Klanting, Kecamatan Sukodono.
Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa dokumen identitas seperti Visa dan Paspor para korban TPPO dari lokasi di Desa Karangsari, Kecamatan Sukodono.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Apa yang menjadi aktivitas yang dilakukan warga di Bendungan Pleret yang kini viral? Bendungan Pleret Semarang belakangan mencuri perhatian warga sekitar. Kini lokasi di sekitar pintu air bendungan itu digunakan oleh warga sekitar khususnya pemuda setempat untuk kegiatan “seluncuran”. Mereka berseluncur melalui permukaan bendungan yang landai dan licin.
-
Kapan video orangutan kurus itu viral? Viral video 28 detik memperlihatkan dua Orangutan induk dan anaknya dalam keadaan kurus beredar sejak Rabu 20 September 2023 di grup WhatsApp maupun media sosial.
-
Apa yang viral di Ponorogo? Viral Trotoar di Ponorogo Ini Ternyata Nisan Makam Tokoh Penting Belanda, Ini Sosoknya Kematiannya pun sempat jadi bahan pemberitaan di masanya. Namun sayang jirat makamnya justru jadi trotoar di Ponorogo Jalan Batoro Katong di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, mendadak viral.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
Kapolres Lumajang, AKBP Boy Jeckson Situmorang mengatakan, modus terduga pelaku yakni bekerja sama dengan 13 Pekerja Lapangan (PL) untuk mencari calon pekerja migran sejak 2017.
Sepanjang periode tersebut, para PL yang sudah diketahui data dirinya dan beralamat di Lumajang, Jember, Lampung, dan Banyuwangi tersebut berhasil merekrut 303 orang CPMI.
Setelah mendapat calon PMI, para calon pekerja ini dimintai sejumlah uang untuk biaya mengurus izin pemberangkatan. Nominalnya bervariatif berkisar Rp30-35 juta.
"Para CPMI ini menyetorkan uang hingga puluhan juta rupiah kepada terlapor dengan harapan dikirim bekerja ke Australia, Jepang, dan Malaysia. Sebagian besar uang ini dikirimkan oleh terlapor kepada operator di Jakarta untuk pembelian tiket, pembayaran hotel, dan lain-lain," kata Boy pada Minggu (11/6).
Dikirim ke Malaysia, Singapura, Vietnam
Namun, sesampai di negara-negara yang dijanjikan, para calon PMI tersebut mendapati berbagai masalah terkait izin tinggal dan tujuan di negara tersebut hingga akhirnya dipulangkan ke Indonesia.
"Untuk membuat calon pekerja migran percaya akan diberangkatkan ke luar negeri, mereka dibuatkan paspor dan visa wisata untuk selanjutnya dikirim ke Singapura, Malaysia, dan Vietnam, namun selanjutnya kembali ke Indonesia dengan berbagai alasan," jelasnya.
Keberangkatan ke negara-negara tersebut hanya digunakan sebagai cara meyakinkan PMI. Andaikata berhasil sampai di negara tujuan, yang dijanjikan akan ada orang yang bertugas mencarikan pekerjaan. Dengan harapan sang majikan nantinya mengurus izin kerja buat mereka. Tetapi sampai di sana dipulangkan oleh imigrasi karena tidak memiliki atau mengetahui alamat tujuan,.
Selain mengamankan terduga pelaku, polisi mengamankan 8 calon PMI yang menjadi korban TPPO oleh YA. Para calon PMI yang berasal dari kota yakni Lampung, Jember dan Banyuwangi tersebut kini tengah dimintai keterangan untuk kepentingan penyelidikan. Nantinya para calon PMI tersebut akan dipulangkan ke kota domisili masing-masing.
(mdk/noe)